KH Salahuddin Wahid: Tebu Ireng juga menerima tabloid fitnah
Jokowi saya kira memiliki kemampuan untuk menggerakkan, mendekati masyarakat dan menyelesaikan masalah dengan dialog
Pondok Pesantren Tebu Ireng ternyata tak luput dari kiriman fitnah. "Ini sebuah tindakan bodoh," kata KH Salahuddin Wahid atau Gus Sholah, Pengasuh Ponpes Tebu Ireng, Jombang. Berikut wawancaranya dengan Bagus Prakoso seperti dilansir tabloid Obor Rahmatan Lil’alamin.
Kampanye Pilpres kali ini banyak diwarnai fitnah. Terakhir kubu Jokowi yang diserang melalui beredarnya sebuah tabloid. Apa pendapat Gus Sholah?
Menurut saya itu bodoh sekali ya. Seperti halnya (menyebut sebuah tabloid) yang memfitnah Jokowi. Saya juga tidak ngerti apa maksud mereka seperti itu dengan membuat fitnah. Ponpes Tebu Ireng juga dikirimi fitnah.
Saling fitnah untuk men- jatuhkan lawan apakah efektif untuk mengangkat popularitas capres?
Harusnya ya jangan seperti itulah. Kita berkampanye ‘kan tidak menjelekkan orang lain, tapi menunjukkan kelebihan kita dan tidak mencari kekurangan lawan. Janganlah memakai bahasa yang memojokkan, bahasa yang kasar, bahasa yang tajam dan merendahkan lawan. Bawaslu kan juga kurang punya gigi, yang punya gigi itu KPU. Jadi KPU punya wewenang untuk membatalkan atau tidaknya. Pertanyaanya, apakah temuan-temuan itu nantinya berdampak pada pembatalan pasangan tersebut atau tidak?
Menurut Gus Sholah apa kelebihan kedua sosok capres kita sekarang ini?
Jokowi saya kira memiliki kemampuan untuk menggerakkan masyarakat, mendekati masyarakat dan menyelesaikan masalah dengan dialog. Dan ini sudah terbukti. Demikian juga Prabowo. Prabowo untuk hal makro kuat, tapi untuk hal-hal operasional mungkin tidak sekuat Jokowi. Dan Jusuf Kalla adalah pilihan yang tepat untuk mendampingi Jokowi. Hatta juga memiliki pengalaman cukup lama untuk mendampingi Prabowo.
Bagaimana kedekatan Gus Sholah dengan kedua pasangan ini?
Saya paling dekat dengan Pak Yusuf Kalla. Ketika beliau jadi wapres, sering berkunjung ke Tebu Ireng. Kalau saya ingin ketemu dengan beliau juga sangat enak, mudah. Beliau juga jauh sebelumnya sering ngajak saya untuk bertemu. Sementara dengan Hatta saya tidak dekat. Prabowo juga saya tidak dekat. Hanya sekali bertemu saat ada kegiatan. Jokowi saya baru ketemu sekali, waktu di Tebu Ireng. Kita berdiskusi dan Pak Jokowi meminta masukan. Ada plus minus itu sudah wajar. Tapi menurut saya, Jokowi juga putra terbaik dan terpilih.
Mengapa ulama dan pondok pesantren NU sekarang ini menjadi lahan rebutan para capres?
Saya kira ormas apa saja tentunya didekati para capres ini karena dianggap mereka punya pengikut yang banyak. Seperti NU dan Muhammadiyah, ini saja juga terbelah. Sebenarnya ulama-ulama yang aktif di ormas sebaiknya jangan muncul secara telanjang menyatakan dukungannya. Saya saja memimpin Tebu Ireng ini tidak mengumbar pilihan saya. Saya memang punya pilihan pribadi, tapi saya tidak mau dianggap mendukung si A atau si B. Pilihan saya hanya untuk saya dan tidak perlu saya ceritakan ke orang lain.
Apakah Gus Sholah juga menyerukan kepada para ulama untuk bersikap netral?
Saya tidak berani menyerukan, atau menganjurkan pesantren lainnya. Mereka kan sudah tahu apa yang sebaiknya dilakukan. Saya hanya berani menyampaikan bahwa pesantren A mendukung Jokowi, pesantren B mendukung Prabowo, dan janganlah ini sampai menimbulkan konflik di antara kita. Hormatilah pilihan kita masing-masing.
Presiden seperti apa yang dibutuhkan bangsa Indonesia saat ini?
Sebenarnya, yang dibutuhkan bangsa Indonesia saat ini adalah gabungan Jokowi dan Prabowo. Saya lebih menekankan kepada mereka terhadap masalah-masalah yang mendesak seperti penegakan hukum dan hak asasi manusia, kemudian reformasi birokrasi, pemerataan hasil pembangunan dan pendidikan. Inilah yang sangat dibutuhkan bangsa Indonesia.
Apa imbauan Gus Sholah kepada umat?
Saya cuma mengajak orang untuk berpikir. Kedua pasangan ini memiliki kelebihan dan kelemahan. Maka masyarakat silahkan memilih mana. Untuk saat ini, saya juga masih belum memastikan mendukung siapa. Mungkin beberapa hari jelang pilpres, baru saya akan pastikan memilih siapa.
Efek apa yang ditimbulkan bagi Indonesia dari salah satu capres yang menang nanti?
Tentu akan berdampak bagi Indonesia. Entah itu Jokowi yang menang atau Prabowo. Tapi sangat disayangkan jika ada pendapat pribadi yang bukan dari capres itu kemudian malah menjatuhkan capresnya.
Harapan Gus Sholah saat pilpres ini?
Pertama, saya harap tidak ada ribut. Kemudian saudara kita yang berbeda pilihan tidak perlu diributkan saling menghargai. Kedua, kalaupun sekarang masih hangat-hangatnya, saya harap setelah pilpres, kita saling bersalaman lagi. Ngapain lagi kita meributkan setelah pilpres. Jadi saling menghargai pilihan masing-masing saja. Saya sendiri juga diminta banyak orang untuk tidak memihak, dan saya menyetujuinya. Saya tentu punya pilihan, tapi pilihan itu tidak saya sampaikan secara terbuka. Saya hanya mengajak masyarakat untuk berpikir dan bisa memutuskan pilihannya sendiri. (skj)