Jokowi: Saya Kurus Tapi Tidak Pernah Takut Apapun
Jokowi tidak takut apapun jika untuk kepentingan Indonesia. Serta kepentingan seluruh rakyat. Dia mencontohkan soal perintah penenggelaman kapal pencuri ikan, dan nasionalisasi tambang.
Calon Presiden nomor urut 01 Joko Widodo atau Jokowi menegaskan bahwa dirinya tidak takut terhadap apapun. Walaupun memiliki tubuh yang kurus, Jokowi menegaskan tidak pernah takut dengan siapapun.
"Orang banyak lihat, saya ini kurus, iya saya ini kurus. Tapi perlu saudara-saudara ketahui, saya tidak pernah takut apapun," kata Jokowi saat menghadiri silaturahmi paguyuban pengusaha muda Jawa Tengah di MG Setos Hotel, Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (2/2).
-
Siapa yang menjadi Presiden dan Wakil Presiden di Pilpres 2019? Berdasarkan rekapitulasi KPU, hasil Pilpres 2019 menunjukkan bahwa pasangan calon 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, meraih 85.607.362 suara atau 55,50%, sementara pasangan calon 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, meraih 68.650.239 suara atau 44,50%.
-
Bagaimana Presiden Jokowi saat ini? Presiden Jokowi fokus bekerja untuk menuntaskan agenda pemerintahan dan pembangunan sampai akhir masa jabaotan 20 Oktober 2024," kata Ari kepada wartawan, Senin (25/3).
-
Bagaimana tanggapan Prabowo atas Jokowi yang memenangkan Pilpres 2014 dan 2019? Prabowo memuji Jokowi sebagai orang yang dua kali mengalahkan dirinya di Pilpres 2014 dan 2019. Ia mengaku tidak masalah karena menghormati siapapun yang menerima mandat rakyat.
-
Dimana Prabowo Subianto kalah dalam Pilpres 2019? Namun sayang, Ia kalah dari pasangan Jokowi-Ma'aruf Amin.
-
Bagaimana pengaruh Presiden Jokowi pada Pilkada Jateng? Peta kompetisi Pemilihan Gubernur Jawa Tengah berdasarkan temuan survei ini tampak masih cair. Semua kandidat masih berpeluang untuk saling mengungguli. Selain faktor popularitas calon, faktor Jokowi Effect, melalui tingkat kepuasan kepada presiden dapat berpengaruh," imbuh dia.
-
Siapa yang menggugat Presiden Jokowi? Gugatan itu dilayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) melayangkan gugatan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
Jokowi menegaskan tidak takut apapun jika untuk kepentingan Indonesia. Serta kepentingan seluruh rakyat. "Saya tidak pernah takut apapun untuk kepentingan nasional kita, untuk kepentingan bangsa kita untuk kepentingan rakyat," kata Jokowi.
Menurutnya, selama empat tahun memimpin Indonesia, Jokowi tidak kenal rasa takut. Walaupun sering diam, dia mengaku bukan berarti takut.
"Jadi kalau empat tahun saya sering diam, bukan apa-apa. Jangan dipikir saya takut, tidak. Enggak ada rasa takut di hati saya," tegas Jokowi.
Dia mencontohkan waktu memerintahkan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti agar segera menenggelamkan kapal pencuri ikan. Terdapat 7.000-13.000 kapal yang mencuri sumber daya alam laut. Walaupun sulit, Jokowi yakin dengan perintahnya agar kapal-kapal itu ditenggelamkan.
"Saya perintah kepada Susi ini perintah, perintah saya. Kalau memang perlu ditenggelamkan-ditenggelamkan kalau perlu dibom dibom. Tanya pada Susi. Tanya pada Susi, tanya pada Susi. Tanya pada Menteri Susi mengulangi perintah saya, sampai 3 kali," kata Jokowi.
"Bapak ini serius? Bapak ini betul? bapak ini bener-bener ini ingin? " cerita Jokowi menirukan respons Menteri Susi.
"Kalau saya perintah sudah ada hitung-hitungannya. Sudah kerjakan saja, kerjakan saja. Susinya juga seperti itu, berani juga bret bret bet bret," tegas Jokowi.
Mantan Gubernur DKI ini juga menyinggung keberanian menasionalisasi tambang. Ini sekaligus untuk menjawab tuduhan bahwa Jokowi antek asing. Menurutnya, tudingan itu tidak relevan. Sebab pada masa pemerintahannya penguasaan blok-blok migas berhasil dialihkan ke BUMN. Misalnya saja pada 2015, Blok Mahakam sudah 100 persen dikuasai Pertamina.
"Saya tanya ke Pertamina, siap enggak ngelola ini? Kalau enggak siap ya enggak apa-apa. Ngomong yang keras. Siap enggak? Siap Pak. Yang keras. Bisa enggak? Bisa Pak. Jangan siap-siap tapi enggak siap. Berproduksi mudah tapi memasarkan juga ndak mudah," kata Jokowi bercerita.
Setelah Blok Mahakam, berlanjut Blok Rokan yang dikelola sebelumnya dikelola Chevron. "Lalu saya ke Pertamina. Siap enggak? Siap Pak. Kan kamu udah punya Blok Mahakam. Siap Pak. Dan kita juga bisa memenangkan Blok Rokan," katanya.
Kemudian Freeport, kata dia, sudah sejak awal 2015 sudah mulai negosiasi yang semula alot di angka 30 persen dan bukan mayoritas.
"Tapi saya bilang saya maunya mayoritas, bukan 30 persen. Ini sudah 40 tahun, kita minta mayoritas," katanya.
Jokowi menambahkan, negosiasi selama tiga tahun bukan sesuatu yang mudah. "Negosiasi 3 tahun, dipikir gampang? Kalau gampang sudah dari dulu kita ambil. Dipikir enggak ada intrik politik? Yang bener aja kalau enggak ada sudah dari dulu diambil," katanya.
Hal itulah yang membuat dirinya merasa beruntung berbadan kurus. "Untungnya saya kurus, ditekan sini bisa belok. Lama-lama yang nekan ya capek sendiri," katanya.
Baca juga:
Jokowi: Untungnya Mba Ratna Sarumpaet Itu Jujur
Ungkit Hoaks Ratna Sarumpaet, Jokowi Sebut 'Dipikir Masyarakat Masih Bodoh-Bodoh'
Jokowi: 40 Tahun NKRI Hanya Bangun 780 Km Jalan Tol, Kita Dalam 4 Tahun Bangun 782 Km
Alumni Menteng '64 Deklarasi Dukung Jokowi-Ma'ruf di 2019
Di Surabaya, Jokowi Singgung Indonesia Punah hingga Tempe Setipis ATM
Alumni Diponegoro Deklarasi Dukungan, Jokowi Diberi Jaket oleh Tjahjo