Lanjutkan Visi Jokowi, Airlangga Disarankan Koalisi dengan PDIP
Ketua umum Golkar Airlangga Hartarto menegaskan, partainya memiliki hubungan yang sangat dekat dengan PDIP. Hal ini diungkap saat bertemu Ketua DPR Puan Maharani saat menyerahkan nama Lodewijk Paulus sebagai wakil ketua DPR, Rabu (29/9).
Ketua umum Golkar Airlangga Hartarto menegaskan, partainya memiliki hubungan yang sangat dekat dengan PDIP. Hal ini diungkap saat bertemu Ketua DPR Puan Maharani saat menyerahkan nama Lodewijk Paulus sebagai wakil ketua DPR, Rabu (29/9).
Pengamat politik dari UIN Jakarta, Ali Munhanif menilai, Partai Golkar sangat mungkin berkoalisi dengan PDIP. Dia malah menyarankan Golkar berkoalisi dengan PDIP di Pemilu 2024.
-
Bagaimana Airlangga Hartarto mengelola potensi konflik di dalam Partai Golkar? Lanjut Dedi, Airlangga juga mampu merawat infrastruktur partai dengan mengelola potensi konflik yang baik.
-
Bagaimana Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Golkar? Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Partai Golkar ke-11 sejak pertama kali dipimpin Djuhartono tahun 1964.
-
Bagaimana caranya DPD I Golkar bisa mengganti Ketua Umum Airlangga Hartarto? Aturan mengenai pergantian ketum tercantum dalam anggaran dasar Partai Golkar dengan beberapa ketentuan. Salah satunya, apabila dua per tiga Pengurus Partai (DPD) Provinsi sepakat agar Munaslub dilaksanakan.
-
Apa yang diklaim Airlangga sebagai pencapaian Partai Golkar? "Dengan demikian Partai Golkar mengalami kenaikan dan dengan Partai Golkar mengalami kenaikan, Partai Golkar juga yang mendukung Pak Prabowo dan Mas Gibran bisa berkontribusi kepada kemenangan Bapak Prabowo Subianto dan Mas Gibran Rakabuming Raka," tutup Airlangga.
-
Kenapa banyak Ketua DPD Golkar ingin Airlangga Hartarto kembali memimpin secara aklamasi? "Makanya cukup rasional jika DPD ingin aklamasi untuk AH," jelasnya. Dia menambahkan, tidak mudah untuk Golkar meraup suara maksimal di Pemilu karena tidak ada kader yang bertarung di Pilpres 2024.
-
Apa alasan Nurdin Halid menilai Airlangga Hartarto layak memimpin Golkar? "Sangat layak, Erlangga memimpin Golkar," ujarnya kepada wartawan, Rabu (3/4). Nurdin mengaku di Pemilu 2024, Golkar perolehan kursi di DPR RI meningkat menjadi 102. Padahal di Pemilu 2019, Golkar hanya meraih 85 kursi. "Dari 85 kursi menjadi 102, itu tidak mudah. Sangat layak (memimpin kembali Golkar)," tuturnnya.
Ali mengusulkan Golkar membentuk koalisi nasionalis-nasionalis pada Pemilu 2024. Dia mengatakan, koalisi itu dibutuhkan untuk melanjutkan visi dan misi Presiden Jokowi. Apalagi visi tersebut sempat terhambat akibat pandemi covid-19.
"Pak Airlangga bisa merangkul PDIP. Setidaknya sekarang ini menjadi penopang pembangunan ekonomi Presiden Jokowi," kata Ali saat dihubungi, Kamis (30/9).
Menurut Ali, Golkar dan PDIP sama-sama berideologi nasionalis. Apalagi Golkar juga berada dalam pemerintahan bersama PDIP.
Oleh karena itu, ia menyarankan Golkar punya komitmen yang sama untuk melanjutkan visi dan misi Presiden Jokowi. Seperti menggalakkan pembangunan infrastruktur, transportasi umum, peningkatan tenaga kerja dan meningkatkan investasi.
Saat ini, kata Ali, PDIP tak mempunyai tokoh untuk diusung menjadi capres. Sekali pun itu Ketua DPR Puan Maharani dan tokoh populer lainnya Ganjar Pranowo.
Puan dinilai belum mumpuni untuk dijadikan orang nomor satu di Indonesia karena tak memiliki kriteria dan elektabilitas yang pas.
"Maka itu tidak ada salahnya PDIP menempatkan diri di nomor 2, tapi tetap melanjutkan agenda (visi-misi) yang sekarang," ujar Ali.
Sementara terkait nama Ganjar Pranowo yang termasuk politisi populer saat ini di PDIP, Ali mengatakan, gubernur Jawa Tengah itu sulit untuk maju karena akan berhadapan dengan partainya.
"Pasti mereka tidak akan memberi lampu hijau untuk Ganjar menjadi calon, meski menjadi nomor dua," ujar Ali.
Berbeda dengan Partai Gerindra, partai ketiga suara terbanyak di parlemen itu, menurut Ali, akan tetap mendorong ketua umumnya Prabowo Subianto menjadi capres. Golkar dan Gerindra akan sulit berkoalisi.
"Mereka masih percaya diri dan akan memanfaatkan momentum publik untuk berkompetisi," kata Ali.
Ali meyakini koalisi pemerintahan yang ada saat ini bisa meneruskan visi-misi Presiden Jokowi. Airlangga diharap bisa merangkul PDIP dalam platform yang sama. "Maka saya punya naluri dia akan mendapatkan kepercayaan dari rakyat untuk tampil pada 2024," ujarnya.
Terkait partai religius, Ali mengatakan, partai berbasis Islam seperti PPP, PKB dan PAN bisa menjadi penopang Airlangga di Pilpres 2024.
"Yang lain bisa menopang koalisi seperti partai berbasis Islam, seperti PPP, PKB, dan PAN. saya percaya 2024 akan seru," kata Ali.
Dekat dengan PDIP
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto mengungkapkan bahwa partainya dengan PDI Perjuangan memiliki hubungan yang sangat dekat dan selalu seiring sejalan menyukseskan program pemerintah.
Dia mencontohkan pembicaraan antara dirinya dengan Ketua DPP PDIP yang juga Ketua DPR RI Puan Maharani sering dilakukan, tidak hanya ketika Golkar mengusulkan nama Lodewijk Paulus sebagai Wakil Ketua DPR RI.
"Pembicaraan kami dengan Ketua DPR tidak hanya sampai di sini, tapi akan ada kegiatan-kegiatan lain dalam 1-2 minggu ke depan," kata Airlangga di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (29/9) seperti dikutip dari Antara.
Airlangga mengatakan, dirinya menanyakan kepada Ketua Fraksi Partai Golkar Kahar Muzakir, apakah ada pendapat fraksinya yang berbeda dengan PDI Perjuangan.
Menurut dia, Kahar menyampaikan F-Partai Golkar tidak ada perbedaan pendapat dengan PDIP terkait berbagai hal yang dibahas di parlemen.
"Jadi kami sesama parpol pendukung Presiden Joko Widodo seluruhnya satu kebijakan untuk menyukseskan pemerintah sampai tahun 2024," ujarnya.
Dia mengatakan, kekompakan Golkar dan PDIP tersebut, misalnya, dalam kebijakan penanganan pandemi Covid-19, pemulihan ekonomi, dan menyelesaikan UU Cipta Kerja beberapa waktu lalu.
(mdk/rnd)