Membedah Kekuatan dan Kemungkinan Duet Anies-Khofifah
Menurut Ujang, untuk melihat peluang menang Anies-Khofifah mesti diiihat dari sejumlah faktor. Seperti elektabilitas keduanya, partai pengusung dan pendukung dan siapa lawan politiknya.
Nama Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa sedang ramai dibicarakan dalam bursa Cawapres. Salah satu partai yang mendukung majunya Khofifah sebagai cawapres adalah PKS. PKS menilai Khofifah layak mendampingi Anies Baswedan di Pilpres 2024.
Pengamat Politik Ujang Komarudin menilai, Anies Baswedan dan Khofifah Indar Parawansa cocok untuk dipasangkan di pilpres 2024. Menurut Ujang, keduanya mempunyai basis pemilih yang bagus.
-
Siapa yang disebut-sebut akan menjadi Cawapres Anies Baswedan? Nama Yenny sebelumnya disebut sebagai bakal calon wakil presiden untuk mendampingi Anies Baswedan.
-
Siapa saja pasangan Capres-Cawapres yang tengah bersaing dalam Pemilu 2024? Tiga pasangan itu yakni Ganjar Pranowo-Mahfud MD, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, dan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
-
Siapa saja capres-cawapres yang ikut bertarung dalam Pilpres 2024? Ada tiga pasangan capres-cawapres yang bertarung dalam Pilpres 2024. Capres-Cawapres nomor urut 1, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar. Capres-Cawapres nomor urut 2, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Capres-Cawapres nomor urut 3, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.
-
Kapan debat capres-cawapres 2024 akan dimulai? Diketahui, untuk debat capres-cawapres akan dimulai pada 12 Desember 2023 dan berakhir pada 4 Januari 2024 mendatang.
-
Mengapa PKS mendukung Anies Baswedan di Pilpres 2024? “Dengan kolaborasi yang baik antara partai pengusung dan relawan Anies, insya Allah kita bisa memenangkan Anies di Pilpres 2024 nanti,” harap Syaikhu.
-
Bagaimana cara Anies Baswedan meyakinkan kader PKS untuk memenangkan Pilpres dan Pemilu 2024? Jika legislatif dan eksekutif berhasil dimenangkan, Anies yakin perubahan akan terjadi.
"Kalau basis pemilih keduanya oke lah karena Anies Gubernur DKI, dia juga orang Jawa Barat juga lalu Khofifah Jawa Timur, sudah representasi pas lah, Khofifah kan juga kader NU, lalu juga ketua umum muslimat, ya cocok lah jadi cawapres Anies," kata Ujang lewat pesan suara, Senin (23/1).
Ujang mengatakan, basis massa Anies dan Khofifah lumayan punya modal untuk bisa bersaing. Anies merepresentasikan kelompok Islam modern, sedangkan Khofifah dari sisi tradisional.
"Untungnya ada kombinasi laki-laki perempuan, Anies dianggap kelompok modern dan Khofifah dianggap kelompok NU, NU itu itu dikelompok tradisional, lalu basis massa pendukungnya juga di daerah yang besar yang banyak," tuturnya.
Menurut Ujang, untuk melihat peluang menang Anies-Khofifah mesti diiihat dari sejumlah faktor. Seperti elektabilitas keduanya, partai pengusung dan pendukung dan siapa lawan politiknya.
"Lalu Jokowi atau istana arahnya ke mana, lalu ada berapa pasangan calon, lalu kekuatan finansialnya seperti apa. Jadi kalau soal peluang menang, semuanya bisa punya peluang menang dan tumbang masih fifty-fifty belum bisa dilihat kemenangan hari ini, masih banyak faktor kalau soal kans peluang menang Anies Khofifah," ujarnya.
"Ruginya paling Anies-Khofifah dianggap bukan dari kelompok golongan pemerintah pasti akan dihajar dan dikerjain agar tidak menang," kata Ujang.
Sementara itu, Peneliti Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Saidiman Ahmad menilai, Anies-Khofifah adalah pasangan yang cukup melengkapi satu sama lain.
