LSI Denny JA sebut hoaks Ratna Sarumpaet bikin elektabilitas Jokowi naik
LSI Denny JA sebut hoaks Ratna Sarumpaet bikin elektabilitas Jokowi naik. Adapun tren elektabilitas bagi Jokowi-Ma'ruf cenderung meningkat. Catatan LSI pada Agustus sebesar 52,2 persen, September 53,2 persen. Cukup tajam pasca kasus hoaks Ratna Sarumpaet, naik 4,5 persen ke 57,7 persen di Oktober 2017.
Kasus hoaks Ratna Sarumpaet memiliki dampak elektoral cukup signifikan terhadap elektabilitas kedua pasangan calon presiden. LSI Denny JA dalam survei terbarunya menunjukkan peningkatan elektabilitas pasangan nomor urut 01, Joko Widodo dan Ma'ruf Amin.
Pada survei yang dilaksanakan pada 10-19 Oktober 2018, atau setelah terungkapnya kebohongan Ratna Sarumpaet, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf berada di angka 57,7 persen. Tetap unggul dibandingkan lawannya, Prabowo-Sandiaga di angka 28,6 persen. Sedangkan pemilih belum memutuskan sebesar 13,7 persen.
-
Dimana Prabowo Subianto kalah dalam Pilpres 2019? Namun sayang, Ia kalah dari pasangan Jokowi-Ma'aruf Amin.
-
Bagaimana tanggapan Prabowo atas Jokowi yang memenangkan Pilpres 2014 dan 2019? Prabowo memuji Jokowi sebagai orang yang dua kali mengalahkan dirinya di Pilpres 2014 dan 2019. Ia mengaku tidak masalah karena menghormati siapapun yang menerima mandat rakyat.
-
Bagaimana Prabowo menjaga kontestasi pemilu tetap santun? Prabowo dalam jumpa pers selepas pertemuan menyampaikan secara langsung tekadnya untuk menjaga kontestasi pemilu tetap santun.
-
Kapan Prabowo tiba di Sumatera Barat? Calon Presiden (Capres) nomor urut 2 Prabowo Subianto tiba di Bandara Internasional Minangkabau (BIM) Padang Pariaman pada Sabtu (9/12) pagi.
-
Apa yang diusung Prabowo Subianto dalam acara tersebut? Ketua Umum Pilar 08, Kanisius Karyadi, mengatakan bahwa kegiatan yang diikuti oleh 70 ribu lebih peserta ini merupakan bentuk dukungan terhadap Prabowo Subianto dalam menjaga dan merawat Persatuan Indonesia, sejalan dengan Sila ke-3 Pancasila.
-
Siapa yang menanggapi santai atas kemenangan Prabowo-Gibran di Jawa Tengah? Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka menanggapi santai atas kemenangan telak yang diraih pasangan Prabowo Subianto-Gibran di Jawa Tengah.
Survei tersebut memiliki 1.200 responden yang diambil secara acak (multistage random sampling). Wawancara dilakukan secara tatap muka. Serta, survei memiliki Margin of Error 2,8 persen.
Adapun tren elektabilitas bagi Jokowi-Ma'ruf cenderung meningkat. Catatan LSI pada Agustus sebesar 52,2 persen, September 53,2 persen. Cukup tajam pasca kasus hoaks Ratna Sarumpaet, naik 4,5 persen ke 57,7 persen di Oktober 2017.
Sedangkan, elektabilitas Prabowo-Sandiaga cenderung stagnan. Pada Agustus 29,5 persen, September 29,2 persen, dan terbaru 28,6 persen.
Peneliti LSI Ikrama Masloman menjelaskan, dampak hoaks Ratna Sarumpaet bukannya mengurangi dukungan terhadap Prabowo-Sandiaga. Melainkan, perubahan pada pemilih yang belum memutuskan (undecided voter).
"Efek elektoral hoaks RS bukan mengurangi dukungan ke Pak Prabowo, tetapi yang belum memutuskan pilihan cenderung ke pak Jokowi," jelasnya saat memaparkan survei di kantor LSI, Rawamangun, Jakarta Timur, Selasa (23/10).
Dari segmen pendukung di kalangan terpelajar, dukungan kepada Jokowi meningkat. Pendukung dengan pendidikan perguruan tinggi meningkat dari 40,5 persen di September, menjadi 44 persen di Oktober. Sementara, Prabowo menurun, dari 46,8 persen di September, menjadi 37,4 persen di Oktober. Atau pasca hoaks Ratna Sarumpaet.
Hal sama juga terjadi di segmen pendapatan. Pendukung Jokowi dengan pendapatan di atas Rp 3 juta meningkat dari 46,2 persen menjadi 54,8 persen. Pendukung Prabowo menurun, dari 43,8 persen menjadi 34,5 persen.
"Kalangan terpelajar dan segmen menengah ke atas kurang menyukai pemimpin yang mudah terkecoh dan reaksioner," jelas Ikrama.
Baca juga:
Ma'ruf Amin minta jangan ada yang pesimis dengan kondisi bangsa
Gerindra tak masalah PKS instruksikan kader kampanyekan Sandiaga
Sandi klaim rakyat suka jika Prabowo pakai baju warna coklat atau putih
Gerindra pastikan Ahmad Dhani tetap jurkamnas meski telah jadi tersangka
Sandiaga klaim kesulitan kumpulkan dana karena sulit yakinkan pemodal