Nasdem Soal Satu Frekuensi dengan Golkar: Modal Awal Komunikasi Koalisi
NasDem saat ini sedang membangun komunikasi politik dengan sejumlah partai. Salah satunya adalah Golkar. NasDem ingin mengusung tokoh di 2024 yang melanjutkan kepemimpinan Presiden Joko Widodo.
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menuturkan, Golkar memiliki satu frekuensi dengan NasDem dan Gerindra.
Menanggapi hal ini, Wakil Ketua Umum Partai NasDem Ahmad Ali mengatakan, kesamaan frekuensi itu menjadi modal awal untuk membuka komunikasi koalisi. Ia mengakui, NasDem dengan Golkar serta Gerindra memiliki persamaan ideologi.
-
Apa yang diklaim Airlangga sebagai pencapaian Partai Golkar? "Dengan demikian Partai Golkar mengalami kenaikan dan dengan Partai Golkar mengalami kenaikan, Partai Golkar juga yang mendukung Pak Prabowo dan Mas Gibran bisa berkontribusi kepada kemenangan Bapak Prabowo Subianto dan Mas Gibran Rakabuming Raka," tutup Airlangga.
-
Kenapa Partai Golkar didirikan? Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya tahun 1964 oleh Angkatan Darat digunakan untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik.
-
Kapan Partai Golkar didirikan? Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya tahun 1964 oleh Angkatan Darat digunakan untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik.
-
Apa alasan Nurdin Halid menilai Airlangga Hartarto layak memimpin Golkar? "Sangat layak, Erlangga memimpin Golkar," ujarnya kepada wartawan, Rabu (3/4). Nurdin mengaku di Pemilu 2024, Golkar perolehan kursi di DPR RI meningkat menjadi 102. Padahal di Pemilu 2019, Golkar hanya meraih 85 kursi. "Dari 85 kursi menjadi 102, itu tidak mudah. Sangat layak (memimpin kembali Golkar)," tuturnnya.
-
Bagaimana Airlangga Hartarto mengelola potensi konflik di dalam Partai Golkar? Lanjut Dedi, Airlangga juga mampu merawat infrastruktur partai dengan mengelola potensi konflik yang baik.
-
Kapan Airlangga menyampaikan klaim dukungan Partai Golkar untuk Prabowo-Gibran? Hal itu disampaikan Airlangga dalam acara buka puasa bersama jajaran Partai Golkar dengan Prabowo-Gibran, di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Jumat (29/3).
"Kesamaan frekuensi NasDem, Gerindra Golkar itu sudah pasti sisi ideologinya. Nasdem dan Golkar juga Gerindra secara ideologi sudah ada persamaan artinya sudah ada modal awal untuk komunikasi," ujarnya saat dihubungi, Kamis (1/7).
NasDem saat ini sedang membangun komunikasi politik dengan sejumlah partai. Salah satunya adalah Golkar. NasDem ingin mengusung tokoh di 2024 yang melanjutkan kepemimpinan Presiden Joko Widodo.
"Bahwa hari ini kita Nasdem juga membangun komunikasi dengan beberapa partai politik, iya karena kita ingin di 2024 betul-betul setelah pak Jokowi orang yang maju memimpin negeri ini melanjutkan apa yang dikerjakan pak Jokowi hari ini," katanya.
"Salah satu yang kita ajak diskusi tentunya Golkar. Nah kita kalau kemudian konsepsi sama akan dilanjutkan dengan diskusi lebih teknis," tambah Ahmad.
Membangun koalisi ini tidak bisa dilakukan hanya melalui satu dua kali komunikasi. Ahmad mengatakan, semua stakeholder partai dikerahkan untuk membangun koalisi
"Karena semua stakeholder partai akan dikerahkan. Jadi pembicaraannya tidak bisa sekali dua kali pembicaraannya karena dari internal partai akan melakukan diskusi dan kajian lebih komprehensif," jelasnya.
Upaya membangun koalisi ini berjalan demi menyelenggarakan Konvensi Calon Presiden. NasDem menggelar Konvensi untuk mencari tokoh yang tepat akan diusung di 2024. Memastikan tokoh tersebut mendapatkan tiket, NasDem membangun koalisinya terlebih dahulu.
"Menjadi kendalanya bagi NasDem, sampai hari ini baru 10 sekian persen artinya belum bisa mengusung belum bisa melakukan konvensi sendiri. Karena ketua umum menginginkan konvensi ini bisa dilakukan dengan satu syarat sebelum konvensi dilakukan sudah harus berkoalisi dengan partai politik. Kita ingin siapapun yang keluar dari konvensi itu otomatis maju sebagai calon presiden karena sudah diusung partai yang memenuhi ambang batas pencalonan," tutup Ahmad.
Baca juga:
Koalisi 'Alumni Golkar' Bisa Jadi Ancaman Serius Bagi Dominasi PDIP di 2024
Airlangga Hartarto: Frekuensi Golkar Mirip dengan NasDem dan Gerindra
Kasus Covid-19 Melonjak Tinggi, Politikus PKB Minta Tunda Manuver Pilpres 2024
Survei Internal Pilpres, PKB Pasangkan Cak Imin dengan Anies, Ganjar, AHY dan Puan
PAN Lirik Erick Thohir Jadi Capres 2024: Dia Tokoh Potensial Pemimpin Nasional
Wacana Pilpres Dikembalikan ke MPR, PSI Sebut Edukasi Politik 20 Tahun Sia-Sia