Manuver politik Abraham Samad, PDIP bilang 'jangan dibuat gaduh'
Mantan Ketua KPK Abraham Samad minat maju dalam kontestasi Pilpres 2019. Dalam beberapa kesempatan, Samad klaim beberapa partai mendorongnya untuk maju tahun depan.
Mantan Ketua KPK Abraham Samad minat maju dalam kontestasi Pilpres 2019. Dalam beberapa kesempatan, Samad klaim beberapa partai mendorongnya untuk maju tahun depan.
Kamis (25/5) kemarin, Samad bertemu Presiden PKS Sohibul Iman. Rencananya, Samad juga akan bertemu sejumlah petinggi parpol lainnya.
-
Siapa saja yang ikut dalam Pilpres 2019? Peserta Pilpres 2019 adalah Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
-
Kapan PDIP menang di pemilu 2019? Partai pemenang pemilu 2019 adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan persentase 19.33% dari total suara sah yang diperoleh.
-
Siapa yang menjadi Presiden dan Wakil Presiden di Pilpres 2019? Berdasarkan rekapitulasi KPU, hasil Pilpres 2019 menunjukkan bahwa pasangan calon 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, meraih 85.607.362 suara atau 55,50%, sementara pasangan calon 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, meraih 68.650.239 suara atau 44,50%.
-
Kenapa PDIP menang di pemilu 2019? Kemenangan ini juga menunjukkan bahwa citra dan program kerja yang ditawarkan oleh PDIP dapat diterima oleh masyarakat luas.
-
Bagaimana PDIP bisa menang di pemilu 2019? PDIP berhasil meraih kemenangan yang signifikan dalam pemilu 2019 dan menjadi partai pemenang dengan persentase suara tertinggi, menunjukkan popularitas dan kepercayaan yang dimiliki oleh partai ini di mata masyarakat Indonesia.
-
Kenapa PDIP bisa menjadi partai pemenang Pemilu 2019? PDIP berhasil menarik pemilih dengan agenda-agenda politiknya dan berhasil meraih kepercayaan masyarakat. Dengan perolehan suara yang signifikan, PDIP memperoleh kekuatan politik yang kuat dan pengaruh yang besar dalam pemerintahan.
Menanggapi hal itu, Politikus PDIP Hendrawan Supratikno melihat baik niat putra asal Makassar itu untuk ikut ke gelanggang pilpres. Dia melihat, Samad punya modal yang cukup.
"Popularitasnya cukup baik. Pernah menjadi Ketua KPK. Masih muda dan energetik. Siapapun dengan kualifikasi seperti dia, pasti berminat masuk kontestasi," kata Hendrawan saat dihubungi merdeka.com, Jumat (25/5).
Hendrawan juga menekankan, di era demokrasi siapapun boleh maju sebagai capres dan cawapres di pilpres. Dia juga menyambut baik dan menghargai niatan Samad tersebut.
"Tak ada yang melarang. Kalau yang bersangkutan berniat bertemu pimpinan-pimpinan parpol, berarti ada proposal yang sudah disiapkan. Dalam demokrasi kita harus menghargai inisiatif siapa pun untuk maju kontestasi. Jangan dibuat gaduh atau dipermasalahkan," tegas Wakil Ketua Fraksi PDIP di DPR itu.
Samad berencana akan menemui sejumlah petinggi parpol baik pemerintah maupun oposisi. Setelah Sohibul Iman, Samad berencana akan bertemu dengan Ketum NasDem, Surya Paloh.
"Pasti, pasti Insya Allah. Mungkin saya akan ke NasDem kalau Pak Surya Paloh pulang dari luar negeri. Ini PKS duluan karena kebetulan saya bisa dan Pak Sohibul bisa, sama-sama ada waktu," kata Abraham Samad di Kantor DPP PKS, Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Kamis (24/5).
Menurut Samad, safari politik ini bukan semata memuluskan niatan untuk bisa berkontestasi di Pilpres 2019. Namun juga, untuk menyuarakan ide dan gagasannya demi membangun Indonesia ke depan.
"Jadi saya ingin menyampaikan gagasan dan ide disampaikan ke partai politik. Terlepas pada apakah Parpol itu sudah punya calon yang mungkin belum dimiliki oleh calon lain," kata dia.
Baca juga:
Demokrat kian dekat, PKS tetap yakin Prabowo pilih kadernya jadi Cawapres
Gerindra terbuka berkoalisi dengan Demokrat di Pemilu 2019
Waketum Gerindra klaim tahu arah pertemuan SBY dan Prabowo
Survei RTK: Masyarakat pendukung dan penolak 2019 Ganti Presiden seimbang
Mendagri nilai Pilkada 2018 aroma pemilihan presiden
Survei RTK: Ada yang puas kepada Jokowi tapi tidak memilih di 2019
Usai bertemu Sohibul Iman, Abraham Samad menghadap Surya Paloh