Mampukah Rhoma dan Mahfud MD gembosi suara PKB?
Prabowo angkat Mahfud MD dan Rhoma Irama bagian dari tim pemenangannya bersama Hatta dalam Pilpres.
Dua politikus Partai Kebangkitan Bangsa ( PKB ) Rhoma Irama dan Mahfud MD berubah arah. Jika dalam pemilu legislatif mereka getol memperjuangkan PKB , dalam pilpres nanti mereka malah mengusung capres yang dijagokan oleh lawan. Sama-sama kecewa rupanya.
Mahfud MD dan Rhoma Irama sebelumnya memang digadang-gadang oleh PKB untuk dicalonkan sebagai capres dari partainya warga Nahdliyin tersebut. Namun belakangan PKB malah justru mendukung Joko Widodo dan Jusuf Kalla maju sebagai capres-cawapres yang diusung oleh PDI Perjuangan.
Kekecewaan ini rupanya dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh kubu lawan. Prabowo Subianto langsung sowan ke rumah Rhoma Irama dan meminangnya untuk menjadi bagian dari tim kemenangan Prabowo-Hatta. Mahfud MD malah diangkat Prabowo sebagai ketua tim sukses Prabowo-Hatta.
Rhoma Irama, dalam sebuah kesempatan juga mengancam akan menunjukkan eksistensinya dalam menggembosi PKB . Menurutnya, dulu PKB tak ada apa-apanya di Jawa Barat dan Aceh. Namun setelah dirinya jadi tim kampanye, PKB bisa punya nyali di dua wilayah tersebut.
Mampukah keduanya menggembosi suara PKB? Berikut seperti yang berhasil dihimpun merdeka.com, Rabu (21/5):
-
Kapan Prabowo bertemu Jokowi? Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana kepresidenan, Jakarta, Senin (8/7) siang.
-
Apa yang dibicarakan Prabowo dan Jokowi? Saat itu, mereka berdua membahas tentang masa depan bangsa demi mewujudkan Indonesia emas pada tahun 2045.
-
Kapan Jokowi memanggil dua menteri PKB tersebut? Presiden Joko Widodo (Jokowi) memanggil dua menteri Partai Kebangkitan Bangsa, yaitu Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Indonesia (Mendes-PDTT) Abdul Halim Iskandar dan Menaker Ida Fauziyah.
-
Bagaimana Prabowo bisa menyatu dengan Jokowi? Saat Pilpres 2019 Prabowo merupakan lawan Jokowi, namun setelah Jokowi terpilih menjadi presiden Prabowo pun merapat kedalam kabinet Jokowi.
-
Apa yang dibahas Jokowi saat memanggil dua menteri PKB itu? Menurut dia, Jokowi memuji raihan suara PKB dalam Pileg 2024."Kalau yang kita baca ya, pujian presiden terhadap pencapaian PKB dan juga ucapan kekaguman kepada ketua umum kami, Gus Muhaimin, karena dalam situasi pileg PKB justru mengalami kenaikan yang signifikan," kata Maman di gedung DPR, Senayan, Jakarta Senin (18/3).
-
Bagaimana Prabowo dinilai akan meneruskan pemerintahan Jokowi? Sebagai menteri Presiden Jokowi, Prabowo kerap ikut rapat. Sehingga, Prabowo dinilai tinggal meneruskan pemerintahan Presiden Jokowi-Ma'rufA Amin.
Prabowo sowan, Rhoma resmi gabung
Rhoma Irama resmi menyatakan dukungannya kepada pasangan Prabowo Subianto - Hatta Rajasa dalam Pilpres 9 Juli mendatang. Rhoma yang dikenal sebagai satria bergitar ini mengadakan pertemuan dengan Prabowo yang dikenal sebagai jenderal berkuda di kediaman Rhoma, alan Pondok Jaya VI nomor 36, Mampang, Jakarta Selatan.
"Beliau memberi kehormatan besar pada saya bahwa beliau bersama seluruh jajaran-jajarannya, pengikut-pengikutnya, mendukung Prabowo-Hatta," ujar Rhoma yang mengenakan baju koko warna putih, Jakarta, Selasa (20/5) kemarin.
Menurut Rhoma, mantan Danjen Kopassus tersebut merupakan sosok yang tegas. "Dukungan Prabowo-Hatta lihat karena demokrasi kita demokrasi kebablasan. Anarkisme tiap hari ada, konflik horizontal juga ada. Perampokan, perzinaan, terakhir paedofilia. Nah ini kita membutuhkan seorang pemimpin yang tegas, dan yang tepat adal Prabowo," ungkap Rhoma.
Rhoma menganggap pemilihan Hatta Rajasa sebagai cawapres Prabowo merupakan pilihan tepat. Dia menganggap Ketua Umum PAN itu merupakan seorang begawan ekonomi.
"Dalam ekonomi, kita akan masuk liberalisasi ekonomi, di 2015 kita akan memasuki Asian Community, di mana kita akan bersaing dalam konteks ekonomi. Dan Alhamdulillah, Hatta sebagai begawan ekonomi, saya rasa pasangan Prabowo-Hatta adalah pasangan yang ideal. Itu alasan kami," jelas dia.
Rhoma masuk dalam tim kampanye Prabowo-Hatta
Raja dangdut ini mengaku akan ikut dalam kampanye Prabowo-Hatta. "Ada kesepakatan untuk gabung. Siap dukung Prabowo-Hatta," kata Rhoma.
