Kubu Jokowi: Ucapan Muzani seolah ingin ubah hasil quick count
"Dalam situasi seperti ini sebaiknya semua pihak menjaga suasana kondusif dan ikut mengawasi rekapitulasi suara."
Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani sebaiknya mendorong agar lembaga survei yang hasil hitungan cepatnya mengunggulkan Prabowo - Hatta bersedia membuka data dan diaudit, ketimbang melontarkan pernyataan yang membuat suasana tidak kondusif. Kemarin tiga lembaga survei yang memenangkan Prabowo - Hatta tidak datang memenuhi undangan Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi) untuk mempresentasikan datanya.
"Kalau Muzani berani datang dengan JSI, Puskaptis, LSN, dan IRC dengan membawa data-data dari TPS mana saja quick count tersebut diambil, serta metodologinya maka itu baru sikap seorang sekretaris jenderal partai," tantang Juru Bicara Jokowi - JK, Hasto Kristiyanto lewat keterangan tertulis, Jumat (11/7).
Menurut Hasto, pernyataan Muzani bahwa pada Pilpres 2004 Mega - Hasyim mengklaim menang padahal berdasar real count SBY - JK menang, merupakan ucapan yang seharusnya tidak perlu dikeluarkan oleh seorang sekretaris jendral partai dan anggota DPR.
Hasto malah menduga upaya Muzani tersebut untuk membangun persepsi bahwa segala sesuatunya masih bisa diubah.
"Ketika rakyat sudah berdaulat dan menentukan pilihannya, sebaiknya kita hormati pilihan rakyat. Pernyataan Muzani itu seolah mengisyaratkan masih adanya hal-hal khusus yang akan dijalankan, yang seolah ingin mengubah hasil quick count yang dilakukan oleh lembaga kredibel," ujar Wakil Sekjen PDI Perjuangan itu.
"Dalam situasi seperti ini sebaiknya semua pihak menjaga suasana kondusif dan ikut mengawasi rekapitulasi hasil perhitungan suara," katanya.