Metamorfosis Fahri Hamzah, tukang kritik yang kini puji SBY
Dikenal keras dan kritis terhadap Presiden SBY, Fahri kini tak segan memuji-muji.
Wakil Sekjen PKS Fahri Hamzah dikenal sebagai salah satu 'vokalis' di DPR. Kritik-kritik tajam selalu dilontarkan dia terhadap berbagai kebijakan pemerintah, meski partainya merupakan bagian dari koalisi yang mendukung Presiden SBY dalam dua periode terakhir.
Kebijakan pemerintah yang dinilai Fahri tidak berpihak pada rakyat seperti kenaikan harga BBM dan berbagai hal lain akan dikritik habis-habisan. Yang paling kontroversial adalah usulan Fahri agar KPK dibubarkan.
Fahri bahkan sempat disomasi oleh tim advokat dan konsultan hukum Presiden SBY dan keluarga karena pernyataan dia yang yang mendesak Komisi Pemberantasan Korupsi untuk memeriksa anak kedua SBY, Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas, atas dugaan keterlibatannya dalam kasus Hambalang.
Namun, di akhir masa pemerintahan SBY, sikap Fahri mulai berubah. Dia bahkan tak segan-segan memuji Presiden SBY.
Bagaimana perubahan sikap Fahri? Berikut rangkumannya:
-
Kapan Hamzah Haz terpilih menjadi Wakil Presiden? Pada hari Kamis, 26 Juli 2001, Hamzah terpilih sebagai Wakil Presiden ke-9 Republik Indonesia.
-
Apa yang menurut Fahri Hamzah menjadi bukti dari efek persatuan Jokowi dan Prabowo? "Efek persatuan mereka itu luar biasa, telah melahirkan kebijakan-kebijakan yang akan menjadi game changer, perubahan yang punya efek dahsyat pada perekonomian dan masyarakat secara umum," sambungnya.
-
Kapan SBY diberi hadiah? Dalam kesempatan tersebut, SBY di lokasi turut mendapat hadiah lantaran bertepatan dengan momen peringatan ulang tahun mendiang istri, Ani Yudhoyono.
-
Bagaimana Fahri Hamzah melihat proses bersatunya Jokowi dan Prabowo? "Ini adalah dua tokoh besar. Orang hebat dua-duanya, yang selama ini oleh politik dibuat bertengkar, sekarang kita buat mereka bersatu," tutur Fahri, Minggu (28/1)
-
Apa yang dilakukan Hamzah Haz sebelum menjadi Wakil Presiden? Kemudian di tanggal 10 Mei 1999, ia mengundurkan diri dari jabatan menteri karena ada desakan masyarakat agar pimpinan partai tidak duduk sebagai menteri.
-
Siapa yang menurut Fahri Hamzah berperan penting dalam mewujudkan Indonesia menjadi negara yang diperhitungkan? Fahri pun menyebut relevansi langkah pemerintahan program kerja yang dicanangkan paslon nomor urut 2, Prabowo-Gibran dalam melanjutkan upaya mendorong kemajuan negara.
Fahri kritik SBY tak demokratis pimpin kabinet
Wakil Sekretaris Jenderal DPP PKS, Fahri Hamzah menilai, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tidak demokratis dalam memimpin kabinet. Di era demokrasi saat ini, Indonesia tidak bisa dipimpin dalam bentuk feodal.
Karenanya, Fahri berpendapat, Presiden SBY perlu teman untuk mengingatkan. Sebab, kata Fahri, Presiden SBY memimpin salah satu negara demokratis terbesar di dunia.
"Cara memimpin Presiden SBY tidak demokratis karena tidak boleh ada jarak antara menteri dengan presiden. Kritik kami, kabinet terpecah karena kepemimpinan presiden kurang. Muncul juga faksi dalam kelembagaan negara," ujarnya dalam 'Forum PKS dan Media' di Depok, Jumat (21/6) malam WIB.
