Ketua DPP Golkar sebut 3 DPD belum setuju gelar munaslub
Desakan agar Golkar menggelar munaslub juga terkait dengan penyelenggaraan Pilkada dan tahapan pendaftaran calon legislatif (Caleg) di awal 2018. Menurut hasil survei soal elektabilitas partai menunjukkan Golkar berada dibawah 10 persen.
Desakan agar DPP Partai Golkar menggelar Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) untuk mencari Ketua Umum baru karena Setya Novanto terjerat kasus korupsi e-KTP kian kencang digulirkan. Sejauh ini, 31 DPD I disebut telah setuju melakukan Munaslub.
Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PG bidang Pengawasan Pembangunan Melchias Markus Mekeng mengatakan hanya tinggal tiga ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) tingkat I (propinsi) saja yang belum setuju Munaslub.
Mekeng berharap Munaslub bisa digelar antara 15-17 Desember 2017. Lokasinya bisa Jakarta, Bandung atau Yogyakarta.
"Tiga yang belum, NTT, Papua dan Papua Barat. Kita mengharapkan agar segera bergabung," kata Mekeng kepada wartawan, Jumat (1/12).
Mekeng mengklaim 31 pimpinan DPD I yang mendukung Munaslub telah menandatangani surat pernyataan agar segera dilakukan Munaslub. Mereka lakukan atas kemauan dan kesadaran sendiri karena melihat Golkar yang sedang merosot.
"Semua sudah dilakukan sesuai aturan partai. Ketentuan Munaslub kan 2/3 dari jumlah DPD I. Ini sudah melebihi, jadi tidak ada alasan lagi menunda-nunda," klaimnya.
31 DPD I yang mendukung Munaslub, kata Mekeng, menyatakan mendukung Airlangga Hartarto menggantikan Setnov menjadi ketum baru Partai Golkar. Mereka menilai Airlangga punya kemampuan dan integritas yang baik serta bersih dari berbagai kasus korupsi.
"Figur Airlangga dianggap layak memimpin Golkar. Itu penilaian DPD ya," ujar dia.
Desakan agar Golkar menggelar munaslub juga terkait dengan penyelenggaraan Pilkada dan tahapan pendaftaran calon legislatif (Caleg) di awal 2018. Menurut hasil survei soal elektabilitas partai menunjukkan Golkar berada dibawah 10 persen.
Padahal, Golkar pernah menjadi pemenang Pemilu sejak reformasi 1998. Bahkan selama Orde Baru berkuasa 31 tahun, Golkar adalah selalu menjadi pemenang pemilu. Untuk itu, Mekeng menuturkan, munaslub menjadi salah satu solusi menyelamatkan elektabilitas Golkar.
"Golkar ini partai besar. Tidak bisa terus hancur seperti sekarang. Munaslub adalah pilihan untuk memperbaiki apa yang terjadi sekarang," tukasnya.