Kongres Bali bisa jadi momen PDIP evaluasi kinerja Presiden Jokowi
Ada tiga langkah penting yang selayaknya dirumuskan dalam Kongres PDIP nanti.
Kongres PDI Perjuangan di Bali yang digelar mulai Kamis (9/4) hingga Sabtu (11/4) harus menjadi perhatian bagi Presiden Joko Widodo (Jokowi). Sebab, bisa saja kongres partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu menjadi ajang untuk mengoreksi kebijakan Pemerintahan Jokowi yang sudah berjalan hampir 6 bulan.
Pengamat politik Universitas Padjadjaran, Bandung, Firman Manan menyebutkan, ada tiga langkah penting yang selayaknya dirumuskan dalam Kongres PDIP di Bali 9-12 April 2015. Langkah penting itu terkait upaya mengembalikan Trisakti dan Nawacita dalam program dan pemerintahan Presiden Jokowi.
"Kongres selayaknya mengevaluasi berbagai kebijakan dan program pemerintah yang terkait dengan upaya realisasi Nawa Cita. Evaluasi juga perlu dilakukan terhadap kinerja Presiden serta kabinetnya," kata Firman, saat dihubungi wartawan, Rabu (8/4).
Menurutnya tiga langkah yang perlu dirumuskan dalam kongres PDIP agar Jokowi kembali konsisten mengusung Nawa Cita dan Trisakti yaitu, pertama, PDIP perlu menegaskan karakternya sebagai partai ideologis di tengah kecenderungan praktik politik pragmatisme yang menggerus kepercayaan masyarakat terhadap partai politik.
"Kedua, PDIP semestinya mengevaluasi kinerja pemerintahan Jokowi yang semakin tak dipercaya publik. Pasalnya, kebijakan-kebijakan yang dilakukan Jokowi tidak hanya berseberangan dengan ideologi yang dianut PDIP, tapi juga tidak memihak rakyat," lanjut Firman.
Langkah ketiga yang tak kalah penting adalah upaya membangun saluran komunikasi yang efektif antara PDIP dan Presiden Jokowi selama penyelenggaraan pemerintahan lima tahun ke depan.
"Hal-hal ini harus ditegaskan dalam kongres PDIP. Mengingatkan kembali tentang cita-cita Trisakti dan realisasi Nawa Cita," cetus Firman.
Friman melanjutkan, komunikasi antara Presiden Jokowi dan PDIP yang selama ini dinilai berjalan kurang efektif sehingga harus diperbaiki. Hal yang perlu diperbaiki itu antara lain dengan melakukan reposisi hubungan antara Presiden Jokowi dengan PDIP.
"Hal tersebut misalnya dapat dilakukan dengan mendudukkan Presiden dalam struktur partai walaupun tentunya bukan dalam posisi yang mengganggu kinerjanya sebagai Presiden seperti posisi Dewan Pertimbangan," pungkasnya.
Dengan demikian, kata Firman, persamaan kepentingan yang seharusnya menyatukan Presiden Jokowi maupun kader-kader PDIP lainnya adalah adanya komitmen dan konsistensi untuk bersama-sama merealisasikan Trisakti serta Nawacita melalui berbagai agenda politik dan pemerintahan yang pro-rakyat.
Baca juga:
Kongres PDIP digelar, mencari jabatan kedua setelah ketua umum
Di Kongres Bali, PDIP harus ingatkan Jokowi soal Nawa Cita
PDIP tak mau cuma jadi tukang stempel pemerintah Jokowi
'PDIP sudah selesai soal kepemimpinan'
Kongres PDIP, 10 ribu orang diperkirakan masuk Bali mulai hari ini
Isu calon ketum selain Mega dinilai upaya memecah PDIP
Puan sebut Megawati jabat ketum lagi sesuai hasil Rakernas PDIP
-
Kapan Cinta Mega dipecat dari PDIP? Sekretaris DPD PDIP Jakarta Gembong Warsono mengungkapkan, pemecatan tersebut dilakukan berdasarkan keputusan DPP PDIP, Senin (14/8).
-
Mengapa Cinta Mega dipecat dari PDIP? PDIP telah memecat Cinta Mega usai ketahuan diduga main judi slot Politikus PDIP Cinta Mega akhirnya dipecat oleh partai, usai ketahuan diduga bermain judi online slot saat rapat paripurna bulan lalu.
-
Bagaimana hubungan Jokowi dan PDIP merenggang? Diketahui, hubungan Jokowi dengan partai Pimpinan Megawati Soekarnoputri itu merenggang saat keduanya beda pilihan dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
-
Siapa yang Ganjar Pranowo temui di Rakernas PDIP? Ganjar tiba di lokasi pukul 13.27 WIB dengan mengenakan pakaian serba merah sambil membawa gambar Ketua Umum (Ketum) PDIP Megawati Soekarnoputri dan Presiden pertama RI, Soekarno.
-
Apa yang diumumkan oleh BPBD DKI Jakarta? Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengumumkan, cuaca ekstrem berpotensi melanda Ibu Kota hingga 8 Maret 2024.
-
Apa yang dibahas dalam rapat pimpinan sementara DPRD Provinsi DKI Jakarta? "Pembahasan dan penetapan usulan nama Calon Penjabat Gubernur DKI Jakarta dari masing-masing Partai Politik DPRD Provinsi DKI Jakarta," demikian informasi tersebut.