Jokowi-Prabowo sudah, kapan Mega-SBY damai?
"Hari ini saya kedatangan tamu terhormat, saudara Joko Widodo, yang Insya Allah akan segera dilantik," kata Prabowo.
Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto bertemu untuk pertama kalinya pasca-bertarung dalam Pemilihan Presiden 2014. Pertemuan tersebut terjadi di kediaman keluarga Prabowo, Jalan Kertanegara Nomor 4, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (17/10)
Dalam pertemuan ini, untuk pertama kalinya di hadapan publik, Prabowo mengucapkan selamat kepada Jokowi yang akan segera dilantik menjadi Presiden Republik Indonesia ketujuh.
"Hari ini saya kedatangan tamu terhormat, saudara Joko Widodo, yang Insya Allah akan segera dilantik sebagai presiden Republik Indonesia. Saya kira dalam pertemuan yang penuh persahabatan ini, saya ucapkan selamat atas dilantiknya beliau sebagai presiden pada 20 Oktober mendatang," kata Prabowo.
Ucapan selamat dari Prabowo tersebut, mencairkan suasana antara keduanya yang sempat memanas karena berduel di pilpres, ditambah pula dengan pertarungan antar partai politik yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Hebat (KIH) dan Koalisi Merah Putih (KMP) yang mengusung keduanya dalam perebutan kekuasaan di parlemen.
Pertemuan ini diharapkan menjadi teladan politik yang baik untuk mendinginkan suhu panas sebuah persaingan dalam dunia politik, termasuk panasnya persaingan pemilihan presiden pada 2004. Di mana kala itu Megawati Soekarnoputri tidak terima dengan keputusan Susilo Bambang Yudhoyono yang maju menjadi calon presiden, padahal kala itu Megawati berharap kembali menjadi presiden karena dinilai tidak memiliki saingan yang berat sebelum mengetahui SBY akan maju menjadi Capres. Hal ini yang menjadi pemantik penyebab renggangnya hubungan keduanya hingga sekarang.
Pengamat politik Arya Fernandes mengatakan bahwa SBY dalam 10 tahun terakhir telah memberikan ruang terbuka untuk bertemu dengan Megawati, tetapi sikap Megawati yang belum menunjukkan sikap menerima menjadi penghalang keduanya untuk "berdamai".
"Seharusnya pertemuan Prabowo dan Jokowi bisa menjadi teladan politik dan introspeksi untuk publik, termasuk dengan SBY dan Megawati yang sudah 10 tahun lebih belum menunjukkan sikap untuk berdamai. SBY dalam 10 tahun terakhir sudah menunjukkan sikap terbuka agar bisa bertemu dengan Megawati, seperti contoh beberapa waktu lalu, ia mengutus Hatta Rajasa sebagai mediator pertemuan dengan Mega, namun sampai sekarang pertemuan tersebut tidak terjadi," ujar Arya saat dihubungi merdeka.com via telepon.
Arya menambahkan faktor belum terjadinya pertemuan antara SBY dan Mega adalah faktor psikologis Mega yang tidak terima SBY mencalonkan diri menjadi Presiden pada Pilpres 2004, saat itu Megawati percaya diri akan terpilih kembali menjadi Presiden apabila SBY tidak mencalonkan diri menjadi Capres.
Akademisi Ilmu Politik Universitas Paramadina itu juga meragukan apabila keduanya bertemu, pertemuan tersebut dapat berpengaruh terhadap partai keduanya, yaitu PDI Perjuangan dan Partai Demokrat dalam pembicaraan koalisi kedua partai.
"Walaupun nanti bertemu, pertemuan tersebut tidak akan berpengaruh terhadap dukung mendukung antara PDIP dan Demokrat, selain waktu pelantikan yang sudah dekat, susunan kabinet pasti sudah masuk dan tidak mungkin dapat berubah dengan cepat. Demokrat juga sudah memiliki deal dengan Koalisi Merah Putih dalam pemilihan pimpinan parlemen. Sulit apabila keduanya berdamai akan menjurus untuk koalisi dan membagi jatah menteri" ujar Arya.
Arya menyarankan untuk mempertemukan keduanya harus memiliki sosok mediator yang berpengalaman, berpengaruh dan dihormati keduanya walaupun sulit ditemukannya sosok mediator tersebut.
"Harus ada sosok mediator yang memiliki pengaruh besar dan dihormati keduanya, namun susah untuk menemukan sosok tersebut. Pertemuan keduanya juga harus dilangsungkan di tempat yang netral," terang Arya.
Baca juga:
ANRI akan bangun gedung arsip presiden di bekas bangunan Belanda
Jadi presiden, Jokowi diminta contoh SBY bukukan kinerjanya
SBY serahkan ribuan dokumen rahasia negara ke ANRI
Sambut SBY, Brigjend Sumarjo meninggal saat main seruling
SBY bikin LPJ agar mudah diingat bangsa Indonesia
Ketua MPR sampaikan salam Megawati ke Prabowo
Hatta minta Jokowi lanjutkan capaian ekonomi pemerintahan SBY
-
Kapan Prabowo bertemu Jokowi? Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana kepresidenan, Jakarta, Senin (8/7) siang.
-
Apa yang dibicarakan Prabowo dan Jokowi? Saat itu, mereka berdua membahas tentang masa depan bangsa demi mewujudkan Indonesia emas pada tahun 2045.
-
Bagaimana Prabowo bisa menyatu dengan Jokowi? Saat Pilpres 2019 Prabowo merupakan lawan Jokowi, namun setelah Jokowi terpilih menjadi presiden Prabowo pun merapat kedalam kabinet Jokowi.
-
Bagaimana Presiden Jokowi mengenalkan Prabowo Subianto sebagai Presiden Terpilih? Menlu Retno mengatakan bahwa Presiden Jokowi dalam setiap kesempatan dan acara selalu mengenalkan Prabowo Subianto selaku calon presiden terpilih.
-
Bagaimana Prabowo dinilai akan meneruskan pemerintahan Jokowi? Sebagai menteri Presiden Jokowi, Prabowo kerap ikut rapat. Sehingga, Prabowo dinilai tinggal meneruskan pemerintahan Presiden Jokowi-Ma'rufA Amin.
-
Kenapa Prabowo bertemu Jokowi di Istana? Juru Bicara Menteri Pertahanam Dahnil Anzar Simanjuntak menyebut, pertemuan Prabowo dengan Jokowi untuk koordinasi terkait tugas-tugas pemerintahan.