Megawati Sebut Demokrasi Terancam Mati
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengatakan demokrasi Indonesia terancam mati.
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengatakan demokrasi Indonesia terancam mati. Penyebabnya, kata Megawati, alat-alat negara disalahgunakan dalam pesta demokrasi rakyat.
"Demokrasi kini terancam mati akibat kekuatan yang menghalalkan segala cara. Kekuatan ini mampu menggunakan sumber daya dan alat-alat negara," kata Megawati, dalam video yang diterima merdeka.com, Rabu (27/11).
- Pernyataan Megawati Ungkap Ada Gerakan Kongres PDIP Tahun 2025 Mau 'Diawut-awut'
- Megawati Tegaskan Mau Diusung di Pilkada Harus Jadi Kader PDIP: Jangan Dompleng Saja
- VIDEO: Megawati PDIP Blak-blakan Bicara Darurat Konstitusi Hingga Momen Terima Sogokan
- Megawati: PDIP Mau Saya Jadikan Partai Pelopor, Kamu Tak Bekerja untuk Rakyat Out!
Megawati menyoroti pelaksanaan Pilkada di beberapa daerah, salah satunya Jawa Tengah. Dia mengaku mendapatkan laporan dugaan ketidaknetralan kepala daerah hingga apparat dalam pemenangan calon tertentu.
"Di Jawa Tengah misalnya, saya mendapatkan laporan betapa masifnya penggunaan penjabat kepala daerah, hingga mutasi aparatur kepolisian demi tujuan politik electoral," ujar dia.
Presiden ke-5 RI ini menegaskan, praktik kecurangan tidak boleh dibiarkan. Dia mengingatkan bahwa ASN dan TNI-Polri yang tidak netral di Pilkada bisa dipidana.
"Ini tidak boleh dibiarkan lagi, mengingat Mahkamah Konstitusi telah mengambil keputusan penting bahwa aparatur negara yang tidak netral, bisa dipidanakan," tegas Megawati.
Lima Seruan Megawati
Setelah PDIP menelan kekalahan di beberapa daerah Pilkada, Megawati menyerukan lima instruksi kepada para kader. Pertama, jaga dan amankan setiap suara rakyat dengan sebaik-baiknya. Kedua, kumpulkan setiap bukti intimidasi aparatur negara, terutama money politics.
"Ketidak-netralan penjabat kepala daerah, dan juga tekanan yang diberikan kepada kepala desa," tegasnya.
Ketiga, kumpulkan berbagai bukti yang menunjukkan mobilisasi bantuan sosial (Bansos) yang dilakukan secara masif dan praktik-praktik money politics yang terjadi.
"Keempat, kumpulkan berbagai fakta penghadangan, seperti yang terjadi di daerah Banten yang menyebabkan ketidakadilan," ujar Mega.
"Kelima, terus galang kekuatan rakyat agar berani menyuarakan kebenaran," sambungnya.