PDIP akui ada desakan rakyat ingin duetkan Jokowi dengan Prabowo
PDIP akui ada desakan rakyat ingin duetkan Jokowi dengan Prabowo. Survei SMRC menyebut muncul keinginan dari masyarakat agar Presiden Joko Widodo dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto bersatu di Pemilihan Presiden 2019 mendatang. Sekitar 66,9 persen responden setuju duet Jokowi-Prabowo.
Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Andreas Hugo Perreira mengatakan, muncul keinginan masyarakat di akar rumput untuk menduetkan Joko Widodo dan Prabowo Subianto di Pemilihan Presiden 2019 mendatang. Namun, PDIP belum memikirkan untuk memasangkan dua tokoh tersebut.
"Memang ada keinginan-keinginan masyarakat untuk menduetkan Pak Prabowo dengan Pak Jokowi ya, tapi kita lihat," kata Andreas di Kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (3/1).
-
Dimana Prabowo Subianto kalah dalam Pilpres 2019? Namun sayang, Ia kalah dari pasangan Jokowi-Ma'aruf Amin.
-
Bagaimana tanggapan Prabowo atas Jokowi yang memenangkan Pilpres 2014 dan 2019? Prabowo memuji Jokowi sebagai orang yang dua kali mengalahkan dirinya di Pilpres 2014 dan 2019. Ia mengaku tidak masalah karena menghormati siapapun yang menerima mandat rakyat.
-
Siapa yang menjadi Presiden dan Wakil Presiden di Pilpres 2019? Berdasarkan rekapitulasi KPU, hasil Pilpres 2019 menunjukkan bahwa pasangan calon 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, meraih 85.607.362 suara atau 55,50%, sementara pasangan calon 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, meraih 68.650.239 suara atau 44,50%.
-
Apa yang dibicarakan Prabowo dan Jokowi? Saat itu, mereka berdua membahas tentang masa depan bangsa demi mewujudkan Indonesia emas pada tahun 2045.
-
Kapan Prabowo bertemu Jokowi? Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana kepresidenan, Jakarta, Senin (8/7) siang.
-
Siapa saja yang ikut dalam Pilpres 2019? Peserta Pilpres 2019 adalah Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
Meski begitu, Andreas mengungkapkan, sejauh ini komunikasi antara Jokowi dan Prabowo terjalin dengan baik.
Selain itu, kata Andreas, alasan PDIP belum mendeklarasikan mengusung kembali Jokowi sebagai capres karena harus melalui pencalonan kader harus melalui mekanisme partai.
Ditambah, AD/ART partai juga telah mengamanatkan kader agar fokus mengawal pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla hingga selesai masa jabatannya.
"Itu perintah AD/ART. Jadi itu enggak perlu teriak-teriak lagi," tandasnya.
Survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menyebut muncul keinginan dari masyarakat agar Presiden Joko Widodo dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto bersatu di Pemilihan Presiden 2019 mendatang. Sekitar 66,9 persen responden menyatakan setuju jika Jokowi berpasangan dengan Prabowo.
"Ada keinginan di masyarakat untuk menggabungkan Jokowi dan Prabowo di 2019. Mayoritas setuju," kata Direktur Utama SMRC Djayadi Hanan.
Dari survei itu juga terlihat, sebanyak 67 persen responden setuju Prabowo menjadi calon wakil presiden pendamping Jokowi. Sementara hanya 28,4 persen yang setuju jika Prabowo menduduki posisi calon presiden dan Jokowi sebagai calon wakil presiden.
Baca juga:
Pertengahan Januari, PKS bakal umumkan capres untuk Pilpres 2019
Gerindra tak akan pernah bahas opsi Prabowo jadi cawapres Jokowi
PKS belum tentu dukung Prabowo di 2019, wacanakan Ahmad Heryawan
Fahri sebut netizen pusing calon presiden cuma Jokowi dan Prabowo
Bikin polling tetapi Prabowo keok, Fadli sebut ada peluang kalahkan Jokowi
Fadli Zon bikin polling 'Jika Pilpres hari ini', Jokowi kalahkan Prabowo
Survei SMRC: Mayoritas masyarakat ingin Prabowo jadi cawapres Jokowi