NasDem dukung Jokowi di 2019, PDIP sebut politik persaudaraan
NasDem dukung Jokowi di 2019, PDIP sebut politik persaudaraan. PDIP mengapresiasi dukungan NasDem kepada Jokowi. Namun, Hendrawan menyebut pihaknya belum memikirkan soal persiapan menghadapi Pilpres 2019. Keputusan capres 2019 ada di tangan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Setelah Partai Golkar, giliran Partai Nasional Demokrat (NasDem) memberi sinyal kembali mendukung Joko Widodo sebagai bakal calon Presiden untuk Pemilihan Presiden 2019. Keputusan itu tersirat saat deklarasi dukungan NasDem kepada Ridwan Kamil sebagai bakal calon Gubernur Jawa Barat.
Salah satu kesepakatan NasDem dan Ridwan Kamil, mendukung Joko Widodo sebagai capres 2019. Menanggapi ini, Ketua DPP PDIP Hendrawan Supratikno mengapresiasi dukungan NasDem kepada Jokowi. Namun, Hendrawan menyebut pihaknya belum memikirkan soal persiapan menghadapi Pilpres 2019.
-
Bagaimana hubungan Jokowi dan PDIP merenggang? Diketahui, hubungan Jokowi dengan partai Pimpinan Megawati Soekarnoputri itu merenggang saat keduanya beda pilihan dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
-
Apa yang dikatakan Habiburokhman tentang hubungan Jokowi dan PDIP? Habiburokhman menyebut, sejumlah orang yang kalah pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 sudah move on, usai pesta demokrasi tersebut dianggap berakhir. "Mungkin dari 100 persen sudah 60 persen orang move on. Kemudian juga tahapan kedua hari ke hari misalnya adanya statement dukungan, statement selamat dari kepala-kepala negara penting di dunia itu mungkin membuat sekitar 80 persen orang move on. Terakhir penetapan KPU kemarin mungkin sudah 95 persen orang move on," jelasnya.
-
Kenapa Partai NasDem menolak Gubernur Jakarta ditunjuk langsung oleh Presiden? Taufik Basari menegaskan, pihaknya menolak mekanisme penunjukan Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta oleh Presiden. Diketahui, mekanisme itu termuat dalam Pasal 10 RUU Daerah Khusus Jakarta (DKJ) yang tengah dibahas DPR. "Benar kami menolak gubernur Jakarta ditunjuk langsung oleh presiden," kata Taufik Basari, dalam keterangannya, Kamis (7/12).Taufik menekankan, Partai NasDem tetap mendorong adanya pemilihan umum kepala daerah di Jakarta.
-
Mengapa Pak Jokowi diundang ke Apel Kader Partai Gerindra? Bapak Presiden diundang acara Apel Kader Partai Gerindra pada hari Sabtu, 31 Agustus 2024 Pukul 19.00 WIB. Rencana Bapak Presiden akan hadir dan memberi Sambutan
-
Apa yang diusulkan oleh Partai Demokrat terkait penunjukan Gubernur Jakarta? Hal senada juga disampaikan Anggota Baleg Fraksi Demokrat Herman Khaeron. Dia mengatakan, pihaknya tetap mengusulkan agar Gubernur Jakarta dipilih secara langsung. "Kami berpandangan tetap, Pilgub DKI dipilih secara langsung. Bahkan wali kota juga sebaiknya dipilih langsung," kata Herman Khaeron.
-
Bagaimana cara Partai NasDem memperjuangkan penolakan penunjukan Gubernur Jakarta? Taufik menekankan, Partai NasDem tetap mendorong adanya pemilihan umum kepala daerah di Jakarta. Selain itu, NasDem juga ingin adanya pemilihan wali kota dan anggota DPRD tingkat kota madya di wilayah Jakarta. "Kita menginginkan ada pilkada di tingkat provinsi dan kota madya. DPRD juga ada DPRD kota dan DPRD provinsi. Itu yang terus akan kita perjuangkan pada saat pembahasan tingkat I di Komisi II DPR bersama dengan pemerintah," tegas Taufik.
"Bagus. Kami bergembira banyak pihak telah mengapresiasi kinerja Jokowi. Sebelumnya ada Golkar dan sejumlah ormas. Seperti yang lalu, yang sudah-sudah, PDIP biasanya menjadi gong-nya," kata Hendrawan saat dihubungi, Senin (20/3).
Hendrawan menilai sikap NasDem menunjukkan bahwa partai besutan Surya Paloh itu telah menggunakan akal sehat dan menganut politik persaudaraan. "Demokrasi hanya bermanfaat apabila ada prakondisi menghargai sekaligus mengarusutamakan akal sehat dan politik persaudaraan," ucap Hendrawan.
Meski dukungan kepada Jokowi untuk melanjutkan kepemimpinannya di periode kedua terus mengalir, tapi semua keputusan tetap berada di tangan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
"Sekarang masih agak jauh. Putusan soal itu sepenuhnya kewenangan Ketum. Tapi seperti yang sudah-sudah, mereka yang cerdas mampu memahami lika liku dan proses yang dilalui," ucapnya.
Baca juga:
PDIP belum berpikir duetkan Jokowi-Ahok di Pilpres 2019
Survei: Rakyat ingin pilih kandidat dalam pemilu, bukan partai
Perubahan sistem Pemilu hanya dianggap 'gali lubang tutup lubang'
PPP Djan Faridz setia pada PDIP untuk Pilkada 2018 dan Pilpres 2019
Megawati amanatkan Repdem bantu dongkrak suara di Pemilu 2019
Surya Paloh targetkan NasDem posisi tiga besar di Pemilu 2019