MUI imbau paslon jauhi kampanye hitam, fitnah dan politik uang di Pilkada
Zainut melanjutkan, masyarakat mesti cermat memilih pemimpin yang jujur, amanah, cerdas (fathonah) aspiratif dan komunikatif (tabligh).
Jelang Pilkada Serentak 2018, Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengimbau masyarakat termasuk umat Islam menggunakan hak pilihnya dengan kesadaran, tanggung jawab dan terhormat. Pilkada serentak sendiri dilaksanakan di 171 daerah seluruh Indonesia pada Rabu 27 Juni 2018.
"Pemilukada adalah sarana untuk memilih kepala daerah melalui sistem pemilihan yang demokratis, langsung, umum, bebas dan rahasia. Untuk hal itu diimbau kepada seluruh umat Islam untuk menggunakan hak pilihnya dengan penuh kesadaran, tanggung jawab, dan terhormat," kata Wakil Ketua Umum MUI Zainut Tuahid Sa'adi lewat keterangan tertulisnya, Minggu (24/6).
-
Apa itu Pilkada Serentak? Pilkada serentak pertama kali dilaksanakan pada tahun 2015. Pesta demokrasi ini melibatkan tingkat provinsi, kabupaten, dan kota.
-
Apa definisi dari Pilkada Serentak? Pilkada Serentak merujuk pada pemilihan kepala daerah yang dilaksanakan secara bersamaan di seluruh wilayah Indonesia, termasuk pemilihan gubernur, bupati, dan wali kota.
-
Kapan Pilkada serentak berikutnya di Indonesia? Indonesia juga kembali akan menggelar pesta demokrasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) secara serentak di tahun 2024. Pilkada 2024 akan dilasanakan ada 27 November 2024 untuk memilih gubernur, wali kota, dan bupati.
-
Mengapa Pilkada penting? Pilkada memberikan kesempatan kepada warga negara untuk mengekspresikan aspirasi mereka melalui pemilihan langsung, sehingga pemimpin yang terpilih benar-benar mewakili kehendak dan kebutuhan masyarakat setempat.
-
Kenapa Pilkada Serentak dianggap penting? Sejak terakhir dilaksanakan tahun 2020, kali ini Pilkada serentak diselenggarakan pada tahun 2024. Dengan begitu, penting bagi masyarakat Indonesia untuk mengetahui kapan Pilkada serentak dilaksanakan 2024.
-
Mengapa Pilkada Serentak diadakan? Ketentuan ini diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam pelaksanaan pemilihan, serta mengurangi biaya penyelenggaraan.
Zainut melanjutkan, masyarakat mesti cermat memilih pemimpin yang jujur, amanah, cerdas (fathonah) aspiratif dan komunikatif (tabligh). Pemimpin tersebut juga harus mampu melindungi dan memberikan rasa aman masyarakat, serta dapat membawa perbaikan, kemajuan dan kemaslahatan bagi seluruh masyarakat. Soal perbedaan pilihan pun juga harus disikapi secara dewasa.
"Perbedaan pilihan hendaknya disikapi dengan penuh kedewasaan, saling menghormati dan saling memuliakan. Mendahulukan kepentingan nasional di atas kepentingan kelompok dan golongan. Menjunjung tinggi semangat persaudaraan, persatuan dan kesatuan," tuturnya.
Zainut menambahkan, para penyelenggara Pemilukada wajib bersikap jujur, adil dan profesional agar dapat terselenggara Pemilukada yang tertib, aman, damai dan bermartabat. Sehingga rakyat dapat menggunakan hak pilihnya dengan penuh kesadaran, gembira tanpa adanya tekanan dan paksaan.
"Para peserta Pemilukada baik pasangan calon, partai politik, dan tim sukses hendaknya dapat menciptakan suasana yang kondusif, menjauhkan dari praktik politik kotor seperti kampanye hitam, provokasi, intimidasi, ujaran kebencian, fitnah, dan politik uang," sambungnya.
Lebih lanjut, kepada para tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat, dan media masa diharapkan dapat memerankan diri sebagai perekat dan pemersatu bangsa. Serta ikut membantu mendinginkan suasana selama masa tenang.
"Sehingga kehidupan masyarakat kembali normal dan pada saatnya rakyat dapat menggunakan hak pilihnya dengan pertimbangan yang sehat, jernih dan rasional," tandas Zainut.
Baca juga:
Masuki masa tenang, alat peraga kampanye Pilwali Malang diturunkan
'Wis Wayahe Kalah Maneh' menggema dari luar gedung usai debat Pilgub Jatim ketiga
Ini video closing statement Gus Ipul-Puti yang bikin Risma mbrebes mili
Tak bawa undangan, pendukung Paslon 1 diusir dari ruangan debat
PDIP sebut Gus Ipul-Puti kompak dan impresif saat debat terakhir