'Jokowi-Maruf Amin melekat jujur dan merakyat, Prabowo-Sandi disukai generasi muda'
Hasil Pilpres 2019 diyakini tidak jauh berbeda dengan pilpres 2014. Psikologi publik sudah terbelah antara Jokowi atau Prabowo.
Hasil survei Alvara Research menempatkan pasangan bakal calon presiden dan wakil presiden, Jokowi-Ma'ruf Amin masih unggul dari rivalnya yakni Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. CEO Alvara Research Center Hasanuddin Ali hasil survei terbarunya ini tidak lepas dari kuatnya citra calon presiden masing-masing pasangan. Elektabilitas Jokowi memang lebih unggul daripada Prabowo.
Elektabilitas Jokowi pada bulan Februari mencapai 52,0 persen, Mei menjadi 52,3 persen, Juli naik 52,6 persen. Kini setelah pendaftaran capres-cawapres, elektabilitas Jokowi mencapai 53,7 persen. Sedangkan elektabilitas Prabowo di bulan Februari sebesar 33,2 persen, Mei menjadi 33,6 persen, Juli naik menjadi 35,4 persen, dan pada Agustus mencapai 36,8 persen.
-
Siapa yang menjadi Presiden dan Wakil Presiden di Pilpres 2019? Berdasarkan rekapitulasi KPU, hasil Pilpres 2019 menunjukkan bahwa pasangan calon 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, meraih 85.607.362 suara atau 55,50%, sementara pasangan calon 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, meraih 68.650.239 suara atau 44,50%.
-
Bagaimana tanggapan Prabowo atas Jokowi yang memenangkan Pilpres 2014 dan 2019? Prabowo memuji Jokowi sebagai orang yang dua kali mengalahkan dirinya di Pilpres 2014 dan 2019. Ia mengaku tidak masalah karena menghormati siapapun yang menerima mandat rakyat.
-
Siapa saja yang ikut dalam Pilpres 2019? Peserta Pilpres 2019 adalah Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
-
Apa yang dibicarakan Prabowo dan Jokowi? Saat itu, mereka berdua membahas tentang masa depan bangsa demi mewujudkan Indonesia emas pada tahun 2045.
-
Dimana Prabowo Subianto kalah dalam Pilpres 2019? Namun sayang, Ia kalah dari pasangan Jokowi-Ma'aruf Amin.
-
Kapan Prabowo bertemu Jokowi? Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana kepresidenan, Jakarta, Senin (8/7) siang.
"Memang bukan karena faktor kinerja atau apa, tapi karena psikologi publik yang sudah terbelah, Jokowi atau Prabowo," kata Hasanudin di Jakarta Pusat, Minggu (26/8).
Hasanuddin mengatakan faktor pertimbangan mayoritas publik dalam memilih pasangan capres-cawapres antara lain jujur, dekat dengan rakyat atau merakyat. Hal ini, kata dia, melekat pada pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin.
"Namun di sisi Lain Pasangan Prabowo Subianto – Sandiaga Uno diuntungkan oleh citra disukai generasi muda yang lebih melekat pada Sandiaga Uno," ucapnya.
Dia meyakini pilpres 2019 tidak jauh berbeda dengan pilpres 2014. "Jadi sebenarnya pilpres tidak bisa kita analisis yang rumit-rumit. Karena posisinya mengulang Pilpres 2014, dan kalau kita lihat pasangan ini punya pendukung fanatik masing-masing. Jadi kira-kira kalau kita lihat hasilnya tidak akan jauh dari situ terus sampai pilpres 2019," tutur Hasanuddin.
Reporter: Lizsha Egeham
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Prabowo-Sandiaga manfaatkan isu ekonomi yang jadi titik lemah Jokowi-Ma'ruf Amin
Ini hasil survei Jokowi vs Prabowo berdasar wilayah, usia dan agama
Survei Alvara: Sandiaga Uno lebih populer dibanding Ma'ruf Amin
Survei Alvara: Sandiaga unggul di pemilih muda, Ma'ruf Amin di kalangan dewasa & tua
Andi Arief harus bertanggung jawab soal isu mahar politik Sandiaga Uno
Bukan nama Gatot, kubu Jokowi bahas Najwa Shihab dan Erick Tohir jadi ketua timses