Ketika Setya Novanto dipaksa memilih karier politik
Ketika Setya Novanto dipaksa memilih karier politik. Ketua Dewan Pembina Partai Golkar, Aburizal Bakrie (Ical) meminta Novanto memilih satu di antara dua jabatan yang ingin didudukinya. Dua jabatan yang dimaksud adalah Ketua Umum Golkar atau Ketua DPR.
Partai Golkar terus memperjuangkan Setya Novanto untuk kembali menduduki kursi Ketua DPR yang kini dijabat Ade Komarudin. Demi memuluskan niatnya itu, Novanto mengumpulkan Ketua DPD I untuk menggalang dukungan Hotel Inaya, Nusa Dua, Bali, Kamis (24/11).
Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto mengatakan dalam konsolidasi itu, ada 3 keputusan yang disepakati seluruh pengurus DPD I. Salah satunya, pengurus DPD I Partai Golkar menyatakan dukungan terhadap hasil keputusan rapat pleno Partai Golkar tentang pergantian Ketua DPR.
Kesepakatan itu ditandatangani oleh Ketua dan sekretaris DPD 1 Se-Indonesia dan dibacakan Ketua DPD Jawa Timur Nyono Suharli.
"Secara bulat mendukung keputusan DPP Partai Golkar nomor: Kep/176/DPP/Golkar/X1/2016 tertanggal 21 november 2016 tentang pemberhentian dan penggantian Ketua DPR RI dari fraksi Partai Golkar dari sdr Drs H Ade Komarudin MH, kepada sdr Drs H Setya Novanto, Ak," kata Novanto.
Poin kesepakatan lain dalam pertemuan itu, katanya, mendukung konsolidasi yang dilakukan Presiden Joko Widodo kepada seluruh elemen baik TNI-Polri, ormas hingga partai-partai politik.
"Mendukung sepenuhnya konsolidasi yang dilakukan Presiden Jokowi dalam rangka memantapkan stabilitas politik dan keamanan untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi dan mendorong percepatan dan pemerataan pembangunan demi terwujudnya kemajuan dan kesejahteraan rakyat," terangnya.
Novanto menambahkan seluruh pengurus DPD I juga sepakat untuk mengajak semua elemen masyarakat untuk menjaga kedamaian dan memelihara kemajemukan bangsa demi persatuan dan kesatuan.
"Mengajak semua komponen bangsa dan seluruh masyarakat untuk bersama-sama menciptakan ketenangan, ketentraman dan kedamaian serta memelihara kebhinekaan dan kemajemukan bangsa demi tetap utuhnya NKRI berdasarkan UUD 1945," pungkasnya.
Namun tampaknya usaha Novanto bakal sulit. Ketua Dewan Pembina Partai Golkar, Aburizal Bakrie (Ical) meminta Novanto memilih satu di antara dua jabatan yang ingin didudukinya. Dua jabatan yang dimaksud adalah Ketua Umum Golkar atau Ketua DPR.
"Dua jabatan strategis butuh waktu. Kalau dilakukan untuk Golkar kasihan tugas kenegaraannya kalau DPR kasihan Golkar nya, kita serahkan ke Pak Setya Novanto apakah sanggup melakukannya," ucap Ical seusai rapat dengan jajaran dewan pembina di Bakrie Tower, Jakarta.
Namun hingga rapat dewan pembina selesai, belum ada keputusan resmi dari dewan pembina mengenai keputusan jabatan Setya Novanto ke depan.
Ical berujar, dalam waktu dekat pihaknya akan menetapkan segala keputusan bersama dengan DPP Golkar. "Secara bersama-sama secepat mungkin," pungkasnya.
Selain itu, Ical juga belum mendapat penjelasan urgensi mengganti Ketua DPR Ade Komaruddin. "Saya sendiri belum mendapat penjelasan sehingga belum menetapkan secara bersama-sama dan belum bisa menjawab," ujarnya.
Senada dengan Ical, wakil ketua dewan kehormatan Golkar, Akbar Tanjung juga mengatakan Setya Novanto harus memilih diantara dua jabatan tersebut.
"Dari perspektif partai jelas, ketua partai itu penting dan perspektif kenegaraan ketua DPR itu juga penting tinggal sekarang kan harus ada pilihan," ucap Akbar.
-
Siapa yang menyambut kedatangan Prabowo di Kantor DPP Partai Golkar? Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto hingga Sekjen Partai Golkar Lodewijk Freidrich Paulus menyambut langsung kedatangan Prabowo.
-
Kapan Prabowo tiba di Kantor DPP Partai Golkar? Prabowo tiba sekitar pukul 17.00 WIB dengan mengenakan pakaian berwarna hitam dan celana berwarna hitam.
-
Kenapa Partai Golkar didirikan? Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya tahun 1964 oleh Angkatan Darat digunakan untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik.
-
Kapan Partai Golkar didirikan? Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya tahun 1964 oleh Angkatan Darat digunakan untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik.
-
Siapa yang diusung oleh Partai Golkar sebagai Cawapres? Partai Golkar resmi mengusung Gibran Rakabuming sebagai Cawapres Prabowo Subianto di Pilpres 2024.
-
Bagaimana caranya DPD I Golkar bisa mengganti Ketua Umum Airlangga Hartarto? Aturan mengenai pergantian ketum tercantum dalam anggaran dasar Partai Golkar dengan beberapa ketentuan. Salah satunya, apabila dua per tiga Pengurus Partai (DPD) Provinsi sepakat agar Munaslub dilaksanakan.
Baca juga:
Ical minta Setya Novanto pilih satu, ketua DPR atau ketum Golkar
Ical tanya kesanggupan Setya Novanto memegang dua jabatan penting
Dewan pembina belum bersikap soal Setnov kembali jadi Ketua DPR
Ical sebut pergantian ketua DPR harus dibahas dengan dewan pembina
Akom minta klarifikasi diganti dari ketua DPR atas persetujuan Mega
Setya Novanto bakal melenggang mulus kembali ke kursi Ketua DPR