Kenapa pemilih Jokowi cukup merata?
"Jokowi dan Prabowo Subianto sebenarnya antitesa dari model kepemimpinan SBY."
Survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) yang dirilis akhir pekan lalu menunjukkan pemilih calon presiden Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Joko Widodo ( Jokowi ) merata di setiap parpol. Bahkan paling merata di antara pesaingnya, Prabowo Subianto dan Aburizal Bakrie ( Ical ).
Pengajar Ilmu Pemerintahan Universitas Gajah Mada Yogyakarta Mada Sukmajati menilai hal itu disebabkan karena sikap Jokowi yang dekat dengan rakyat dan bisa berkomunikasi dengan berbagai pihak, termasuk dengan parpol lain.
Menurut Mada, sosok dan model kepemimpinan 'membumi' yang di Solo dan Jakarta sangat disukai dan lebih bisa diterima ketimbang capres lainnya.
"Jokowi dan Prabowo Subianto sebenarnya antitesa dari model kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono . Namun, kepemimpinan Jokowi lebih dilihat masyarakat karena dia efektif, dekat dengan rakyat dan Jokowi mau mendengar rakyat," kata Mada saat dihubungi wartawan di Jakarta, Selasa (6/5).
Survei SMRC yang dirilis Minggu 4 Mei lalu menunjukkan sebagian besar pemilih dari parpol lain akan lebih memilih Jokowi ketimbang kandidat lainnya. Tidak hanya dari PDIP , Jokowi memperoleh dukungan sekitar 64 persen dari pemilih Partai NasDem , disusul pemilih Partai Demokrat 47 persen, PKB 44 persen, dan PAN 42 persen.
Bahkan, sebanyak 40 persen pemilih PPP , 38 persen pemilih Partai Golkar , dan 36 persen pemilih PKS akan memilih Jokowi . Mayoritas pemilih PKPI dan PBB juga cenderung memilih Jokowi . Bahkan sekitar 16 persen pemilih Partai Gerindra pun akan memberikan suaranya untuk Jokowi .
Mada mengatakan, dalam pilpres pemilih jelas bakal mempertimbangkan faktor individu ketimbang asal partai atau partai yang mendukungnya. Selain itu, faktor-faktor lain seperti masa lalu, rekam jejak, kepribadian kandidat presiden, serta program-program yang ditawarkan, bakal menjadi pertimbangan pemilih.
Sebagai contoh, kata dia, masyarakat masih terbebani dengan Prabowo yang memiliki masa lalu gelap terkait dugaan pelanggaran HAM. "Hal itu yang kemudian membuat orang pesimistis dengan Prabowo," ujar Mada membandingkan Jokowi yang tidak memiliki beban masa lalu seperti Prabowo.
Baca juga:
Jokowi makan malam dengan para dubes kawasan Amerika
Acara makan malam Jokowi dengan 14 Dubes asal Amerika di Cikini
Fokus cari cawapres,Jokowi belum pikirkan tim pemenangan pilpres
Romi: Prabowo tegas, Jokowi pendengar yang baik
Romahurmuziy: PPP dan PDIP punya sejarah kebersamaan
-
Kapan Jokowi mencoblos? Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah melakukan pencoblosan surat suara Pemilu 2024 di TPS 10 RW 02 Kelurahan Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (14/2).
-
Kapan Prabowo bertemu Jokowi? Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana kepresidenan, Jakarta, Senin (8/7) siang.
-
Apa yang dikatakan Andreas Hugo Pareira tentang 'cawe-cawe' Jokowi? Diawali upaya untuk memperpanjang kekuasaan, dimulai dari upaya untuk menambah massa jabatan tiga periode, menambah massa jabatan 2-3 tahun, namun kedua upaya ini tidak berhasil," ungkap dia."Drama series cawe-cawenya kemudian beralih dengan 'melabrak' UU Pilpres menyangkut batas usia 40 tahun melalui tangan Paman Usman di MK dan menjadikan putra Gibran sebagai Cawapres Prabowo," tambah Andreas.
-
Kenapa Jokowi meninjau Gudang Beras Bulog? Kepala Negara mengaku, hal itu harus dilakukan demi memastikan ketersediaan beras jelang momentum hari raya Lebaran yang sisa sepekan lagi.
-
Apa yang Jokowi lakukan di Gudang Beras Bulog Pematang Kandis? Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau langsung Gudang Beras Bulog di Pematang Kandis,Kabupaten Merangin, Jambi. Kepala Negara mengaku, hal itu harus dilakukan demi memastikan ketersediaan beras jelang momentum hari raya Lebaran yang sisa sepekan lagi.
-
Kapan Jokowi memanggil Kapolri dan Jaksa Agung? "Sudah saya panggil tadi," kata Presiden Jokowi saat diwawancarai di Istora Senayan, Jakarta, Jumat (27/5).