Menanti waktu Setya Novanto mundur dari kursi Ketua DPR dan Ketum Golkar
Tersangka kasus dugaan korupsi proyek e-KTP yang kini mendekam di balik penjara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Setya Novanto santer dikabarkan bakal menanggalkan jabatannya sebagai Ketua Dewan Perwakilan Ralyat (DPR) dan Ketua Umum Partai Golkar. Setya Novanto disebut-sebut sudah legowo melepaskan jabatannya.
Tersangka kasus dugaan korupsi proyek e-KTP yang kini mendekam di balik penjara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Setya Novanto santer dikabarkan bakal menanggalkan jabatannya sebagai Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Ketua Umum Partai Golkar. Setya Novanto disebut-sebut sudah legowo melepaskan jabatannya.
Padahal, sebelumnya Setya Novanto menolak mundur dengan mengirimkan dua surat. Surat pertama untuk pimpinan DPR meminta agar tidak dicopot sebagai Ketua DPR. Surat kedua ditujukan kepada DPP Partai Golkar meminta agar tak digelar Munaslub yang bertujuan melengserkannya.
-
Siapakah Letkol Atang Sendjaja? Nama Atang Sendjaja diketahui berasal dari seorang prajurit kebanggaan Jawa Barat, yakni Letnan Kolonel (Letkol) Atang Sendjaja.
-
Kenapa KEK Singhasari penting? KEK Singhasari berkonsentrasi pada platform ekonomi digital untuk bersinergi dengan perkembangan antara bisnis pariwisata dan ekonomi digital.
-
Siapa yang menyambut kedatangan Prabowo di Kantor DPP Partai Golkar? Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto hingga Sekjen Partai Golkar Lodewijk Freidrich Paulus menyambut langsung kedatangan Prabowo.
-
Kapan Prabowo tiba di Kantor DPP Partai Golkar? Prabowo tiba sekitar pukul 17.00 WIB dengan mengenakan pakaian berwarna hitam dan celana berwarna hitam.
-
Kapan Pegi Setiawan ditangkap? Pegi Setiawan ditangkap petugas Polda Jabar di Bandung pada Selasa (21/5/2024) malam.
Namun, sepekan terakhir santer diberitakan Novanto berubah sikap. Dia dikabarkan mulai legowo dan siap mundur. Sudah dua orang politisi Golkar yang menyebut itu. Kabar itu pertama kali datang dari Ketua DPD I Partai Golkar NTT, Melki Laka Lena. Pendukung setia Novanto ini mengaku mendapat informasi bahwa Novanto tengah mempersiapkan diri untuk mundur dari jabatan Ketua DPR dan ketum Golkar. Melki mengklaim informasi itu akurat karena didapat dari orang terdekat Novanto.
"Kami mendapatkan informasi yang valid bahwa Pak Novanto sedang mempersiapkan diri untuk mundur baik sebagai ketua umum DPP partai Golkar maupun ketua DPR RI," kata Melki usai diskusi di Resto Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (2/12).
Namun Melki enggan membocorkan orang terdekat Novanto yang memberikan informasi tersebut. Dia menyebut, kemungkinan pengumuman pengunduran diri dilakukan pekan depan.
"Saya tidak bisa menyampaikan, tapi yang pasti orang dekat punya akses bertemu beliau menyampaikan bahwa Pak Novanto sudah mempersiapkan diri dan berpikir untuk mundur sekitar mulai minggu depan lah," terangnya.
Melki menuturkan, Setnov masih akan mendiskusikan soal waktu pengunduran dirinya sebagai posisi Ketua DPR dan Ketum Golkar dengan orang terdekat seperti keluarga dan kuasa hukum.
"Kami belum tahu kalau menyangkut waktu yang pasti untuk dua jabatan ini untuk mundur baik sebagai Ketua DPR RI atau Ketua Umum Golkar apakah DPR RI mungkin duluan atau kah mungkin ketua DPP partai Golkar tentu kita tunggu proses minggu depan," ucapnya.
Namun, kabar itu langsung dibantah Plt Ketum Golkar Idrus Marham. Idrus mengakui ada isu yang berseliweran menyebut Novanto akan mundur. Namun, dia mengingatkan untuk tak mudah percaya.
"Ya itu info, itu katanya kita tidak boleh mengambil keputusan berdasarkan katanya percaya berdasarkan seakan-akan infonya," kata Idrus di Hotel Merylin Park, Jakarta Pusat, Selasa (5/12).
Sampai saat ini dia belum bertemu dengan Setya Novanto. Sebab, pihak KPK tak memperbolehkan menjenguk kecuali keluarga dan kuasa hukumnya.
Kabar bakal mundurnya Novanto kembali dihembuskan. Kali ini oleh Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Golkar Sarmuji yang mengaku telah bertemu Novanto di Rutan KPK. Dalam pertemuan itu, kata Sarmuji, Novanto telah menerima dengan tabah jika Golkar menggelar Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) untuk menggeser posisinya sebagai Ketua Umum.
"Kemudian Pak Novanto menjawab ya engga apa-apa kalau memang maunya DPD seperti itu. Itu saja jawabannya," kata Sarmuji di Kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (8/12).
Sarmuji mengatakan Novanto tidak masalah jika pengurus partai di daerah ingin melengserkannya dari jabatan Ketua Umum. Novanto hanya berpesan bahwa yang terpenting adalah partai berlambang pohon beringin itu tidak mengalami permasalahan.
"Pak Novanto cuma berpesan yang penting partai tidak mengalami masalah. Jadi tidak apa-apa yang penting partai dijaga, agar tidak bermasalah," ungkapnya.
Di pertemuan itu, mereka tidak membahas soal pergantian posisi Ketua DPR yang tengah dijabat juga oleh Novanto. Anggota komisi XI ini hanya kembali menegaskan bahwa saat ini Novanto sudah sabar dan tabah menghadapi masalah korupsi yang menimpanya.
(mdk/noe)