'Kelompok radikal mencederai prinsip toleransi Bhineka Tunggal Ika'
Karyono mengungkapkan, serangan yang ditujukan kepada kepala negara dan tokoh nasional tersebut sebagai upaya melemahkan pemerintahan. Baginya, kelompok tersebut kerap melanggar etika, moral dan konstitusi.
Direktur Indonesian Public Institute Karyono Wibowo melihat saat ini panggung politik dikepung oleh kelompok radikal. Hal itu disampaikannya dalam diskusi yang digelar Indonesian Public Institute (IPI) bertajuk 'Kekuatan Nasionalis Dalam Kepungan Kelompok Radikal'.
"Kita semua untuk bersama-sama mengadang kelompok radikal yang jelas-jelas berbagai kegiatan yang mereka lakukan sangat mencederai prinsip toleransi Bhineka Tunggal Ika dan gotong royong. Dan juga jelas bertentangan dengan prinsip ideologi Pancasila," katanya saat membuka diskusi di Hotel Arya Duta, Semanggi, Jakarta Selatan, Senin (19/2).
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Apa yang diklaim oleh informasi yang viral di media sosial mengenai Pertalite? Viral di media sosial yang mengeklaim bahwa mulai 1 September 2024 Pertalite tidak dijual lagi di SPBU Pertamina. Berikut narasinya: "Mulai 1 September 2024 Pertalite tidak akan dijual lagi di SPBU Pertamina.Wacana soal bensin paling murah ini memang sudah mulai ramai sejak bulan lalu, mulai dari rencana dihapus sampai dibatasi."
-
Bagaimana cara mengetahui bahwa berita tersebut tidak benar? Melansir dari reuters, The Economist tidak menerbitkan sampul yang menggambarkan Presiden AS Joe Biden bermain catur dengan Vladimir Putin, dengan judul yang memperingatkan tentang perang nuklir yang “tak terelakkan” antara keduanya.
-
Kapan sebuah kalimat fakta dianggap benar? Fakta adalah pernyataan yang kebenarannya dapat dibuktikan dan tidak tergantung pada keyakinan individu.
-
Kata-kata lucu apa yang dibagikan di media sosial? Kata-Kata lucu yang dibagikan di medsos bisa menjadi hiburan bagi orang lain.
-
Mengapa netizen heboh dengan kabar tersebut? Postingan tersebut langsung membuat heboh netizen, terutama para penggemar dan pengikutnya di Instagram.
Dia menjelaskan, memasuki tahun 2018 situasi politik akan semakin memanas, terutama memasuki Pilkada serentak 2018 dan mendekati Pemilu 2019. Karyono menilai sampai hari ini panggung politik telah dikepung oleh kelompok radikal.
"Kalau kita lihat dalam kaleidoskop politik selama 2016 sampe hari ini panggung politik kita seolah dikepung oleh gerakan radikal," tuturnya.
Menurutnya, hal itu tak terlepas dari panggung ruang publik yang masih diwarnai oleh berbagai isu mengandung unsur SARA, hoaks, ujaran kebencian dan kampanye hitam. Bahkan serangan mereka semakin membabi buta dan ugal ugalan.
Dia mencontohkan, saat Kapolri Jenderal Tito Karnavian yang belum lama mendapat serangan berbau SARA. Pidato Kapolri dipenggal sehingga mengubah subtansi makna, sehingga terkesan menyinggung sejumlah ormas Islam.
"Kita tonton Youtube hasil penggalan pidato Tito itu seolah-olah hanya mengatakan organisasi di luar Muhammadiyah itu membahayakan NKRI," ucapnya.
"Bahkan Presiden juga gak luput dari serangan mereka, isu PKI juga menyerang, Presiden dituduh keturunan PKI, istana dituduh sebagai sarang PKI, begitu juga PDIP dituduh sebagai sarang partai komunisme. Bahkan kepala BIN Budi Gunawan tak luput," tambah Karyono.
Karyono mengungkapkan, serangan yang ditujukan kepada kepala negara dan tokoh nasional tersebut sebagai upaya melemahkan pemerintahan. Baginya, kelompok tersebut kerap melanggar etika, moral dan konstitusi.
"Saya kira elemen bangsa harus mengonsolidasi untuk melakukan perlawanan kepada kelompok radikal tersebut," tutupnya.
Baca juga:
Di depan taruna Akpol, Suhardi bicara soal ancaman radikalisme
Jejak Suliono, gagal ke Suriah hingga serang gereja di Sleman
BNPT: Masalah kebangsaan dan radikalisme punya korelasi sangat kuat
BNPT ajak kepala daerah bersinergi cegah penyebaran radikalisme
Ustaz Somad: Di internet, katanya saya jihad keras, ustaz radikal