Dia menjelaskan masalah komunikasi di kabinet Presiden SBY tidak baik karena para menteri tidak berada dalam sinergi yang utuh antara satu dengan lain. Hal itu menurut dia berdampak pada tidak tuntasnya perdebatan mengenai rencana kenaikan harga BBM bersubsidi. "Ada semacam ketiadaan 'solidarity maker'," katanya.
Fahri berpendapat, presiden seharusnya memimpin secara langsung kerja-kerja kabinet dalam sebuah kerja tim. "Kita tidak mungkin dipimpin dalam sistem feodal di era demokrasi saat ini. Pemimpin harus asli dan riil," katanya.
Fahri kritik buku SBY Selalu Ada Pilihan
Fahri Hamzah juga pernah melontarkan kritik pedas terhadap buku karya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berjudul 'Selalu Ada Pilihan'. Bagi Fahri, buku itu tidak sesuai dengan sikap SBY dalam memimpin roda pemerintahan.
"Nggak sesuai omongan dengan sikap. SBY dia emosi, tidak terus terang, tidak ngomong ke menteri, ke koalisi. Menurut saya nggak boleh lagi pemimpin begitu, bermuka dua, dua kaki," cetus Fahri saat ditemui di gedung DPR, Jakarta, Senin (20/1).
Anggota Komisi III DPR itu mengatakan akan menyingkirkan orang-orang yang menjalankan praktik politik dan kepemimpinan seperti SBY. Tidak jujur dalam berpolitik dan menggunakan tangan orang lain dalam bersikap.
"Saya sampaikan, akan saya tumbangkan orang-orang kayak begitu, apa pemimpin begitu. Dia sering makai orang lain untuk bersikap," kata politisi asal Sumbawa NTB ini.
Fahri Hamzah: Saya selesai mengkritik SBY
Perubahan sikap ditunjukkan Wakil Sekjen PKS Fahri Hamzah di masa-masa akhir kepemimpinan Presiden SBY. Anggota Komisi III DPR itu mengaku tidak akan mengkritik SBY lagi.
"Saya selalu menjaga sikap kepada orang-orang yang sudah selesai (masa jabatan), nanti Anda akan kaget melihat saya akan memberi apresiasi kepada SBY," kata Fahri usai pertemuan anggota Koalisi Merah Putih dengan SBY di Cikeas, Selasa (2/9).
Fahri menegaskan, selama ini kritik yang dia lontarkan semata-mata demi perbaikan dan untuk mengawasi lembaga eksekutif. "Ketika SBY masih menjabat, saya serang dia sekuat tenaga, supaya mawas dan waspada, bahwa kekuasaan eksekutif itu riil, karena akan mempengaruhi rakyat banyak," ujarnya.
"Buat saya, selesai untuk mengkritik dia (SBY)," imbuh Fahri.
Fahri sebut SBY pantas jadi sekjen PBB
Presiden SBY disebut-sebut mengincar jabatan Sekjen Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) setelah lengser. Wacana itu mendapat dukungan dari Wakil Sekjen PKS Fahri Hamzah, politikus yang kerap mengkritiknya selama ini.
Dukungan itu bahkan disampaikan langsung Fahri saat bersama pimpinan parpol Koalisi Merah Putih bertemu SBY di Cikeas, Selasa (2/9).
"Tadi di dalam, saya segarkan ingatan dulu kalau ada orang meminta SBY menjadi sekjen PBB itu wajar, apa yang dilakukan 10 tahun ini menarik perhatian dunia karena dia adalah pemimpin muslim yang moderat," ujar Fahri.
Menurut Fahri, saat ini tidak banyak pemimpin dari negara-negara yang berpenduduk muslim yang dikenal demokratis.
"Karena enggak banyak pemimpin Islam yang bisa diajak ngomong tentang demokrasi. Mungkin ceruk ini menarik, karena itu saya dukung beliau jadi Sekjen PBB," pungkas Fahri.