Kubu Jokowi inisiasi rekonsiliasi 'cebong' dan 'kampret' di medsos
Strategi tersebut bakal diterapkan dalam media sosial. Aria mengatakan tim konten berusaha memakai media sosial yang tidak konfrontatif.
Direktur Program Tim Kampanye Nasional pasangan Joko Widodo dan Ma'ruf Amin, Aria Bima mengatakan pihaknya bakal membuat branding kampanye rekonsiliasi kebangsaan. Rekonsiliasi itu bermaksud untuk menyatukan pendukung Jokowi yang disebut "cebong", dengan pendukung Prabowo yang disebut "kampret".
Strategi tersebut bakal diterapkan dalam media sosial. Aria mengatakan tim konten berusaha memakai media sosial yang tidak konfrontatif.
-
Siapa saja yang mendampingi Jokowi? Sebagai informasi, turut mendampingi Presiden dalam kegiatan ini adalah Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi, Gubernur Jambi Al Haris, dan Pj. Bupati Merangin Mukti.
-
Siapa yang menggugat Presiden Jokowi? Gugatan itu dilayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) melayangkan gugatan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
-
Kapan Jokowi mencoblos? Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah melakukan pencoblosan surat suara Pemilu 2024 di TPS 10 RW 02 Kelurahan Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (14/2).
-
Siapa yang mendampingi Jokowi saat mencoblos? Jokowi didampingi Ibu Negara Iriana mencoblos capres-cawapres, caleg DPR RI, DPD RI, dan DPRD Kota Jakarta.
-
Kapan Jokowi memanggil Kapolri dan Jaksa Agung? "Sudah saya panggil tadi," kata Presiden Jokowi saat diwawancarai di Istora Senayan, Jakarta, Jumat (27/5).
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
"Strategi yang kita pakai adalah strategi branding Jokowi-Ma'ruf adalah strategi figur rekonsiliatif anak bangsa. Rekonsiliatif antara cebong dan kampret," ujarnya di Posko Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (6/9).
Politikus PDI Perjuangan itu menjelaskan Pilpres 2014 membuat luka bagi bangsa. Pecah dua kubu dengan saling sebut demikian di media sosial.
"Kita selaku warga bangsa yang kita lihat 4 tahun terakhir ini di dalam medsos yaitu terlalu head to head antara, ya saya buka saja, antara cebong dengan kampret yang tidak pernah selesai sejak 2014 sampai hari ini," kata Aria.
Aria menegaskan mereka tak akan menggunakan strategi saling serang agar tak kejadian serupa pada 2014. Sebab, sedianya siapapun presiden terpilih akan memimpin para "cebong" dan "kampret" ini.
"Nah kita lihat strategi kita. Kita gak akan lagi menggunakan cara-cara yang ternyata narasi-narasi di medsos itu membuat luka batin yang cukup dalam," ucapnya.
Baca juga:
Besok, Jokowi umumkan nama Ketua Tim Kampanye KIK
Kubu Jokowi dan Prabowo bakal rajin bertemu untuk cegah kampanye hitam
Gerindra tak khawatir bila Erick Thohir jadi ketua kampanye Jokowi
Jadi Plt DPD Golkar, ini cara Rizal Mallarangeng menangkan Jokowi di DKI
Meski khawatir, Sandi tak yakin Erick Thohir mau jadi ketua Timses Jokowi