PAN ingin kampanye yang bermartabat, tak mencaci maki dan saling serang
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Amanat Nasional (PAN) Eddy Soeparno mengungkapkan, partainya ingin Tahun Politik yang damai, sejuk, dan bermartabat. Hal ini ia sampaikan usai mengisi acara Diskusi Publik bertajuk 'Peran Generasi Milenial Menangkal Hoaks' di Warung Upnormal, Bogor, Jumat (26/10).
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Amanat Nasional (PAN) Eddy Soeparno mengungkapkan, partainya ingin Tahun Politik yang damai, sejuk, dan bermartabat. Hal ini ia sampaikan usai mengisi acara Diskusi Publik bertajuk 'Peran Generasi Milenial Menangkal Hoaks' di Warung Upnormal, Bogor, Jumat (26/10).
"PAN ingin kampanye politik dilakukan dengan sejuk, bertarung dengan ide, gagasan yang mencerahkan dan mencerdaskan," ungkap Eddy.
-
Apa yang diraih Partai Gerindra di Pemilu 2019? Pada Pemilu 2019, perolehan suara Partai Gerindra kembali naik, walau tidak signifikan. Partai Gerindra meraih 12,57 persen suara dengan jumlah pemilih 17.594.839 dan berhasil meraih 78 kursi DPR RI.
-
Partai apa yang menang di Pemilu 2019? Partai Pemenang Pemilu 2019 adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan persentase suara sebesar 19.33% atau 27,05 juta suara dan berhasil memperoleh 128 kursi parpol.
-
Partai apa yang menang di pemilu 2019? Partai pemenang pemilu 2019 adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan persentase 19.33% dari total suara sah yang diperoleh.
-
Kapan Pemilu 2019 diadakan? Pemilu terakhir yang diselenggarakan di Indonesia adalah pemilu 2019. Pemilu 2019 adalah pemilu serentak yang dilakukan untuk memilih presiden dan wakil presiden, anggota DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten Kota, dan DPD.
-
Kapan pemilu 2019 dilaksanakan? Pemilu 2019 merupakan pemilihan umum di Indonesia yang dilaksanakan pada tanggal 17 April 2019.
-
Apa saja yang dipilih dalam Pemilu 2019? Pada tanggal 17 April 2019, Indonesia menyelenggarakan Pemilu Serentak yang merupakan pemilihan presiden, wakil presiden, anggota DPR, DPD, dan DPRD secara bersamaan.
Meskipun ia tak menampik tujuan kampanye politik adalah ingin meraup suara sebanyak-banyaknya dari masyarakat, namun ia enggan jika PAN harus menghalalkan segala cara.
"Kita berdemokrasi tapi juga harus mendidik. Tunjukkan pada rakyat bahwa demokrasi itu bermanfaat bagi mereka juga, jangan sampai kita kembali kepada cara-cara masa lalu sebelum reformasi," jelasnya.
Dia juga mengatakan, bukan saatnya lagi menggunakan cara-cara lama, apalagi politik uang. Baginya, menyuap rakyat sama saja dengan mencederai demokrasi.
"Saya kira cara-cara menyuap tidak boleh ada lagi, kita tanamkan demokrasi yang santun, sejuk, dan teduh. Janganlah ada caci maki, saling serang antar sesama anak Negeri hanya gara-gara pesta rakyat lima tahunan," tegas dia.
Sementara itu, Eddy berpesan kepada generasi milenial sebagai pemilik gaya nalar yang sangat tajam tidak seharusnya menelan isu-isu yang berkembang dengan serta merta tanpa mengkaji ulang.
"Mereka memiliki gaya nalar yang sangat tajam ya, sebaiknya tidak serta merta percaya berita yang timbul karena berita itu terlihat menarik. Selain itu, jika mereka tahu berita itu hoaks, mereka juga harus berani memberitahukan kepada teman-temannya," jelasnya.
Dia juga mengatakan, isu hoaks di tengah masyarakat saat ini terindikasi sengaja dibuat oleh orang-orang yang menganggap hoaks sebagai industri.
"Pesan hoaks di tengah kita, ada yang sengaja diciptakan bahkan dijadikan industri, untuk itu kita harus menjadi agen pemberangus hoaks dengan cara melek literasi dan tidak mudah percaya dengan isu-isu yang di era teknologi saat ini semakin mudah disebarkan," ungkapnya.
Baca juga:
Gandeng tokoh agama, Zulkifli Hasan ingin Pilpres 2019 adu ide & gagasan
Ketum PAN janji perjuangkan nasib pengemudi ojek online
Zulkifli Hasan andalkan taktik gerilya untuk raup suara PAN dan Prabowo
Datangi pesantren di Cianjur, Sekjen PAN didukung kiai maju Pileg
Zulkifli Hasan: Negara harus berpihak sepenuhnya pada nelayan
PAN 1000 persen setuju dengan dana kelurahan