PDIP Desak Prabowo Minta Maaf Usai Sebut Bung Karno Pakai Alutsista Bekas
Hasto menganggap keliru calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto soal Presiden ke-1 RI Soekarno gunakan alutsista bekas saat bebaskan Irian Barat.
PDIP Desak Prabowo Minta Maaf Usai Sebut Bung Karno Pakai Alutsista Bekas
Sekretaris Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud MD, Hasto Kristiyanto menganggap keliru calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto soal Presiden ke-1 RI Soekarno gunakan alutsista bekas saat bebaskan Irian Barat.
- Pernah Berjuang Bersama, Prabowo Bagikan Momen Tertawa Bareng Ketum PDIP Megawati
- Kader PDIP Belum Dipanggil Jadi Menteri Prabowo, Puan Maharani: Semua Mungkin Terjadi
- Tidak Ada PDIP, Prabowo Umumkan PKB, NasDem hingga PKS Gabung Koalisi Indonesia Maju
- Janji Cak Imin ke Prabowo: Kepala Daerah dari PKB Siap Tegak Lurus dengan Pemerintahan Baru
"Kami ingin meluruskan pernyataan Pak Prabowo. Sepertinya keliru, pada masa Bung Karno menggunakan peralatan bekas. Itu konteksnya berbeda. Banyak peralatan baru yang dipakai oleh Bung Karno guna pembebasan Irian Barat. Seperti peralatan dari Yugoslavia. Bahkan dari yang sebagian dipakai untuk pembebasan Aljazair, bangsa-bangsa Islam banyak merdeka karena campur tangan kepemimpinan Bung Karno," kata Hasto kepada wartawan di Sekretariat Pusat Koordinasi Relawan GP-MMD, Jalan Diponegoro Nomor 72, Jakarta Pusat, Senin (8/1).
"Kita mendapat Hercules C130 dari kepemimpinan Presiden Amerika Serikat Kennedy, itu juga suatu hal yang baru sehingga Pak Prabowo sebagai Menhan sayangnya tidak memahami bagaimana postur angkatan perang kita saat itu," sambung Hasto.
Di era Bung Karno, lanjut Hasto, saat itu alutsista Indonesia merupakan kekuatan angkatan perang terkuat di belahan bumi selatan.
"Ini yang Pak Prabowo seharusnya meminta maaf atas ketidakpahaman terhadap konsepsi pertahanan pada masa Bung Karno yang dipakai untuk pembebasan Irian Barat dan membantu negara negara Asia Afrika termasuk Aljazair, kemudian Pakistan yang mencoba melepaskan diri dari imprealisme Inggris," tegas Hasto.
Lebih lanjut, saat media bertanya mengenai pembelian alutsista bekas, ada kesan Prabowo melempar kesalahan ke DPR, bahkan mengaitkannya dengan partai yang ada di Komisi I DPR, Hasto menjawab berdasarkan pengecekan Komisi I DPR dan presiden terkejut.
"Sebenarnya kalau kami melakukan pengecekan, Komisi I DPR bahkan bapak presiden sendiri terkejut ketika pak Prabowo secara sepihak memutuskan untuk membeli pesawat tempur bekas dari Qatar," ungkap dia.
"Sementara pesawat tersebut pernah ditolak oleh Menhan sebelumnya Prof Yuwono Sudarsono.
Ini menunjukkan penyalahgunaan kewenangan. Tanpa melalui perencanaan yang baik," imbuh Hasto.