Langkah politik empat partai besar hadapi Pilgub Jabar 2018
Langkah politik empat partai besar hadapi Pilgub Jabar. Meski perhelatan politik itu lebih kurang satu tahun lagi, sejumlah survei mulai memunculkan nama-nama yang berpeluang menjadi kandidat Pilgub Jawa Barat.
Pilkada Serentak kembali digelar tahun 2018 mendatang. Sejumlah daerah bakal melakukan pemilihan kepala daerah baru salah satunya Provinsi Jawa Barat.
Meski perhelatan politik itu lebih kurang satu tahun lagi, sejumlah survei mulai memunculkan nama-nama yang berpeluang menjadi kandidat Pilgub Jawa Barat. Ada tiga nama menguat yakni Wali Kota Ridwan Kamil, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi dan Wakil Gubernur petahana, Deddy Mizwar.
Di antara nama itu, Emil, sapaan Ridwan Kamil, tak malu-malu menyatakan kesiapannya bersaing bersama deretan nama beken lainnya di Pilgub Jabar. Komunikasi politik juga mulai dibangun dengan sejumlah partai. Hasilnya, sudah ada satu parpol yakni Partai NasDem yang mendeklarasikan dukungan pada Emil sejak jauh hari.
"Iya Alhamdulillah sudah (mantap maju Pilgub). Jika ada takdirnya, saya akan berikhtiar menjemputnya. Jadi takdirnya akan mengatakan kamu jadi atau kamu tidak jadi. Tidak jadi pun, saya sudah siap mentalnya di umroh itu meyakini, karena yang penting mah di manapun kita diberi panggung kehidupan, jadilah manusia terbaik udah itu aja," kata Emil mantap.
-
Siapa saja yang bertarung dalam Pilkada Jabar? Khusus di Jawa Barat diikuti empat pasangan calon (paslon) yang mendaftar di KPUD Jawa Barat.
-
Apa komitmen PKB terkait Pilgub Jabar? PKB sudah lama berkomitmen mengambil poros yang berlawanan dengan Ridwan Kamil. Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) PKB Syaiful Huda membeberkan bahwa partainya berkomitmen untuk selalu memilih poros yang berlawanan dari Ridwan Kamil.
-
Apa yang dimaksud dengan Pilkada? Pilkada adalah proses demokratis di Indonesia yang memungkinkan warga untuk memilih pemimpin lokal mereka, yaitu gubernur, bupati, dan wali kota beserta wakilnya.
-
Kenapa Padi Salibu dilirik Pemprov Jabar? Padi dengan teknologi salibu saat ini tengah dilirik Pemprov Jabar sebagai upaya menjaga ketahanan pangan.
Lain dengan Emil, Dedi Mulyadi justru bersikap malu-malu kucing. Dia ogah bicara banyak soal Pilgub Jabar. Pria akrab disapa Kang Dedi itu memilih fokus menyelesaikan tugasnya di Purwakarta.
"Atuh, saya mah apa atuh kalau dibandingkan dengan Deddy Mizwar, Ridwan Kamil dan Dede Yusuf," kata Dedi di Purwakarta, Jumat (24/3).
Dedi menambahkan, sebagai orang desa dia tak ogah bermimpi terlalu jauh termasuk mengejar kursi Jabar 1. Apalagi, kata dia, di internal Golkar juga belum menyinggung apapun soal Pilgub Jabar dan kemungkinan dirinya dicalonkan.
"Saya mah orang desa, terlalu tinggi kalau ditanya siap tidak siap. Saya termasuk orang yang sampai hari belum ini membicarakan urusan gubernur dengan siapapun. Termasuk di internal partai saya sendiri ya," tuturnya sambil menegaskan memilih tetap bekerja.
Beda lagi dengan Wakil Gubernur Jawa Barat, Deddy Mizwar. Petahana ini santai menghadapi Pilgub Jabar. Sejauh ini, kata Deddy, dirinya hanya sebatas komunikasi dengan parpol untuk kendaraan politik. Namun belum ada keputusan partai mana yang resmi memberi dukungan.
"Kalau saya enjoy saja. Alami saja, berkomunikasi, berdialog. Tapi keputusan ada di tangan partai. Kalau tiba-tiba terjadi dinamika yang besar. Nggak dilirik lagi ya sudah," jawab aktor kawakan itu kalem.
Kasak-kusuk jelang Pilgub Jabar bukan hanya terjadi di tataran kandidat yang menguat. Empat partai besar juga belum menentukan sikap politik jelang Pilgub Jabar 2018.
Partai Gerindra mengantarkan kemenangan Ridwan Kamil di Pilwalkot Bandung 2013 lalu. Namun untuk Pilgub Jabar 2018 mendatang, partai berlambang burung garuda itu ogah memberikan dukungan pada Emil, sapaan Ridwan Kamil.
"Kami tidak mungkin mengusungnya lagi," kata Ketua Badan Pemenangan Pemilihan Umum Daerah Partai Gerindra Jabar, Sunatra, di Bandung, Selasa (21/3).
Meski telah mencoret nama Emil, Gerindra sesumbar masih memiliki kandidat potensial lainnya. Gerindra menargetkan calon cagub Jabar akan diumumkan setelah Lebaran.
