Kader Harap Pertemuan Bamsoet-Airlangga Bawa Angin Segar dalam Golkar
Pertemuan tersebut direspons positif oleh sejumlah kader.
Ketegangan dalam internal Partai Golkar disinyalir perlahan mereda. Dikabarkan terjalin pertemuan antara Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dan Ketua DPR RI Bambang Soesatyo, Jumat (27/9) malam.
Seperti diketahui keduanya sedang berkontestasi maju sebagai Ketua Umum Partai Golkar periode selanjutnya.
-
Bagaimana Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Golkar? Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Partai Golkar ke-11 sejak pertama kali dipimpin Djuhartono tahun 1964.
-
Bagaimana Airlangga Hartarto mengelola potensi konflik di dalam Partai Golkar? Lanjut Dedi, Airlangga juga mampu merawat infrastruktur partai dengan mengelola potensi konflik yang baik.
-
Apa yang diklaim Airlangga sebagai pencapaian Partai Golkar? "Dengan demikian Partai Golkar mengalami kenaikan dan dengan Partai Golkar mengalami kenaikan, Partai Golkar juga yang mendukung Pak Prabowo dan Mas Gibran bisa berkontribusi kepada kemenangan Bapak Prabowo Subianto dan Mas Gibran Rakabuming Raka," tutup Airlangga.
-
Siapa yang menyampaikan keinginan aklamasi untuk Airlangga Hartarto dalam memimpin Golkar? Untuk informasi, kabar adanya keinginan aklamasi dari DPD I dalam penunjukkan Airlangga kembali memimpin Partai Golkar disampaikan Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar Lodewijk F. Paulus.
-
Kapan Airlangga menyampaikan klaim dukungan Partai Golkar untuk Prabowo-Gibran? Hal itu disampaikan Airlangga dalam acara buka puasa bersama jajaran Partai Golkar dengan Prabowo-Gibran, di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Jumat (29/3).
-
Kenapa Partai Golkar didirikan? Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya tahun 1964 oleh Angkatan Darat digunakan untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik.
Dalam pertemuan tersebut, Airlangga Hartarto mengajak Bambang Soesatyo untuk mengurangi ketegangan yang terjadi di Internal Partai Golkar belakangan ini. Hal tersebut dirasa perlu dilakukan melihat situasi terkini yang terjadi di Indonesia.
Partai Golkar akan berusaha menjadi penengah didalam konstelasi nasional yang terjadi. Airlangga disebut mendukung Bamsoet untuk menjadi Ketua MPR 2019-2024 dan Airlangga akan melanjutkan kepemimpinannya di Partai Golkar.
Pertemuan tersebut direspons positif oleh sejumlah kader. Termasuk Ketua DPP Partai Golkar Dito Ariotedjo. Ia menilai langkah yang diambil kedua seniornya membawa angin segar dalam dunia Politik Indonesia.
"Partai Golkar sebagai salah satu partai terbesar dan tertua tentunya menjadi rujukan stabilitas politik nasional. Apalagi dalam masa transisi Legislatif dan pemerintahan Pak Jokowi Periode kedua," kata Dito dalam keterangannya, Jumat (27/9).
Dito sangat mendukung duet AH sebagai Ketua Umum Partai Golkar dan Bambang Soesatyo sebagai Ketua MPR RI. Dengan begitu akan banyak kontribusi kekaryaan yang lebih untuk Bangsa Indonesia.
"Sejatinya Partai Golkar saat ini adalah produk dari reformasi juga, evolusi Partai Golkar dalam era reformasi membuahkan pemimpin yang demokratis. Hal ini harus dijaga dan menjadi contoh untuk organisasi di Indonesia," ujarnya.
Dito juga ingin agar terus terjadi sinergi antara kader senior dan kader muda Partai Golkar. "Saya mendoakan agar momen persatuan ini bisa terjaga dan langgeng sampai nanti agenda munas terlaksana," tuturnya.
Baca juga:
Demo UU KPK Berujung Ricuh, Golkar Yakin Jokowi akan Ambil Langkah Tepat
Aburizal Bakrie: Saya Setuju Azis Syamsuddin Jadi Ketua MPR
Azis Syamsuddin Dinilai Pas Jadi Ketua MPR
Golkar Solo Siap Bentuk Koalisi untuk Pencalonan Gibran Jadi Wali Kota
KPPG Edukasi Pentingnya Konsumsi Pangan Sehat
Sidang Suap Impor Gula, Saksi Akui Bowo Sidik Pernah Minta Jatah ke Mendag