Kalkulasi rumit penantang Jokowi
Jika Jokowi dipastikan bakal maju kembali sebagai capres setelah mendapatkan dukungan dari beberapa partai, sementara penantangnya masih hitung-hitungan.
Tarik ulur dan kalkulasi politik jelang pendaftaran capres-cawapres Agustus mendatang sudah terasa. Bahkan semakin kencang dalam pekan ini.
Muncul beberapa pasangan yang sayup-sayup terdengar di publik. Banyak nama muncul. Jika Jokowi dipastikan bakal maju kembali sebagai capres setelah mendapatkan dukungan dari beberapa partai, sementara penantangnya masih hitung-hitungan.
-
Siapa yang bertemu dengan Prabowo dan Anies Baswedan? Susi Pudjiastuti mencuri perhatian publik setelah melakukan pertemuan dengan Prabowo dan Anies Baswedan.
-
Dimana Prabowo Subianto kalah dalam Pilpres 2019? Namun sayang, Ia kalah dari pasangan Jokowi-Ma'aruf Amin.
-
Mengapa Susi Pudjiastuti bertemu dengan Prabowo dan Anies Baswedan? Meski capres telah diumumkan, hingga kini bakal cawapres belum terlihat hilalnya. Justru Susi Pudjiastuti mencuri perhatian publik setelah bertemu dengan dua tokoh besar Prabowo dan Anies Baswedan.
-
Siapa yang menjadi Presiden dan Wakil Presiden di Pilpres 2019? Berdasarkan rekapitulasi KPU, hasil Pilpres 2019 menunjukkan bahwa pasangan calon 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, meraih 85.607.362 suara atau 55,50%, sementara pasangan calon 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, meraih 68.650.239 suara atau 44,50%.
-
Bagaimana Anies Baswedan menanggapi kekalahan Pilpres? "Mau perjalanan yang nyaman dan enak, pilih jalan yang datar dan menurun. Tapi jalan itu tidak akan pernah mengantarkan kepada puncak manapun," ujarnya."Tapi kalau kita memilih jalan yang mendaki, walaupun suasana gelap ... kita tahu hanya jalan mendaki yang mengantarkan pada puncak-puncak baru."
-
Siapa saja yang ikut dalam Pilpres 2019? Peserta Pilpres 2019 adalah Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
Rumit dan masih cair jelang pendaftaran. Siapa saja yang kira-kira menjadi penantang Jokowi?
Prabowo-Anies
Belakangan muncul duet pasangan Prabowo-Anies. Dari hasil survei beberapa lembaga, nama Gubernur DKI Jakarta Anies selalu masuk dalam skema capres atau cawapres. Dalam survei Cyrus Network, nama Anies Baswedan diangap paling cocok untuk mendampingi Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto pada Pilpres 2019. Responden yang memilih Anies mencapai 15,3 persen.
Ketua tim pemenangan Partai Gerindra, Sandiaga S Uno mengatakan, pasangannya di DKI Jakarta itu memang telah berhasil mencuri hati dan perhatian petinggi parpol dan juga masyarakat. Karena itulah tak heran jika nama Anies banyak disebut di dalam bursa calon pemimpin Indonesia.
Anies-Aher
Nama Gubernur DKI Anies Baswedan sedang menjadi perbincangan publik. Kali ini muncul duet Anies-Aher. Adalah PKS yang menyuarakan duet tersebut.
Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid mengatakan DPP PKS menampung aspirasi kader terkait kombinasi pasangan Capres-Cawapres. Muncul aspirasi untuk menduetkan Anies dan Ahmad Heryawan (Aher). "Semuanya aspirasi kami tampung termasuk yang mewacanakan Anies-Aher kan dari kader PKS," ujarnya.
Prabowo-AHY
Terbaru adalah duet Prabowo-AHY. Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto tengah melirik sosok calon wakil presiden dari kalangan muda. Ada beberapa nama yang masuk bidikan. Di antaranya Ketua Kogasma Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). "Saya mengatakan kita pun melirik saudara AHY," kata Prabowo di rumahnya, Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Jumat (6/7).
Prabowo mengungkapkan alasan mempertimbangkan menggaet cawapres dari generasi muda. Dia menyadari, tidak baik jika jarak usia antara calon presiden dan wakil presiden dengan pemilihnya terlalu jauh. Dengan menggandeng cawapres dari generasi muda, dia berharap bisa menarik suara pemilih muda. Alasan lainnya, Prabowo ingin ada keterwakilan anak-anak muda dalam kepemimpinan nasional.
JK-AHY
Tak hanya Prabowo-AHY. Pekan lalu, santer terdengar juga muncul duet JK-AHY. Apalagi, sempat ada pertemuan antara SBY dengan JK. Isu ini sempat menguat.
Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Syarif Hasan mengatakan pengurus DPP akan membahas aspirasi kader terkait koalisi alternatif dan duet Jusuf Kalla- Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dalam waktu dekat. Setelah dibahas di tingkat pengurus, hasil pembahasan akan dibawa ke Majelis Tinggi Partai Demokrat.
"Ke pengurus dulu dong, baru ke Majelis Tinggi. Tapi masih banyak opsi lain juga yang muncul. Salah satunya JK-AHY. Tapi kan kita belum putuskan siapa ini, kan banyak tokoh-tokoh yang potensial," kata Syarif.
Namun, belakangan rencana itu urung terwujud karena JK sudah menolak rencana diduetkan dengan putra sulung SBY. Hal tersebut disampaikan Ketua Dewan Penasihat Wakil Presiden Jusuf Kalla, Sofjan Wanandi. Dia mengatakan, JK sudah menyampaikan langsung kepada partai Demokrat.
"Tidak, dia sudah tolak, dia enggak mau, sudah kasih tahu ke Demokrat dia tidak lagi," kata Sofjan beberapa waktu lalu.
(mdk/has)