LSI Denny JA soal Ketum Golkar: Airlangga 51,6 persen dan Idrus Marham 16,3 persen
LSI Denny JA soal Ketum Golkar: Airlangga 51,6 persen dan Idrus Marham 16,3 persen. Airlangga Hartarto ditunjuk sebagai ketua umum Golkar dalam pleno pada Rabu (13/12) malam. Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Ardian Sopa menilai, hasil putusan ini selaras dengan keinginan pemilih akar rumput Golkar.
Airlangga Hartarto ditunjuk sebagai ketua umum Golkar dalam pleno pada Rabu (13/12) malam. Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Ardian Sopa menilai, hasil putusan ini selaras dengan keinginan pemilih akar rumput partai berlambang beringin itu.
Dalam temuan survei sebelum pleno semalam, kalangan akar rumput mendukung Menteri Perindustrian itu. Total persentase mencapai 51,6 persen. Terpaut jauh dengan Sekjen Golkar Idrus Marham yang mengantongi 16,3 persen dukungan. Lalu diikuti berikutnya Titiek Soeharto (9,7 persen), Azis Syamsuddin (8,3 persen), dan Bambang Soesatyo (7,2 persen). Survei ini diambil dari 11,6 persen suara yang mendukung partai Golkar hasil temuan.
"Keputusan pleno semalam kesesuaian dengan masyarakat kalangan bawah atau grass root. Jadi hasil itu bukan hanya suara elite Golkar," kata Ardian di kantor LSI, Rawamangun, Kamis (14/12).
Keputusan yang diambil DPP dalam pleno merupakan bentuk aspirasi kalangan masyarakat bawah pendukung Golkar. Karena itu, Airlangga bisa dikatakan sebagai sosok yang tepat.
"Sebelum ditetapkan semalam, ada kesesuaian dengan pemilih Golkar," imbuh dia.
Hal itu juga menyepakati kepercayaan masyarakat atas kebangkitan Golkar dengan ketum baru. 65,7 Persen yakin bisa bangkit. Dengan tiga faktor; ketua umum baru (34,4 persen), program baru (27,6 persen), dan tokoh baru (22,6 persen).
Survei diambil pada tanggal 1-14 November 2017 ditambah riset kualitatif berupa diskusi dan wawancara mendalam pada 1-13 Desember. 1.200 Responden diwawancara tatap muka dan dipilih metode multistage random sampling. Margin of error survei ini sebesar kurang lebih 2,9 persen.
Baca juga:
Survei LSI Denny JA: Kasus Novanto ancam Golkar merosot ke peringkat 3 dan 4 di 2019
LSI Denny JA: Golkar terancam jadi 'penyanyi latar' pada Pilpres 2019
Cegah elektabilitas terus turun, Golkar disarankan rumuskan branding baru
Airlangga jadi ketum Golkar, Ridwan Kamil harap rekomendasi cagub tak berubah
Organisasi sayap Golkar geruduk gedung rapat pleno tuntut Munaslub segera digelar
Jalan mulus Airlangga ambil alih Golkar
Nurdin Halid: Aziz Syamsuddin beri kesempatan ke Airlangga
-
Bagaimana Airlangga Hartarto mengelola potensi konflik di dalam Partai Golkar? Lanjut Dedi, Airlangga juga mampu merawat infrastruktur partai dengan mengelola potensi konflik yang baik.
-
Bagaimana Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Golkar? Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Partai Golkar ke-11 sejak pertama kali dipimpin Djuhartono tahun 1964.
-
Apa yang diklaim Airlangga sebagai pencapaian Partai Golkar? "Dengan demikian Partai Golkar mengalami kenaikan dan dengan Partai Golkar mengalami kenaikan, Partai Golkar juga yang mendukung Pak Prabowo dan Mas Gibran bisa berkontribusi kepada kemenangan Bapak Prabowo Subianto dan Mas Gibran Rakabuming Raka," tutup Airlangga.
-
Apa alasan Nurdin Halid menilai Airlangga Hartarto layak memimpin Golkar? "Sangat layak, Erlangga memimpin Golkar," ujarnya kepada wartawan, Rabu (3/4). Nurdin mengaku di Pemilu 2024, Golkar perolehan kursi di DPR RI meningkat menjadi 102. Padahal di Pemilu 2019, Golkar hanya meraih 85 kursi. "Dari 85 kursi menjadi 102, itu tidak mudah. Sangat layak (memimpin kembali Golkar)," tuturnnya.
-
Siapa yang menyampaikan keinginan aklamasi untuk Airlangga Hartarto dalam memimpin Golkar? Untuk informasi, kabar adanya keinginan aklamasi dari DPD I dalam penunjukkan Airlangga kembali memimpin Partai Golkar disampaikan Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar Lodewijk F. Paulus.
-
Kapan Airlangga menyampaikan klaim dukungan Partai Golkar untuk Prabowo-Gibran? Hal itu disampaikan Airlangga dalam acara buka puasa bersama jajaran Partai Golkar dengan Prabowo-Gibran, di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Jumat (29/3).