Menolak 'Putra Mahkota' di Munaslub Golkar
Menolak 'Putra Mahkota' di Munaslub Golkar. Skenario memenangkan Airlangga pun diendus oleh plt Ketua DPD Partai Golkar Papua Azis Samual. Dia melihat, ada settingan untuk melanggengkan Airlangga dengan mudah.
Dukungan kepada Airlangga Hartarto sebagai calon ketua umum Golkar di Munaslub terus mengalir. Mulai dari para senior, Kosgoro 1957, MKGR dan sejumlah pengurus DPP Golkar telah menyatakan dukungan pada Airlangga.
Airlangga pun bergerak cepat, sejumlah DPD I Golkar telah diundang ke kediamannya di Widya Chandra, Jakarta pada 29 November 2017 lalu. Setelah pertemuan itu, Airlangga mengajak sejumlah pengurus DPD I bertemu Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla (JK) di Istana.
Bahkan, Koordinator pemenangan Pemilu wilayah Sumatera-Jawa Golkar, Nusron Wahid tengah melakukan lobi-lobi politik untuk memenangkan Airlangga secara aklamasi. Tapi bukan Golkar namanya jika semua satu suara.
Sekretaris Dewan Kehormatan Partai Golkar Priyo Budi Santoso menilai, sosok Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto bukan satu-satunya tokoh potensial ketua umum Golkar. Dia juga menilai, jangan jadikan ada seolah-olah muncul putra mahkota untuk dipilih secara aklamasi.
"Saya akui dia memang figur yang potensial, tetapi dia bukan satu-satunya tokoh yang potensial di Golkar. He is not the only one dalam partai Golkar, masih bertebaran tokoh-tokoh lain," kata Priyo di Gedung DPR, Selasa (5/12).
"Jangan lah hendaknya menimbulkan seolah-olah adanya putra mahkota lalu diketok palu saja," tambah Priyo.
Skenario memenangkan Airlangga pun diendus oleh plt Ketua DPD Partai Golkar Papua Azis Samual. Dia melihat, ada settingan untuk melanggengkan Airlangga dengan mudah menggantikan posisi Setya Novanto di Golkar.
"Ini sebuah desain, kan ada mekanisme, tidak perlu mendorong-dorong, ikuti saja mekanisme yang sudah ada, kan mendorong-dorong Airlangga-Airlangga itu akhirnya jadi tidak bagus buat partai ini ke depan," kata Aziz saat dihubungi merdeka.com, Kamis (30/11).
"Kepada semua DPD I saya imbau agar bersabar, jangan buat keruh suasana, kita bangun bersama," tambah dia.
Pesaing Airlangga di Munaslub Golkar, Idrus Marham juga tak mau begitu saja melihat Airlangga mulus melenggang di pucuk pimpinan partai. Idrus menegaskan, aklamasi bisa saja terjadi di Munaslub, tapi tergantung dinamika yang berkembang dalam pertarungan nanti.
Idrus bahkan menyindir sekaligus mengingatkan pihak-pihak yang harusnya benar-benar tulus mengabdi terhadap Golkar. Bukan mengabdi karena ada sesuatu yang diinginkan dari partai berlambang beringin ini.
"Jangan saya mau mengabdi kalau saya jadi ketua DPR, atau saya mau mengabdi kalau saya jadi Ketum dan Sekjen. Itu bukan Golkar yang hakiki," tegas Idrus.
Baca juga:
Desakan Munaslub, Idrus tegaskan Golkar tunggu hasil Praperadilan Setnov
Belum usung cagub Jabar, Gerindra tunggu munaslub Golkar
Sindir Airlangga Hartarto, Priyo minta jangan seolah ada putra mahkota
Gerindra prediksi ketum baru Golkar akan tarik dukungan buat Ridwan Kamil
Priyo: Berilah sedikit napas kehormatan terakhir pada Pak Setnov
Besok, DPD I Golkar berkumpul bahas Munaslub
Golkar pesan Hadi Tjahjanto tak main politik praktis saat pimpin TNI
-
Apa yang diklaim Airlangga sebagai pencapaian Partai Golkar? "Dengan demikian Partai Golkar mengalami kenaikan dan dengan Partai Golkar mengalami kenaikan, Partai Golkar juga yang mendukung Pak Prabowo dan Mas Gibran bisa berkontribusi kepada kemenangan Bapak Prabowo Subianto dan Mas Gibran Rakabuming Raka," tutup Airlangga.
-
Bagaimana Airlangga Hartarto mengelola potensi konflik di dalam Partai Golkar? Lanjut Dedi, Airlangga juga mampu merawat infrastruktur partai dengan mengelola potensi konflik yang baik.
-
Bagaimana Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Golkar? Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Partai Golkar ke-11 sejak pertama kali dipimpin Djuhartono tahun 1964.
-
Kapan Partai Golkar didirikan? Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya tahun 1964 oleh Angkatan Darat digunakan untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik.
-
Kenapa Partai Golkar didirikan? Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya tahun 1964 oleh Angkatan Darat digunakan untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik.
-
Apa alasan Nurdin Halid menilai Airlangga Hartarto layak memimpin Golkar? "Sangat layak, Erlangga memimpin Golkar," ujarnya kepada wartawan, Rabu (3/4). Nurdin mengaku di Pemilu 2024, Golkar perolehan kursi di DPR RI meningkat menjadi 102. Padahal di Pemilu 2019, Golkar hanya meraih 85 kursi. "Dari 85 kursi menjadi 102, itu tidak mudah. Sangat layak (memimpin kembali Golkar)," tuturnnya.