Kubu Prabowo dan Jokowi bentrok, PDIP minta pendukung tenang
"Hendaknya kita tetap yakin bahwa intimidasi tak akan menyurutkan langkah Jokowi yang yang memang terlahir dari rakyat."
Sejumlah tindak kekerasan ramai terjadi jelang Pilpres 9 Juli nanti. Antara Kubu Prabowo - Hatta dan Jokowi - JK saling baku hantam hingga banyak menimbulkan kerugian. Belum jelas siapa provokator dalam sejumlah aksi kekerasan yang terjadi di beberapa daerah ini.
Jubir Timses Jokowi - JK, Hasto Kristiyanto mengimbau kepada seluruh pendukung Jokowi untuk tetap tenang dan tidak mudah terprovokasi. Dia mengajak masyarakat untuk kampanye dengan damai dan menghindari aksi kampanye hitam.
"Marilah kita laksanakan instruksi Pak Jokowi untuk tetap tenang, mari jaga suasana kampanye agar tetap sejuk, dan jauhkan dari segala bentuk kampanye hitam," kata Hasto dalam keterangan tertulisnya, Rabu (25/6).
Dalam situasi itu, lanjutnya, sangat tepat bila semua pihak mengikuti apa yang disampaikan Jokowi bahwa kampanye pilpres hendaknya dijadikan sebagai kegembiraan politik. Jokowi juga menekankan bahwa semua pihak harus menghilangkan segala bentuk nafsu angkara murka hanya untuk berkuasa.
"Bagaimanapun juga pemilu presiden merupakan sebuah harapan untuk perubahan negeri yang lebih baik. Rakyat diberi kemerdekaan sepenuhnya untuk ikut menentukan pemimpin yang merakyat dan memiliki jejak bersih, untuk Indonesia yang lebih rukun dan damai," kata Hasto.
Hasto menyatakan, agar para pendukung Jokowi - JK percaya bahwa pemenang pilpres adalah mereka yang memiliki keyakinan Indonesia memerlukan pemimpin yang rela berkorban, memiliki kebesaran jiwa, dan tidak pernah menyerang pihak lain.
"Atas berbagai serangan tersebut, hendaknya kita tetap yakin bahwa intimidasi tidak akan menyurutkan langkah Jokowi yang memang terlahir dari rakyat," tandas Wasekjen PDIP ini.
Seperti diketahui, beberapa tindak kekerasan terjadi jelang pilpres. Misalnya, Rumah Dosen Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta Muhamad Husein Kasim yang juga salah satu simpatisan relawan pendukung Jokowi dilempar bom molotov di Ngemplak, Sleman, Yogyakarta. Kemudian, kasus ledakan di sebuah bangunan bekas posko PDIP di Jalan Abimanyu RT 29 RW 06, Wirobrajan, Yogyakarta, Minggu (8/6).
Teranyar, peristiwa kerusuhan yang melibatkan massa pendukung Prabowo dan Jokowi pada Selasa (24/6) kemarin, di beberapa titik di Yogyakarta. Selain lempar batu, tercatat pendukung Prabowo merusak sejumlah rumah dan kendaraan bermotor di Bantul, Yogyakarta.
Ketua Tim pemenangan Prabowo - Hatta, Bantul, Herry Zudianto menyatakan, penyerangan tersebut terjadi secara tidak sengaja. Menurut Herry, kejadian tersebut dipicu provokasi dari sejumlah pemuda dusun Kweni yang sedang berada dipinggir jalan.
Menurut informasi yang dia terima, setidaknya ada 20 pemuda yang sedang duduk-duduk di depan bengkel shock mobil sambil minum minuman keras. Saat rombongan massa kampanye dari lapangan Pendowoharjo lewat sekelompok pemuda tersebut melempari massa kampanye dengan batu.
"Massa tidak terima, lalu terjadi bentrokan. Karena pemuda dusun Kweni merasa kalah jumlah sehingga lari ke dalam kampaung dikejar massa kampanye sambil melakukan pengrusakan di sekitar TKP," kata Herry lewat pesan singkat kepada merdeka.com.