Parpol-parpol merapat ke PDIP berharap diajak koalisi di Pilgub DKI
PDIP seolah menjadi magnet bagi partai-partai lain untuk berkoalisi.
Tahapan Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017 kian dekat. Bulan Agustus 2016, parpol atau calon independen harus menyerahkan syarat dukungan ke KPU untuk diverifikasi. Sejauh ini, baru Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang sudah memastikan maju. Sisanya, parpol-parpol masih sibuk melakukan penjaringan terhadap para calon yang akan diusung.
Berdasarkan hasil Pemilu 2014 lalu, hanya PDIP yang berhak mengajukan calon tanpa perlu berkoalisi. Sisanya, parpol-parpol lain harus bergabung untuk mencalonkan calon. Partai Gerindra sudah memiliki tiga nama yang akan dijadikan calon gubernur yakni Sjafrie Sjamsuddin, Sandiaga Uno, dan Yusril Ihza Mahendra.
Sementara partai lainnya belum berani menyebut nama secara resmi. Sedangkan PDIP hingga kini masih melakukan seleksi terhadap para nama yang telah mendaftar.
Yang menarik, PDIP seolah menjadi magnet bagi partai-partai lain untuk berkoalisi. Seperti yang dilakukan pengurus DPD Gerindra DKI yang menyambangi DPD PDIP DKI untuk penjajakan koalisi akhir Mei lalu.
Dalam pertemuan itu, Gerindra diwakili Ketua DPD Gerindra DKI Jakarta M Taufik dan sekretarisnya Husni Thamrin. Sementara dari PDIP, diwakili oleh Plt Ketua DPD PDIP DKI Jakarta Bambang Dwi Hartono.
Meski berseberangan saat pemilihan presiden 2014, namun koalisi PDIP dan Gerindra akan kembali bersatu di sejumlah pilkada 2015.
"Tidak jauh-jauh pengalaman pilkada 2015, kita berkoalisi degan gerindra dan menang di 36 daerah pemilihan. Bahkan PDIP berkoalisi dengan 11 parpol. Di pilkada ini kita sangat cair," kata Plt Ketua DPD PDIP DKI Jakarta Bambang DH di Kantor DPD PDIP DKI Jakarta, Tebet, Jakarta Selatan, Kamis (26/5).
Ketidakharmonisan saat Pilpres 2014 diyakini hal lumrah. Sebab setiap partai politik pasti memiliki strategi berbeda. "Kemesraan itu, dalam perjalanan ada gesekan berbeda strategi itu wajar. Tapi sehari-hari kita sangat baik," ujar Bambang.
Hal senada diungkapkan Ketua DPD Gerindra DKI Jakarta M. Taufik. Bahkan Gerindra memberikan sinyal untuk nostalgia mengulang kemenangan saat Pilkada DKI Jakarta 2012.
"Saya kira bisa diulang yang baik itu. Gerindra dengan PDIP memperoleh kemenangan. Mari kita dukung yang pro kepada rakyat dan beradab.Ini merupakan penghargaan pada rakyat," tutur Taufik.
PDIP dan Gerindra sepakat kembali melakukan pertemuan lanjutan untuk membahas kembali calon pemimpin yang akan diusung. "Saya akan melaporkan kegiatan ini ke DPP masing-masing. Intensitas pertemuan bukan DPD dan DPC, tapi pucuk pimpinan juga akan bertemu," kata Bambang..
Setelah Gerindra, PDIP juga menerima kedatangan pengurus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Ketua DPW PKB DKI Jakarta, Hasbiallah Ilyas mengungkapkan, pertemuan dengan PKB hanyalah sebatas silaturahmi biasa. Hasbiallah mengatakan pertemuan tersebut belum sampai pada pembahasan nama maupun koalisi.
"Pertemuan ini pertemuan silaturahmi. Memang hubungan kami dengan PDIP baik. Kita belum sampai ke soal nama dan juga belum sampai ke koalisi atau tidaknya dengan PDIP karena masing-masing partai masih menjalankan mekanismenya masing-masing," kata Ketua DPW PKB Hasbiallah Ilyas di Kantor DPD PDIP DKI Jakarta, Tebet, Jakarta Selatan, Selasa (31/5).
Hasbi menuturkan pihaknya saat ini melakukan penjajakan kembali setelah sebelumnya pernah berkoalisi dalam Pilpres 2014. Dengan percaya diri, Hasbi meyakinkan jika PKB dan PDIP bergabung dalam pilgub mendatang, akan menghasilkan suara terbanyak.
"Andaikata PDIP bergabung dengan PKB atau PKB gabung dengan PDIP itu 99,999 persen itu menang. Enggak perlu banyak-banyak karena basis bawahnya sudah jelas," ujar Hasbi.
Dalam pertemuan tersebut, Hasbi mengatakan dirinya tidak yakin calon petahana Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama bisa dengan mudah memenangkan Pilgub mendatang. Pasalnya kata dia, tidak mudah mendapatkan dukungan sebanyak 1 juta tanpa diusung partai.
"Saya tidak yakin gubernur hari ini akan independen. Karena tidak gampang ya satu juta suara itu. Namanya politik kan dinamis," ujar Hasbi.
Hasbi justru memperkirakan Ahok akan maju lewat jalur partai. "Kemungkinan ada masuk partai. Kemungkinan beliau lewat partai," ujar Hasbi.
-
Kapan Pilkada DKI 2017 dilaksanakan? Pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2017 (disingkat Pilgub DKI 2017) dilaksanakan pada dua tahap, yaitu tahap pertama di tanggal 15 Februari 2017 dan tahap kedua tanggal 19 April 2017 dengan tujuan untuk menentukan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017–2022.
-
Siapa saja kandidat yang bertarung di Pilkada DKI 2017? Saat itu, pemilihan diisi oleh calon-calon kuat seperti Basuki Tjahaja Purnama, Anies Baswedan, dan Agus Harimurti Yudhoyono.
-
Apa saja isu yang muncul selama Pilkada DKI 2017? Apalagi pemilihan tersebut juga diwarnai dengan isu-isu seperti agama, etnis, dan kebijakan publik.
-
Siapa saja kandidat di Pilkada DKI 2017 putaran kedua? Putaran kedua mempertemukan pasangan Ahok-Djarot dan Anies-Sandiaga.
-
Apa tugas Ahmad Sahroni di Pilgub DKI Jakarta? Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus akhirnya menunjuk Bendahara Umum (Bendum) Partai NasDem, Ahmad Sahroni sebagai ketua pemenangan untuk pasangan Ridwan Kamil - Suswono di Jakarta.
-
Kapan Pilkada DKI 2017 putaran kedua dilaksanakan? Pemungutan Suara Putaran Kedua (19 April 2017):Putaran kedua mempertemukan pasangan Ahok-Djarot dan Anies-Sandiaga.
Baca juga:
Jika dapat dukungan PDIP, Ahok sukses hancurkan marwah partai
PDIP sebut koalisi besar di Pilkada untuk menjaga stabilitas politik
Ketika Mega sebut Ahok kurang ajar
Cucu Bung Karno ikutan berebut kursi DKI 1
Djarot bantah PDIP galang koalisi gemuk untuk lawan Ahok