Jika PDIP usung Djarot di Sumut, incumbent dinilai bakal diuntungkan
PDIP berencana mengusung mantan Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat maju dalam Pilkada Sumatera Utara (Sumut). Kendati bukan orang Sumut, jika mantan Wali Kota Blitar itu jadi dicalonkan, konstelasi dan dinamika politik di Sumut dinilai akan semakin menarik.
PDIP berencana mengusung mantan Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat maju dalam Pilkada Sumatera Utara (Sumut). Kendati bukan orang Sumut, jika mantan Wali Kota Blitar itu jadi dicalonkan, konstelasi dan dinamika politik di Sumut dinilai akan semakin menarik.
Kehadiran Djarot dinilai akan dapat memecah suara kandidat lainnya. Demikian disampaikan pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Pangi Chaniago dalam diskusi di Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (2/1).
-
Siapa saja yang dibebani dengan pajak di Sumut? Pajak adalah pembayaran wajib yang harus dibayarkan oleh individu atau badan usaha kepada pemerintah sesuai dengan undang-undang.
-
Kapan Prabowo tiba di Sumatera Barat? Calon Presiden (Capres) nomor urut 2 Prabowo Subianto tiba di Bandara Internasional Minangkabau (BIM) Padang Pariaman pada Sabtu (9/12) pagi.
-
Apa yang diresmikan oleh Prabowo Subianto di Sukabumi? Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto meresmikan lima titik sumber air di Sukabumi, Jawa Barat, Sabtu (30/12/2023).
-
Kapan Suku Rejang tiba di pesisir barat Sumatera? Mereka diduga berlayar melintasi lautan dan menepi di pesisir barat Sumatera pada abad ke-2.
-
Kapan Prabowo Subianto menghadiri Upacara HUT Polri? Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto hadir dalam upacara HUT Polri ke-78, Senin kemarin.
-
Siapa Rajif Sutirto? Rajif Sutirto dikenal luas sebagai Ketua Umum Relawan Konco Prabowo. Ia juga tergabung dalam partai milik Prabowo, yaitu Gerindra.
"Di Medan itu sekarang ada dua poros yang sudah muncul. Poros yang muncul di Medan itu pertama Tengku, incumbent. Jangan lupa Nasdem pengusung utama, itu poros pertama. Poros kedua jenderal (Edi Rahmayadi). Jenderal ini enggak sembarangan. Dia Pangkostrad dan ketum PSSI juga," jelasnya.
Jika PDIP jadi mengusung Djarot, maka akan muncul poros ketiga. Munculnya poros ketiga ini disampaikan Pangi justru akan menguntungkan calon petahana, Tengku Erry Nuradi.
"Kalau tiga poros tentu akan menguntungkan bagi incumbent karena ada tiga pola, enggak head to head, enggak antitesis," kata dia.
Menurutnya bisa saja ada dua poros jika Nasdem memilih berkoalisi dengan PDIP. Mengingat antara PDIP dan Nasdem telah ada chemistry satu sama lain. Tapi akan jauh lebih menarik jika ada tiga poros yang berkompetisi.
"Tetapi nanti kalau poros ketiga muncul dan di luar dugaan kita Djarot maju, nah ini lebih menarik. Jadi potensi Tengku itu memang lebih besar karean suara terpecah," jelasnya.
Kontestasi akan semakin menarik jika misalnya Djarot mengambil pasangan wagub dari kalangan berlatar belakang militer. Sehingga suara akan terpecah.
"Apalagi misalnya Djarot cagubnya dan wakilnya dia ambil untuk memecah suaranya Jenderal Edi Rahmayadi, nanti PDIP pasang wakil dari jenderal untuk memecah suara Edi Rahmayadi," pungkasnya.
Baca juga:
Mayjen Doni Monardo dinilai cocok gantikan Edy Rahmayadi jadi Pangkostrad
Sekjen PDIP sebut tokoh masyarakat dukung Djarot maju Pilgub Sumut 2018
Tengku Erry tegaskan masih didukung Golkar di Pilgub Sumut
Golkar putar haluan di Pilgub Sumut, NasDem menunggu
Pengamat sebut ada tangan kuat di balik rencana Golkar dukung Pangkostrad