Kampanye terakhir, SBY refleksikan keberhasilan kepemimpinannya
SBY juga mengungkapkan beberapa janjinya saat melakukan masa kampanye pada April-Juni 2004 silam.
Partai Demokrat menggelar kampanye terakhirnya dengan besar-besaran. Kampanye ini digelar langsung di Jakarta Internasional Expo (JIExpo), Jakarta Pusat. Kegiatan ini juga menghadirkan Ketua Umumnya Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai juru kampanye nasional.
Saat menyampaikan orasinya di depan seluruh kader dan simpatisannya, SBY mencoba merefleksikan pencapaian-pencapaian yang diperoleh selama kepemimpinannya. Tak hanya refleksi, SBY juga mengungkap sejumlah proyeksi yang ingin dicapai jika Demokrat kembali duduk di pemerintahan.
"Tentu ini bukan sekadar retorika atau slogan kosong. Ingat, yang kita bangun adalah negara bangsa. Yang kita kelola adalah pemerintahan sebuah negara besar. Konsep dan rencana harus kredibel, sasaran harus tinggi dan berani dan bisa dicapai dan bukan rencana compang-camping yang tak jelas. Mengelola negara tentu tak sama dengan menjalankan parpol atau perusahaan dagang," kata SBY pada Rapat Umum Partai Demokrat di JIExpo, Jakarta, Kamis (3/4).
SBY mengungkapkan beberapa janji kampanyenya saat mencalonkan diri sebagai calon presiden saat masa kampanye yang berlangsung pada April 2004 sampai Juni 2004. Ketika itu, SBY menyampaikan hal-hal besar yang ingin dicapainya.
"Setelah saya terpilih. 20 Oktober. 1 hari setelah itu kabinet dibentuk, di sidang kabinet semua dijelaskan, di hadapan gubernur juga dijelaskan. Sekarang saya persilakan untuk menilai, apakah sasaran-sasaran besar itu sudah tercapai? Meskipun belum sepenuhnya tercapai, inilah yang saya maksud dalam rangkaian kampanye 2014 ini, kami telah memberi banyak bukti, dan bukan hanya pandai berjanji," tandasnya.
Melalui grafis yang ditampilkan di dua layar besar. SBY mengungkap keberhasilan membayar seluruh hutang Indonesia kepada IMF, memperkecil rasio utang dan serta beberapa hal lain seperti pengurangan kemiskinan, kesejahteraan hingga pendidikan.
"Pertumbuhan ekonomi kita telah tumbuh 5,8 persen. Atau nomor 2 setelah Tiongkok. Kemiskinan pada tahun 2000 19,1 persen. Sekarang menjadi 11,47 persen," imbuh SBY.