Ketika kritik Megawati langsung sebut nama SBY
Megawati menyebut SBY dengan 'Pak Presiden SBY', karena janji itu terucap saat SBY menjabat sebagai presiden.
Presiden ke-5 yang juga Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dikenal kerap mengkritik Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat penerusnya itu memerintah. Saking banyaknya, kritik Megawati saat 10 tahun pemerintahan SBY seakan tidak bisa lagi dihitung dengan jari.
Namun, uniknya dari sekian banyak kritik itu, Megawati jarang sekali menyebut langsung nama 'SBY'. Selagi beroposisi, Megawati lebih banyak menggunakan kata 'pemerintah' atau 'pemerintahan sekarang' untuk mengkritik kebijakan SBY. Misalnya saja, saat Megawati mengkritik pemerintahan SBY menjadikan rakyat seperti yoyo, permainan anak-anak.
"Pemerintah telah menjadikan rakyat seperti permainan anak-anak yaitu yoyo yang terlempar ke sana ke mari. Kelihatannya indah, tetapi pada dasarnya membuat rakyat tak menentu hidupnya," ujar Megawati dalam pengarahannya pada pembukaan Rakernas IV PDI-P di Hotel The Sunan, Solo, Jawa Tengah, Januari 2009 silam.
Beda halnya sekarang, ketika tidak lagi beroposisi, Megawati langsung menyebut nama 'SBY' untuk menyampaikan kritiknya. Hal ini terjadi saat Megawati menjadi pembicara kunci (keynote speaker) dalam acara bedah buku Revolusi Pancasila karya Yudi Latif di JCC Senayan, Jakarta, kemarin.
Di sela-sela pidatonya, Megawati menagih janji SBY soal Hari Pancasila 1 Juni menjadi hari libur nasional. Megawati menyebut SBY dengan 'Pak Presiden SBY', karena janji itu terucap saat SBY menjabat sebagai presiden.
"Saya nagih janji Pak Presiden SBY. Saya bicara 1 Juni Hari Pancasila, saya minta 1 Juni jadi hari libur nasional," kata Megawati dalam pidatonya, Selasa (27/10).
Megawati mengaku heran lantaran janji itu belum terealisasi hingga saat ini. Dia menegaskan, Pancasila merupakan perekat bangsa Indonesia. "Tapi sampai hari ini pun, boro-boro (dipenuhi)," kata Megawati.
Lebih lanjut, Megawati juga mengaku heran karena tidak ada yang berani mengungkapkan gagasan hari Pancasila sebagai hari libur nasional.
"Sebetulnya kenapa ya. Apa itu dibuat Bung Karno. Saya pikir itu, kalau seumpamanya enggak dibuat Bung Karno apa jadi libur (Hari Pancasila), aneh bangsa ini," jelas Megawati.
"Aneh pikiran bangsa kita ini. Ini yang bakalan dibully, karena suka ambivalen. Pidato Bung Karno 1 Juni, belum jadi presiden beliau, ini sejarah yang selalu diombang-ambingkan," tandasnya.
Baca juga:
Sumpah Pemuda, pondasi negara yang mulai dilupakan generasi muda
Megawati jadi pembicara bedah buku 'Revolusi Pancasila'
Megawati: Pancasila sering dimaknai hanya sebagai dasar negara saja
Megawati sebut Revolusi Mental bukan hal baru
-
Mengapa Prabowo dan SBY ingin bertemu Megawati? Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyatakan keinginan untuk melakukan pertemuan dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
-
Apa yang dilakukan Aira Yudhoyono bersama kakeknya, Susilo Bambang Yudhoyono? Mereka menikmati waktu bersama dengan penuh keasyikan, saling memperhatikan berbagai hal di sekitar mereka!
-
Kapan Hari Lahir Pancasila diperingati? Hari Lahir Pancasila, yang diperingati setiap tanggal 1 Juni, adalah momen penting dalam sejarah Indonesia.
-
Apa yang ingin dilakukan Prabowo dan SBY terhadap Megawati? Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyatakan keinginan untuk melakukan pertemuan dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
-
Siapa pacar Megawati Hangestri? Dalam unggahannya itu, ia menandai akun bernama Dio Novandra yang merupakan kekasihnya.
-
Bagaimana Pancasila berperan dalam membentuk kepribadian bangsa Indonesia? Pancasila memiliki peran penting dalam membentuk karakter atau kepribadian bangsa. Hal ini yang kemudian membedakan antara bangsa Indonesia dan bangsa lainnya. Pancasila disahkan dalam pembukaan dan batang tubuh Undang-Undang Dasar 1945 oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), yang terdiri dari wakil-wakil seluruh rakyat Indonesia.