NasDem prediksi duet Ridwan Kamil dan Bima Arya sulit terealisasi
NasDem prediksi duet Ridwan Kamil dan Bima Arya sulit terealisasi. Jika hanya dua partai yang bergabung, NasDem hanya memiliki 5 kursi, dan PAN 4 kursi. Tidak bisa memenuhi syarat 20 kursi untuk mengusung calon gubernur dan wakil gubernur.
Usul partai Amanat Nasional (APN) menduetkan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil dengan Wali Kota Bogor Bima Arya untuk bertarung di Pilgub Jabar 2018 diperkirakan sulit terealisasi. Sebab, Partai NasDem selaku pengusung Wali Kota Bandung hanya memiliki 5 kursi. Begitu juga dengan PAN yang menjagokan Bima Arya hanya memiliki 4 kursi.
Dengan perhitungan itu, masih dibutuhkan kekuatan politik dari partai lainnya untuk mengejar target 20 kursi. Syarat ini mutlak dipenuhi untuk bisa mengusung calon gubernur dan calon wakil gubernur Jabar.
-
Apa yang dikatakan oleh Ridwan Kamil saat maju di Pilkada Jakarta? Calon pesaing Anies, Ridwan Kamil tak kalah kuat. Ridwan Kamil mendapatkan lampu hijau dari partai koalisi Prabowo-Gibran untuk maju Pilkada Jakarta. Partai-partai yang menyatakan kesiapan mengusung Ridwan Kamil itu adalah Gerindra, PAN dan Golkar. Bahkan, Gerindra sudah terang-terangan menginginkan kadernya menjadi calon wakil gubernur untuk mendampingi Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta 2024."Secara alami secara manusiawi, kami ingin wakil kami ada di wakil gubernur," kata Habibburokhman kepada wartawan.
-
Bagaimana PKB ingin membentuk poros yang berlawanan dengan Ridwan Kamil di Pilgub Jabar? "Kami belum ada obrolan sama sekali menyangkut soal sosok Kang Ridwan Kamil gitu, tapi yang sudah ada obrolan malah di Jabar. Kalau Kang RK maju di Jabar kami akan bikin poros di luar Kang RK kan gitu," tutur Huda.
-
Kenapa PKB ingin membentuk poros yang berbeda dari Ridwan Kamil di Pilgub Jabar? Ia mengatakan bahwa perbedaan poros sangat dibutuhkan di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) tahun ini agar publik memiliki banyak pilihan."Pokoknya prinsipnya PKB siap siapapun yang berkompetisi karena PKB akan menyuguhkan alternatif pilihan untuk publik, sebanyak-banyaknya," ujar Huda ketika ditemui di Gedung DPR RI, Kamis (13/6)
-
Bagaimana Golkar merespon wacana Ridwan Kamil maju di Pilkada Jakarta? Golkar merespons wacana Ridwan Kamil bersedia maju di Pilkada DKI Jakarta karena berasumsi eks Gubernur Jakarta Anies Baswedan tidak akan maju lagi sebagai calon gubernur. Saat itu, Anies merupakan capres yang berkontestasi di Pilpres 2024. Oleh karena itu, Golkar memberikan penugasan kepada Ridwan Kamil untuk maju di Jakarta dan Jawa Barat.
-
Siapa saja yang menginginkan Ridwan Kamil maju di Pilkada Jakarta? Partai KIM begitu ngotot memboyong Ridwan Kamil di Jakarta. Namun, Golkar tampaknya belum satu suara dengan Gerindra, PAN dan Demokrat soal langkah politik untuk Ridwan Kamil itu. Golkar 'si pemilik' Ridwan Kamil masih menimbang penugasan di Pilkada Jakarta atau Jawa Barat.
-
Siapa saja yang bertarung dalam Pilkada Jabar? Khusus di Jawa Barat diikuti empat pasangan calon (paslon) yang mendaftar di KPUD Jawa Barat.
"Bergabung itu bukan seperti itu. Tidak ada masalah kalau mau gabung, asal bukan itu patokannya (syarat Bima Arya sebagai pendamping Ridwan Kamil)," kata Ketua DPW NasDem Saan Mustopa di Bandung, Kamis (24/8).
Partai politik lain yang juga ingin mengusung Ridwan Kamil diharapkan tidak membawa kepentingan pragmatis sesaat. Sebab, NasDem dan Ridwan Kamil sepakat menghindari koalisi yang didasarkan pada kepentingan sesaat. Selain untuk membangun soliditas pemerintahan saat kelak terpilih, pihaknya bersama Ridwan Kamil pun menginginkan ajang Pilgub Jabar menjadi momentum pendidikan politik bagi masyarakat.
"Kita coba bangun bangunan koalisi berdasarkan idealisme dan cita-cita politik demi kepentingan masyarakat, bukan kepentingan sesaat yang sifatnya pragmatis dan transaksional. Kami pun ingin menghindari 'bagi-bagi kue' kekuasaan dan berharap peradaban politik di negeri kita bisa maju dan itu harus dimulai dari elit partainya," terangnya.
Saan berharap, partai lain yang hendak bergabung dan mengusung Ridwan kamil memiliki pemikiran yang sama dengan NasDem. Menjagokan Ridwan Kamil karena penilaian sebagai sosok yang mampu membawa perubahan lebih baik bagi Jabar.
"Kita harus meyakini sosok Kang Emil ini sosok yang layak kita dorong karena dia punya kemampuan untuk membawa kebaikan bagi Jabar," katanya.
NasDem meyakini, keinginan Ridwan Kamil bersanding dengan Bima Arya pun sebatas pilihan bukan patokan. Soalnya, dalam menentukan sosok pendamping, banyak faktor yang harus dipertimbangkan. Selain kecocokan personal, kapabilitas, hingga elektabilitas, ada faktor lain seperti representasi partai, representasi masyarakat, termasuk representasi geografis Jabar.
"Saya yakin Kang Emil tidak mematok karena saya melihat kang emil tidak seperti itu. Bahwa Kang Emil menyatakan, mungkin Bima Arya hanyalah salah satu dari list (daftar calon pendamping)," tandasnya.
Dia menambahkan, NasDem sudah kian dekat dengan PPP dan PKB. Jika dua partai itu bergabung, NasDem yakin bisa mengusung pasangan calon. PPP memiliki 9 kursi. Sedangkan PKB memiliki 7 kursi.
"Artinya memang secara hitung-hitungan tiga partai ini bisa mengusung," jelasnya.
Baca juga:
Ridwan Kamil sebut duetnya dengan Bima Arya perlu restu partai lain
PPP, Demokrat dan PAN akan lahirkan poros baru di Pilgub Jabar
Bima Arya sudah ngobrol panjang dengan Ridwan Kamil soal Pilgub Jabar 2018
Singgung soal etika, Hanura pikir-pikir mau dukung Ridwan Kamil
Ini alasan PDIP tak mau dukung Ridwan Kamil di Pilgub Jabar
NasDem perkenalkan 6 bakal calon pengganti Ridwan Kamil di Bandung