Nasib Nusron & Teman Ahok, pendukung setia terhempas dari timses
Nasib Nusron & Teman Ahok, pendukung setia terhempas dari timses. Tim pemenangan yang sempat disusun hanya bersama Golkar, NasDem dan Hanura berubah. Meski masuk belakangan, sebagai partai terbesar PDIP mendapat jatah terbanyak dalam susunan tim suksea Ahok-Djarot.
Empat partai pengusung pasangan bakal calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat sudah menyerahkan susunan tim pemenangan ke KPU DKI Jakarta. Penyerahan dilakukan di hari terakhir pelengkapan berkas pasangan pada Senin (3/10) kemarin.
Susunan tim pemenangan dari berbagai latar belakang. Ada artis meski didominasi kalangan politikus.
Di antara nama yang disodorkan, tak tercantum nama Nusron Wahid dan salah satu pendiri Teman Ahok. Padahal baik Nusron maupun pendiri Teman Ahok adalah orang-orang yang sejak lama getol ingin Ahok, sapaan Basuki, kembali maju di Pilgub DKI 2017 mendatang.
Nusron secara pribadi sejak beberapa bulan lalu menyatakan dukungan buat Ahok. Padahal kala itu, Ahok masih pede maju dari jalur independen. Saat Nusron mendukung pun, partainya di Golkar juga belum memberikan sikap apakah mendukung atau mengusung calon lain.
Hal yang sama dilakukan relawan Teman Ahok. Lima orang anak muda membuat gerakan mengawal Ahok kembali maju.
Alasan gerakan ini dibuat, karena saat itu Ahok terlibat seteru hampir dengan semua partai. Sehingga kemungkinan didukung partai kembali sangat kecil. Mereka mengumpulkan KTP warga DKI untuk bekal Ahok maju independen.
Di-injury time pendaftaran Pilgub DKI, Ahok berubah sikap memutuskan melebur dalam dukungan empat partai. Tim pemenangan yang sempat disusun hanya bersama Golkar, NasDem dan Hanura berubah. Meski masuk belakangan, sebagai partai terbesar PDIP mendapat jatah terbanyak dalam susunan tim sukses Ahok-Djarot.
Ketua Tim Pemenangan yang semula dipegang Nusron Wahid kini dikuasai PDIP. Bahkan tak satu pun pendiri Teman Ahok yang berkontribusi di dalamnya.
Baik Nusron maupun Teman Ahok mengaku tak masalah nama mereka terhempas dari tim pemenangan. Mereka mengaku yang meminta sendiri untuk tidak dimasukkan.
"Pertama saya minta sendiri. Saya minta tolong jangan ditulis di KPU karena kalau ditulis di KPU itu kan tanggung jawab. Saya kan harus mengendalikan pilkada di 4 provinsi untuk gubernur dan 48 untuk kabupaten dan kota se Jawa dan Sumatera. Lah kalau saya nanti ditulis di KPU nanti yang lain semua nuntut saya dimasukin di KPU, jadi tim semua," kata Nusron usai bertemu Ahok di Balai Kota kemarin.
-
Apa tugas Ahmad Sahroni di Pilgub DKI Jakarta? Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus akhirnya menunjuk Bendahara Umum (Bendum) Partai NasDem, Ahmad Sahroni sebagai ketua pemenangan untuk pasangan Ridwan Kamil - Suswono di Jakarta.
-
Siapa yang ditunjuk sebagai ketua tim pemenangan pasangan Ridwan Kamil - Suswono di Pilgub DKI Jakarta? Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus akhirnya menunjuk Bendahara Umum (Bendum) Partai NasDem, Ahmad Sahroni sebagai ketua pemenangan untuk pasangan Ridwan Kamil - Suswono di Jakarta.
-
Siapa anggota Warkop DKI selain Dono? Setelah itu, Dono bergabung dengan almarhum Kasino dan Indro Warkop untuk membentuk trio Warkop DKI yang kemudian sukses di industri perfilman Indonesia.
-
Kenapa Nurul Ghufron menggugat Dewas KPK di PTUN? Ghufron sendiri sempat meminta kepada Dewas untuk menunda sidang etiknya. Namun Dewas kukuh untuk tetap menggelar sidang etik. "Apakah Dewas sudah mengantisipasi? Sangat mengantisipasi. Tapi perlu diketahui hal-hal yang memang kita tidak bisa melakukan persidangan kalau itu harus dipenuhi. NG pernah tidak hadir, tapi kemudian hadir," ucap ketua Dewas KPK, Tumpak Hatorangan di gedung Dewas KPK, Selasa (21/5).
-
Apa yang dikerjakan oleh Kepolisian Republik Indonesia (Polri) di bawah kepemimpinan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang mendapat pujian dari Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni? “Sebagai mitra kerja kepolisian, Komisi III bangga sekali dengan kinerja Polri di bawah kepemimpinan Pak Kapolri Listyo Sigit. Polri tak hanya menjadi lebih humanis, tapi juga jadi jauh lebih inklusif. Kita bisa sebut semuanya, mulai dari kesetaraan gender, kesetaraan akses masuk tanpa pungli, dan kini pemberian kesempatan bagi penyandang disabilitas untuk mengabdi. Terobosan yang luar biasa,” ujar Sahroni dalam keterangannya, Selasa (27/2).