Menurutnya, sejauh ini basis pendukung Anies adalah Jawa Barat dan beberapa daerah di luar Jawa. Sedangkan, Jawa Tengah dan Timur agak lemah.
"Dengan munculnya Khofifah sebagai wakil, mungkin Anies bisa meningkatkan dukungan di Jawa Timur," kata Saidiman.
Dia melanjutkan, selama ini Anies diasosiasikan dekat dengan kelompok Islam modernis, sementara Khofifah berasal dari Islam tradisional. Hal ini bisa menjadi kombinasi yang saling melengkapi.
"Hanya saja, kalau dilihat dari aspek nasionalis dan Islam, dua-duanya berasal dari kelompok massa Islam," kata dia.
Meski melengkapi, Saidiman memberi catatan penting bagi keduanya. Pertama, Anies dan Khofifah bukanlah kader partai.
Sementara, ada keinginan kuat dari partai koalisi perubahan, terutama PKS dan Demokrat, untuk memajukan kadernya sebagai calon pendamping Anies Baswedan.
Kedua, perlu dipertimbangkan aspirasi konstituen atau pendukung Khofifah apakah mereka menginginkan Anies sebagai presiden atau tidak.
"Apakah mereka menginginkan Anies sebagai presiden? Jika mereka memiliki aspirasi lain tentang calon presiden, maka akan butuh kerja keras untuk meyakinkan mereka," ucapnya.
Diberitakan, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) setuju jika bakal calon presiden (capres) Partai NasDem Anies Baswedan dipasangkan dengan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa di Pilpres 2024. Sebab, Khofifah dinilai mewakili segmentasi yang dapat melengkapi Anies menuju kemenangan.
"Cocok kok (Anies-khofifah). Mewakili segmen emak emak, mewakili kaum Nahdiyin, mewakili orang Jawa, mewakili orang terpelajar," kata Juru Bicara (Jubir) PKS Ahmad Mabruri, saat dihubungi merdeka.com, Minggu (22/1).
Dia berharap, agar Anies-Khofifah bisa disepakati oleh partai-partai yang tengah menjajaki koalisi perubahan diantaranya PKS, Partai Demokrat, dan PKS.
"Mudah-mudahan berjodoh," ucapnya.
Lebih lanjut, Mabruri tak mempermasalahkan jika sosok cawapres yang akan dipilih Anies bukanlah dari internal partai yang berkoalisi. Yang terpenting, kata Mabruri, semua partai bisa sepakat dengan sosok cawapres tersebut.
Diketahui, Partai Demokrat mendorong agar Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai cawapres Anies Baswedan. Sementara, PKS mengusulkan Ahmad Heryawan sebagai pendamping Anies di Pilpres 2024.
"Yang penting sepakat aja semua elemen koalisi perubahan," imbuh Mabruri.
Sementara, Partai NasDem sendiri menilai sosok dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU) patut dipertimbangkan sebagai cawapres Anies.
Ketua DPP Partai NasDem Effendy Choirie atau Gus Choi mengatakan, sosok kalangan NU tersebut misalnya, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Sekretaris Jenderal Pengurus Besar NU Syaifullah Yusuf alias Gus Ipul, putri Presiden Gus Dur Yenny Wahid, dan Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen alias Gus Yasin.
“Kalau (cawapres) dari luar, ini wacana bebas. Saya yang berwacana. Di dalam NasDem-nya dari nama itu, ada juga yang disebut. Cuma saya menambahkan,” kata Gus Choi, saat dikonfirmasi, Kamis (12/1).
Selain itu, menurut Gus Choi, sosok putra B.J Habibie, Ilham Habibie, juga pantas dipertimbangkan sebagai cawapres dari kalangan teknokrat.
Dia mengungkapkan, obrolan pengurus NasDem pun cenderung menyodorkan nama dari lingkungan NU. Dia menyebut sejumlah nama seperti Khofifah, Gus Ipul, Yenny Wahid, dan Gus Yasin adalah nama-nama yang bebas dari partai.
“Kalau obrolan-obrolan di pengurus NasDem, level-level bawah, level menengah, sampai level atas yah intinya antara lain ya dari lingkungan NU,” pungkasnya.
(mdk/ray)