Kampanye Online, Gibran Diminta Perhatikan Warga Miskin dan Difabel
Gibran pun menjadikan hal tersebut sebagai catatan khusus dan mengapresiasi potensi dari Kampung Serengan.
Calon Wali Kota Solo nomor urut 01, Gibran Rakabuming Raka (33) diminta lebih memperhatikan warga kurang mampu dan kaum difabel, jika terpilih sebagai wali kota nanti. Permintaan disampaikan perwakilan warga saat melakukan kampanye virtual di RT 2/RW 3, Serengan, Jumat (16/10).
"Kalau nanti Mas Gibran nanti jadi Wali Kota, Solo harus lebih berkembang, lebih maju lagi. Harus ada pengentasan orang-orang yang gak punya dan orang-orang difabel lebih diperhatikan," ujar Kusdiyarsih salah satu warga.
-
Siapa yang didampingi Gibran Rakabuming Raka saat mengunjungi warga Solo? Pada kunjungannya di Kampung Mutihan, Kelurahan Sondakan, Kecamatan Laweyan, Solo, Jawa Tengah, Gibran datang bersama Respati Ardi-Astrid Widayani.
-
Apa yang sebenarnya terjadi dengan Gibran Rakabuming Raka? Penelusuran Setelah dilakukan penelusuran, klaim Gibran Rakabuming Raka ditangkap polisi karena narkoba adalah tidak benar alias hoaks.
-
Apa tujuan dari gagasan hilirisasi yang digaungkan oleh Gibran Rakabuming Raka? Program tersebut bertujuan untuk memperluas hilirisasi yang dilakukan pemerintah, terutama dengan mempertimbangkan cadangan nikel dan timah serta potensi besar energi baru dan terbarukan di Indonesia.
-
Bagaimana Gibran menang Pilpres? Gibran Rakabuming Raka dan Prabowo Subianto sementara ini menjadi pemenang Pilpres versi quick count.
-
Apa yang menjadi keunggulan utama Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres Prabowo Subianto menurut relawan? Relawan menyebut ragam keunggulan Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres Prabowo Subianto. Meski masih berusia muda, Gibran diklaim paham persoalan ekonomi, transisi perekonomian berbasis digital dan beberapa perubahan tren masa kini.
-
Mengapa Gibran Rakabuming Raka mempersilakan pihak yang menggugat Presiden Jokowi? Gibran mempersilakan saja pihak-pihak yang ingin menggugat ayah kandungnya tersebut."Iya, iya silakan," ujar Gibran saat ditemui di Warakas, Jakarta Utara, Selasa (16/1).
"Saya ada permohonan, ijazah anak saya belum keluar, sudah 3 tahun lulus, tidak ada uang untuk ambil, jadi belum bisa lamar kerja sampai sekarang, ini hanya jualan kecil-kecilan biasa," sambung Kusdiyarsih.
Mendengar hal tersebut, Gibran pun langsung mengiyakan dan mencatat keinginan warga.
“Saya minta data nama siswa dan sekolah buar bisa segera ditindak lanjuti,” katanya.
Warga lain, Wahyu yang juga seorang dokter itu menginformasikan, jika wilayah perkampungannya pernah berprestasi sebagai kampung yang unggul dalam pemeliharaan dan pelestarian tanaman empon-empon.
"Pernah jadi juara 1 di Kota Solo dan maju ke tingkat nasional. Kami bawa pulang juara harapan, hanya saja lahannya terbatas di sini. Semoga nanti ada pendampingan untuk lebih mengembangkan," katanya.
Hal senada disampaikan Kelompok Tani Tanaman Hias. Kelompok tersebut mengaku sudah melaksanakan hasil penelitian terkait pemanfaatan tanaman hijau di lahan sempit perkotaan namun belum bisa berjalan baik.
Kelompok tersebut juga menyampaikan bahwa di Solo ada program pembagian pupuk kompos serta bantuan untuk mengembangkan tanaman empon-empon.
Gibran pun menjadikan hal tersebut sebagai catatan khusus dan mengapresiasi potensi dari Kampung Serengan.
"Pasti kami dukung, Pak. Karena komitmen kami, setiap kampung yang disinggahi adalah destinasi wisata," kata pria lulusan MDIS Singapore itu.
Keluhan lain datang dari seorang guru tari honorer yang selama pandemi tidak memiliki pemasukan namun tetap mengajar secara daring dan home visit. Gibran pun meminta tim untuk mencatat data nama dan tempat dimana guru tersebut mengajar.
(mdk/gil)