Keputusan Rhoma untuk pro-Prabowo diambil setelah menarik dukungan dari PKB yang tidak jadi mencapreskan dirinya. Rhoma mengatakan sudah intens menjalin komunikasi dengan Prabowo.
"Saya sudah narik dukungan dari PKB selanjutnya ada komunikasi politik dengan Gerindra, dalam hal ini Pak Prabowo," ujarnya.Raja dangdut ini mengaku akan ikut dalam kampanye Prabowo-Hatta.
"Ada kesepakatan untuk gabung. Siap dukung Prabowo-Hatta," kata Rhoma di kediamannya, Jalan Pondok Raya VI nomor 36, Mampang, Jakarta Selatan, Senin (19/5).
Keputusan Rhoma untuk pro-Prabowo diambil setelah menarik dukungan dari PKB yang tidak jadi mencapreskan dirinya. Rhoma mengatakan sudah intens menjalin komunikasi dengan Prabowo.
"Saya sudah narik dukungan dari PKB selanjutnya ada komunikasi politik dengan Gerindra, dalam hal ini Pak Prabowo," ujarnya.
Optimisme Prabowo Rhoma mampu dongkrak suara
Capres Partai Gerindra Prabowo Subianto tetap merasa optimis bisa mengalahkan Jokowi di pertarungan pilpres 9 Juli nanti. Meskipun dalam sejumlah survei elektabilitas Prabowo selalu kalah dibanding Jokowi.
Prabowo menanggapi santai perihal hasil Lingkaran Survei Indonesia (LSI) yang menaruh pasangan Prabowo-Hatta di bawah pasangan Jokowi-JK. Dia yakin elektabilitas Prabowo-Hatta akan naik seiring pihaknya mendapat dukungan dari Raja Dangdut Rhoma Irama.
"Ya nanti akan naik dengan hadirnya Rhoma Irama. Hahaha," kata Prabowo usai mendapat dukungan dari Rhoma, di Jalan Pondok Jaya, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Selasa (20/5) kemarin.
Prabowo semakin optimis dengan bergabungnya Partai Golkar di menit terakhir untuk mendukung pasangan Prabowo-Hatta. Dengan perolehan suara sebesar 15 persen dalam Pileg 2014 lalu, dukungan terhadap mantan Danjen Kopassus tersebut menjadi 48 persen.
Seperti diketahui, peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Ardian Sopa melihat, pasangan Jokowi-JK justru unggul dari Prabowo meski tak dapat dukungan dari elite partai besar.
"Dari sisi persentase dukungan seluruh partai pendukung, koalisi partai pendukung Prabowo-Hatta lebih besar. Namun dari sisi euforia dukungan pemilih, hasilnya berbalik. Dukungan pemilih kepada Jokowi-JK lebih besar," kata Ardian, di kantor LSI, Rawamangun, Jakarta Timur, Selasa (20/5).
Ardian menjelaskan, berdasarkan hasil survei LSI yang dilakukan kepada 2.400 responden dengan margin of error sekitar 2 persen, memperlihatkan 68,5 persen responden mendukung Jokowi, sedangkan Prabowo hanya 15,3 persen.
"Hasilnya sebesar 68,5 persen publik menyatakan bahwa mereka ingin secara sukarela membantu pasangan Jokowi - JK. Sedangkan Prabowo hanya 15,3 persen yang menyatakan sukarela," paparnya.
Tidak hanya itu, Ardian melanjutkan, jika pemilihan presiden dilakukan pada saat survei dilakukan, maka pasangan Jokowi-JK unggul sementara dibanding pasangan Prabowo - Hatta.
"Elektabilitas Jokowi-JK mencapai 35,42 persen dan elektabilitas Prabowo-Hatta 22,75 persen. Selisih kedua pasangan sebesar 13 persen, namun keduanya masih punya peluang menang karena sebanyak 41,83 persen belum menentukan pilihan," jelasnya.
Mahfud MD disebut bisa gaet massa Nahdliyin
Ketua Umum Partai Gerindra Suhardi menegaskan, masuknya mantan Ketua Mahkamah Konstitusi ( MK ) Mahfud MD ke dalam lingkaran pencapresan Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa untuk meraih massa Nahdliyin. Mahfud sebelumnya didapuk sebagai ketua tim pemenangan kampanye nasional Prabowo dan Hatta Rajasa .
"Ya sebagian besar NU itu adalah PKB . Pak Mahfud dekat dekan NU. Jadi tidak salah jika Pak Mahfud membackup Prabowo sebagai presiden tetapi lebih sebagai person, sebagai pendukung Prabowo dan Hatta," kata Suhardi usai mendampingi Prabowo dan Hatta Rajasa di Gedung KPU, Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat, Selasa (20/5) kemarin.
Kepastian Mahfud masuk ke dalam koalisi gemuk Gerindra sendiri, diakui Suhardi sudah mendapat persetujuan dari Prabowo dan Hatta Rajasa .
"Menurut Prabowo dan Hatta sudah jelas ya (Mahfud) bergabung," ujarnya.
Mahfud sendiri tak hadir dalam acara pendaftaran kedua capres dan cawapres yang diusung lima partai politik itu. Disinggung soal kehadiran Mahfud, Suhardi hanya mengatakan karena masalah surat undangan kehadiran yang membuat mantan politisi PKB itu urung ikut menghadiri pendaftaran Prabowo dan Hatta ke KPU.
"Saya kurang tahu dia datang atau tidak. Setahu saya undangannya sudah dikirim," ucapnya.