-
Siapa saja yang diusulkan untuk diusung oleh PDIP di Pilgub DKI 2024? Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan partainya masih mencermati nama-nama tokoh yang diusulkan untuk diusung sebagai calon gubernur dan calon wakil gubernur DKI Jakarta pada Pilkada serentak 2024.
Nusron Wahid
"Kan saya enggak boleh mengesankan bahwa saya istimewakan DKI Jakarta, mengorbankan Banten atau Babel atau Aceh. Padahal sama-sama penting di mata partai. Jadi saya enggak boleh pilih kasih. Kesepakatannya kan sudah. Sekarang teman-teman di DPP jadi pengendali yang operasional di lapangan adalah teman-teman pengurus tingkat provinsi yaitu DKI Jakarta. Kita-kita jadi pengendali," sambungnya.
Amalia Ayuningtyas, salah satu pendiri Teman Ahok juga mengatakan hal serupa. Dikatakannya, permintaan tidak dimasukkan ke dalam tim pemenangan karena ingin fokus mengurusi dukungan 1 juta KTP yang sudah terkumpul. Relawan Teman Ahok bertugas membuat mereka yang telah mengumpulkan KTP tetap solid memberikan dukungan.
"Pertimbangan kita enggak mau masuk dalam struktur timses, karena tugas untuk mengawal satu juta KTP sendiri itu udah spesifik banget. Jadi menurut kita, temen-temen di sini harus saling melengkapi. Ada yang fungsinya misalnya menghimpun relawan dari mesin partai, ada yang spesialisasinya seperti jasmev di media sosial. Terus ada juga yang spesialisasinya kegiatan di lapangan, lebih ke partisipasi publik, ya kita akan tetap menjaga itu," jelas Amalia saat dihubungi kemarin.
"Dan memang temen-temen di timses pun menyambut baik dengan usulan itu. Karena kan memenangkan Pak Ahok tidak bisa dengan satu cara. Harus dengan berbagai macam cara gitu. Kita kalau bisa beriringan lah jalannya gitu. Kan tujuannya untuk memenangkan Ahok. Kalau komunikasi tetap berjalan baik kok," sambungnya.
Meski namanya tak dimasukkan di tim pemenangan Ahok-Djarot, keduanya mengaku tetap memberikan kontribusi dengan cara lainnya. Terpenting bagi keduanya, Ahok- Djarot kembali menang.
"Enggak-enggak. Makanya kenapa kita kemarin bikin launching #tetapahok karena sebenarnya untuk menghalau sentimen negatif. Bahkan ini tantangan lah untuk Temen Ahok untuk nunjukin walaupun Teman Ahok tidak terdaftar dalam tim pemenangan, tapi kita tetap bisa melengkapi timses," beber wanita berhijab ini.
Pendiri Teman Ahok Amalia Ayuningtyas
"Jadi nanti kalau menyelenggarakan kegiatan, yang jelas pasti ada koordinasi. Karena Teman Ahok juga akan koordinasi dengan temen timses. Kami koordinasi biar enggak bentrok. Acara banyak enggak apa-apa, yang penting enggak saling membingungkan. Misalnya hari ini fokus ke Teman Ahok, besok fokus ke siapa, kami akan saling support," pungkas Amalia.
Nusron pun demikian. Dia tetap bersedia turun gunung saat masuk masa kampanye nanti. Sebagai bentuk keseriusannya mendukung Ahok-Djarot, dia mengajukan surat cuti ke Presiden Jokowi.
"Cuti nanti kalau saya jadi Jurkam. Sudah, nanti tinggal aku lihat jadwalnya kapan saya turun, saya cuti yang pentingkan kampanye di luar Sabtu Minggu kan. Cuti kan, kalau Sabtu-Minggu boleh kan," pungkas Nusron.
Ahok mengatakan tidak masukkan keduanya karena mereka punya tugas yang berbeda-beda. Sehingga tak semua harus dimasukkan di dalam tim pemenangan. Toh, kata dia, permintaan tidak dimasukkan namanya atas kemauan mereka.
Baca juga:
Annisa Pohan-Sophia Latjuba, perang bidadari kubu Agus dan Ahok
Relawan klaim deklarasi Dulure Djarot dihadiri kader PPP, PKB & PAN
Hanura sebut Ruhut membelot dari Demokrat karena yakin Ahok menang
Djarot ingin buat sejarah di rumah 'Dulure Djarot'
Deklarasi relawan Dulure Djarot
Sophia Latjuba jadi jubir Ahok-Djarot karena kader NasDem
'Dulure Djarot' relawan pendukung Ahok-Djarot di Pilgub DKI