"Karena Gerindra hanya 11 kursi berarti tidak bisa mengusung cagub sendiri. Kami juga giat bersilaturahmi dengan partai politik lain untuk melakukan rancang bangun koalisi yang akan datang," sambung Sunatra.
Partai Golkar juga belum punya keputusan siapa yang akan dicalonkan di Pilgub Jabar. Namun kemungkinan besar, mereka memprioritaskan calon dari internal. Salah satu yang dianggap paling layak adalah Dedi Mulyadi.
"Kami masih terus memberikan dukungan, kesempatan dan mensupport sepenuhnya perangkat partai kepada ketua DPD Partai Dedi Mulyadi untuk terus melakukan sosialisasi dan tentunya kami akan prioritaskan karena dia sebagai kader," ujar Ketua Tim Pemenangan Pemilu Jawa 1, Agun Gunanjar, di kantor DPP Golkar, Jumat (24/3).
Golkar menilai, Dedi memiliki motivasi dan semangat membangun Jawa Barat lebih berbudaya dan lebih baik dari saat ini. Meski dari sisi elektabilitas, Dedi Mulyadi masih kalah dibanding Ridwan Kamil. Namun partai berlambang pohon beringin ini masih optimis elektabilitas Dedi Mulyadi bakal meningkat.
"Kita yakin walaupun pada akhirnya nanti apa yang diputuskan ya kita banyak faktor banyak pertimbangan tapi yang jelas PP jawa 1 memberikan dukungan support kepada yang bersangkutan (Dedi Mulyadi)," tegasnya.
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sebagai partai pemenang Pilgub Jabar selama dua periode juga belum menentukan siapa yang bakal diusung. Namun sosok Deddy Mizwar menjadi salah satu calon potensial yang akan diusung.
"Deddy Mizwar jadi kans besar, kalau Ridwan Kamil sempat masuk dalam penjaringan pertama tapi masih belum jelas nanti ke depannya," kata Ketua DPP PKS Bidang Wilayah Dakwah Banten Jakarta dan Jawa Barat, Tate Qomarudin saat ditemui di Gedung Sate, Kota Bandung, Jumat (24/3).
Menurutnya, PKS masih menggodok nama dari internal partai. Paling tidak ada empat nama yang disiapkan sebagai calon untuk senjata pada Pilgub Jabar mendatang.
"Dari internal yang sedang digodok oleh DPP, seperti Netty Heryawan, Tate Qomarudin. Haris Yuliana dan Ahmad Ruhiyat," terangnya.
Namun, kata dia, berbagai kemungkinan masih bisa terjadi. "Jadi masih dalam proses, mungkin nanti jelang pendaftaran baru akan keluar siapa yang akan diusung," imbuhnya.
PDIP juga tak mau terburu-buru mendeklarasikan dukungan untuk Pilgub Jabar. Meskipun disebut-sebut bakal mendukung Ridwan Kamil, PDIP menegaskan proses penjaringan kandidat Pilgub Jabar justru baru dimulai Mei 2017.
Sama seperti daerah lainnya, penjaringan itu terbuka lebar baik itu kader dan nonkader partai yang siap untuk ikut pada hajat demokrasi tahun mendatang.
"Jabar mengambil posisi besar karena kursi kita (20 kursi di DPRD Jabar). Sehingga kita lakukan penjaringan Mei nanti. Artinya proses akan dilakukan DPD baik itu kader dan di luar. Kader itu ada TB Hasanudin dan lain-lain tetapi tokoh di luar juga banyak," kata Ketua DPP PDI Perjuangan Andreas Hugo Pareira usai mengikuti pemaparan survei Indo Barometer, di Hotel Savoy Homan, Bandung, Kamis (23/3).
Soal Ridwan Kamil, Andreas mengatakan, partai tidak akan mengambil keputusan gegabah. Meski demikian dia mengakui popularitas dan elektabilitas Ridwan Kamil cukup baik.
"Ridwan Kamil posisi hari ini kita tahu semua dalam survei cukup baik. Tetapi dinamika itu cepat berubah. Sehingga waktu yang tepat untuk memutuskan penting. Jabar ini kami punya pengalaman dulu ketika saya di DPD Jabar. Kami belajar dari pengalaman 2013, dan 2005 dulu," terangnya.
"Kita dengan RK punya hubungan baik. Sebelumnya sering diundang. Jauh dari dulu sebelum deklarasi. Yang penting yang bisa mengusung itu yang 20 persen," tegas Andreas.
Baca juga:
Ridwan Kamil siapkan opsi maju Pilgub Jabar lewat jalur independen
Ini tanggapan Deddy Mizwar soal artis-artis nyalon di Pilgub Jabar
Deddy Mizwar siap disandingkan siapapun buat Pilgub Jabar
Pilgub Jabar, relawan ini janjikan 2,5 juta KTP dukung Ridwan Kamil
Pilgub Jabar diprediksi tidak lebih dari empat pasang calon
Aa Gym dan Sule bisa ramaikan Pilgub Jabar 2018
PDIP punya lima nama untuk dimajukan di Pilgub Jawa Barat