Kritik Rizal Ramli ke Jusuf Kalla dinilai membuka mata rakyat
"Pak JK juga harus introspeksi diri ketika hal yang sama, dia selalu kritik Jokowi secara terbuka di depan umum."
Pengamat politik Lingkar Mardani, Ray Rangkuti menilai, masyarakat seharusnya jeli melihat pokok perdebatan internal antara Menteri Rizal Ramli dengan Wapres Jusuf Kala tentang mega proyek pembangkit listrik 35.000 megawatt dan rencana pengadaan 12 pesawat Garuda jenis Airbus. Kata dia, urusan etis kritik-mengkritik biarkan menjadi kewenangan Presiden Joko Widodo untuk menilainya.
"Kita enggak usah ribut soal etikanya, biarkan Jokowi yang selesaikan itu tapi kita lihat substansi. Nah, perdebatan ini kan harus lihat substansi bukan etikanya. Kita enggak usah beri saran tapi lebih penting isinya," kata Ray dalam diskusi bertajuk 'Kisruh Istana di Bisnis Negara: Antara Utang dan Kepentingan' di Kedai Kopi Deli Sarinah Jalan Sunda Nomor 7 Menteng Jakpus, Minggu (23/8).
Menurut Ray, apa yang dikritik Rizal tersebut seharusnya membuka mata masyarakat terhadap setiap rencana pembangunan pemerintah. Sebab pada dasarnya proyek yang dikelola BUMN tersebut notabene mengandalkan utang luar negeri.
"Apa yang dilakukan Ramli justru memancing pengetahuan kita. Mungkin kita bangga dengan adanya rencana Pemerintah tentang mega proyek yang nantinya menjadi icon nasional kita. Kita hanya bilang kita hebat juga ya seperti Jepang dan Cina. Padahal ada hal di balik itu yang perlu kita ungkapkan," papar dia.
Lanjut Ray, apa yang dilontarkan Rizal seharusnya juga menjadi kritik atas JK yang selalu tidak sependapat dengan Jokowi. Dalam hal ini, tegas dia, harus digambarkan secara jelas apa manfaat bagi rakyat dari proyek tersebut.
"Pak JK juga harus introspeksi diri ketika hal yang sama, dia selalu kritik Jokowi secara terbuka di depan umum. Jadi dia enggak boleh pakai jimat etika. Jadi dia harus jawab dulu bukan soal etikanya," pungkas dia.