Cuma dengan Cara Sederhana, Gus Dur Bisa Bikin Maling Lari Tunggang Langgang Ketakutan
Tingkah kocak Gus Dur dan sahabatnya membuat malilng lari tunggang langgang.
Berbicara mengenai sosok Presiden ke-4 Republik Indonesia, KH. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, memang tiada habisnya. Ada satu hal yang mencolok dari Ketua PBNU yang menjabat antara 1984 hingga 1999 ini, yaitu sifat humoris dan menghiburnya. Celotehannya sering kali membuat banyak orang tidak bisa menahan tawa. Walaupun seorang ulama, Gus Dur dikenal luas karena kelucuan-kelucuannya, sehingga banyak orang membandingkannya dengan sosok ulama terkenal yang juga terkenal konyol, yaitu Abu Nawas.
Kali ini, kita akan membahas cerita lucu tentang Gus Dur dan temannya yang membuat maling melarikan diri dengan ketakutan, sebagaimana yang diambil dari tayangan YouTube Short @ceritaislam836, pada Selasa (1/10).
Pencuri Melarikan Diri
Pada suatu malam, Abah Afandi menceritakan pengalamannya saat diajak Gus Dur untuk menikmati secangkir kopi di sebuah warung di luar Pondok Pesantren Tambak Beras. Setelah selesai minum kopi, mereka kembali ke pondok sekitar pukul 01.00 dini hari.
Setibanya di area pondok, Abah Afandi melihat sesuatu yang mencurigakan dan segera memberitahu Gus Dur.
"Gus, ada dua orang di sana, sepertinya mereka ingin mencuri dan mencoba memanjat pagar pondok, sebaiknya Anda kejar," kata Abah Afandi.
"Kenapa tidak Anda saja yang mengejar?" jawab Gus Dur dengan tenang.
Keduanya saling mendorong satu sama lain untuk mengejar pencuri tersebut, dan hal ini berlangsung berulang kali dengan suara yang semakin keras. Akibatnya, suara mereka menarik perhatian pencuri yang akhirnya melarikan diri karena merasa terpergok.
"Nah, ternyata mudah kan cara mengusir pencuri tanpa harus berlari mengejarnya? Lebih baik kita berteriak dengan keras, dan pencuri itu pun kabur tanpa kita kehabisan tenaga untuk berteriak," jelas Gus Dur.
Gus Dur dan Signifikansi Humor
Gus Dur mengungkapkan politik dengan cara yang humoris dan memahami humor dalam konteks politik. Ia tampak tidak mempermasalahkan batas antara sebab dan akibat.
Rocky Gerung mengutip Bertold Brecht yang mengatakan, "Sengsara hidup di negara tanpa humor, tetapi lebih menyedihkan lagi adalah hidup di negara yang sangat membutuhkannya."
Di sisi lain, bangsa-bangsa yang memiliki peradaban tinggi umumnya dikenal dengan humor yang berkualitas. Misalnya, Persia memiliki sosok Abu Nawas (756-814), seorang penyair yang bijak dan lucu. Turki terkenal dengan Nasrudin Hodja, seorang sufi satirikal dari abad ke-13.
Inggris melahirkan Charlie Chaplin (1889-1977), sementara Rusia dan negara-negara Eropa Timur menghasilkan cerita-cerita humor yang penuh makna. Tak bisa dipungkiri, humor memegang peranan penting dalam kebudayaan dan peradaban suatu bangsa.
Lantas, bagaimana dengan Indonesia? Siapa tokoh humor kita? Abdurrahman Wahid, atau lebih dikenal sebagai Gus Dur, adalah sosok yang unik dan penuh kontroversi.
Humor yang ia tampilkan sering kali memicu tawa, sementara ide-ide yang ia lontarkan sering mengejutkan dan menimbulkan diskusi. Namun, semua itu justru semakin memperkuat citra kecerdasannya, wawasan luas, dan visinya yang jauh ke depan.
Gus Dur bagaikan meteor dalam komunitas Nahdliyin yang sulit dicari tandingannya. Pria yang lahir di Denanyar, Jombang ini menguasai pemikiran Islam dan juga akrab dengan pemikiran Barat. Ia fasih berbahasa Arab, Inggris, dan Perancis. Selain mahir membaca kitab kuning, ia juga dekat dengan ilmu sosial, sastra, musik, dan sepakbola. Masa remajanya dipenuhi oleh tiga hal: kecintaan pada sepakbola, ketertarikan pada buku, dan kegemaran terhadap musik.
Tontonlah Video Unggulan Ini:
Berikut adalah versi yang berbeda dari kalimat tersebut tanpa mengubah konteks: