Ketua MPR soal pro kontra tragedi 65: Orang sudah sampai ke bulan
Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Zulkifli Hasan menyarankan agar masalah tragedi G30S/PKI tidak lagi diperdebatkan. Menurutnya, jika terus menerus meributkan masalah tragedi G30S/PKI justru akan membuat Indonesia tertinggal dari negara lain.
Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Zulkifli Hasan menyarankan agar masalah tragedi G30S/PKI tidak lagi diperdebatkan. Menurutnya, jika terus menerus meributkan masalah tragedi G30S/PKI justru akan membuat Indonesia tertinggal dari negara lain.
"Tapi yang paling penting orang sudah sampai ke bulan, orang sudah sampai ke mana-mana, kita masih nanti kejadian lagi-kejadian lagi, kapan majunya, yang Mbak Mega bilang 'poco-poco' maju lagi, mundur lagi," kata Zulkifli di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (20/9).
Masalah pro kontra kejadian kelam masa lalu itu, kata Zulkifli, sebaiknya menjadi urusan para sejarawan. Namun, peringatan hari Kesaktian Pancasila harus tetap diperingati pada 1 Oktober agar generasi muda mendapat pelajaran soal perjalanan bangsa Indonesia.
"Soal pro kontra itu kan urusan para sejarawan saja, tapi bahwa ini diperingati untuk pembelajaran agar sejarah Indonesia jangan terjadi kembali, kan bagus. Bahwa ada versi-versi ya diskusikan saja," terangnya.
Ketum PAN ini juga tak mau berspekulasi soal adanya pihak yang memanfaatkan diskusi-diskusi soal mengungkap tragedi 1965 dan PKI. Diskusi soal tragedi 1965 digelar oleh Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta pada Sabtu (16/9) lalu.
Imbasnya, kantor LBH Jakarta diserbu sejumlah organisasi masyarakat karena diduga membahas soal PKI.
"Jangan sedikit-sedikit menunggangi dong. Saya kira, kan ini ada bulannya, bulan September, kan kita nonton, bahkan saya baca Pancasila kan 1 Oktober, hari Kesaktian Pancasila. Itu peringatan," ujar Zulkifli.