PDIP: Kemenangan di Jateng dan Yogyakarta Meneguhkan Sebagai Kandang Banteng
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menyampaikan apresiasi kemenangan Pilkada di Jawa Tengah dan Yogyakarta. Kemenangan ini meneguhkan Jawa Tengah dan Yogyakarta tetap kandang banteng dan Soekarnois.
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menyampaikan apresiasi kemenangan Pilkada di Jawa Tengah dan Yogyakarta. Kemenangan ini meneguhkan Jawa Tengah dan Yogyakarta tetap kandang banteng dan Soekarnois.
"Prinsip ojo pedhot oyot, yang artinya jangan tercerabut dari akar jati diri kita, ternyata telah dibuktikan di lapangan. Sehingga kemenangan di Jawa Tengah dan Yogyakarta adalah kemenangan rakyat Marhaen, meneguhkan sebagai kandang banteng," kata Hasto dalam keterangannya, Jumat (11/12).
-
Bagaimana Pilkada 2020 diselenggarakan di tengah pandemi? Pemilihan ini dilakukan di tengah situasi pandemi COVID-19, sehingga dilaksanakan dengan berbagai protokol kesehatan untuk meminimalkan risiko penularan.
-
Kapan PDIP menang di pemilu 2019? Partai pemenang pemilu 2019 adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan persentase 19.33% dari total suara sah yang diperoleh.
-
Apa saja yang dipilih rakyat Indonesia pada Pilkada 2020? Pada Pilkada ini, rakyat Indonesia memilih:Gubernur di 9 provinsiBupati di 224 kabupatenWali kota di 37 kota
-
Kenapa PDIP menang di pemilu 2019? Kemenangan ini juga menunjukkan bahwa citra dan program kerja yang ditawarkan oleh PDIP dapat diterima oleh masyarakat luas.
-
Di mana Rakernas PDIP diadakan? Mantan calon Presiden (Capres) nomor ururt 03 Ganjar Pranowo menghadiri agenda rapat kerja nasional (rakernas) PDIP di Beach City International Stadium (BCIS), Ancol Jakarta pada Jumat (24/5).
-
Kenapa Pilkada tahun 2020 menarik perhatian? Pilkada 2020 menarik perhatian karena dilaksanakan di tengah pandemi Covid-19. Pilkada di tahun tersebut dilaksanakan dengan penerapan protokol kesehatan ketat untuk menjaga keselamatan peserta dan pemilih.
Kemenangan kader murni PDI Perjuangan di Jawa Tengah dan Yogyakarta tanggung jawab mewujudkan pemerintahan yang baik dan bersih. Kepemimpinan yang baik menghasilkan legitimasi yang kuat di mata rakyat sehingga pada Pilkada 2020 Joko Widodo bisa terpilih dengan raihan 90 persen.
"Bung Karno mengatakan tak ada perjuangan yang sia-sia. Senjata paling hebat menjadi pemimpin adalah menyatu dengan kekuatan rakyat. Itulah strategi utama. Prinsip ini pun selalu disampaikan Ibu Megawati. Apapun isu negatif yang disampaikan seperti isu dinasti politik, Ibu Mega selalu menyerukan bahwa kekuatan utama kita adalah mengorganisir rakyat. Mendekat lah ke rakyat," kata Hasto.
Ketua DPD PDIP Jawa Tengah sekaligus Ketua DPP PDIP, Bambang 'Pacul' Wuryanto menjelaskan dari 21 Pilkada di Jateng, partai banteng menang di 17 wilayah. Berdasarkan quick dan real count sementara serta laporan dari Badan Saksi Pemilu Nasional (BSPN). Sementara target partai 60 persen atau 15 Pilkada alias sudah mencapai target.
"Kami di Jateng punya adagium 'Banteng selalu dalam barisan. Kalau tidak dalam barisan, namanya celeng (babi hutan, red). Banteng tanduknya di kepala buat bertempur kalau ada bahaya. Celeng tanduknya di mulut atau siyung, untuk mencari makan. Jadi kalau ada banteng tidak tegak lurus instruksi Ibu ketua umum, maka mereka itu celeng, jelas bukan banteng," kata Bambang.
Apalagi di Pilkada Kabupaten Pekalongan berhasil menang mengusung Fadia dan Riswadi yang menjabat Wakil Ketua DPRD Kabupaten Pekalongan. Juga di Pilwakot Pekalongan PDIP menempati Achmad Afzan Arslan Djunaid sebagai kader di Pilwalkot Pekalongan.
"Selama ini, Kabupaten Pekalongan juga sulit untuk dimenangkan. Kita bertempur habis-habisan di situ. Kader-kader Banteng sangat solid merapatkan barisan melaksanakan perintah Ibu Ketua Umum. Terbukti," kata Bambang.
"Kali ini, PDI Perjuangan punya kader wali kota. Pilkada Kota Pekalongan itu melalui pertempuran. Seluruh unit pasukan terlibat. Ada semangat pasukan sangat luar biasa untuk memenangkannya saat pilkada kemarin," ucapnya.
Sementara, Yogyakarta yang menggelar tiga Pilkada, PDIP menang di Sleman dan Bantul. Hanya saja sengit di Gunung Kidul. Di Sleman, kader murni PDI Perjuangan dimana Wakil Ketua DPC Danang Miharsa maju, menjadi pemenang. Di Bantul, Wakil Ketua DPC Joko Purnomo juga menjadi calon dan muncul sebagai pemenang.
"Ini kita rebut kembali keduanya karena dulu sempat lepas. Kami mengucapkan terima kasih kepada warga Yogyakarta. Tak sia-sia," ujar Nuryadi, Ketua DPD PDIP Kota Yogyakarta.
Menurut Bambang, kemenangan PDIP di Jateng dan Yogyakarta bukti kaderisasi partai berhasil. Isu-isu negatif banyak coba disebarkan demi upaya mencabut akar Jawa Tengah sebagai Kandang Banteng. Misalnya isu politik dinasti di Pilwalkot Solo. Namun pilkada membuktikan bahwa isu itu tak mempan bagi warga Kandang Banteng.
"Kalau dinasti kalau seperti Raja Jogja. Kalau pilkada seperti Mas Gibran ini kan pilihan rakyat. Kalau dia jelek, pasti gak bakalan dipilih. Dan angka raihannya tak sampai setinggi itu. Yang datang ke TPS juga tinggi hingga 70,71 persen. Perolehannya 86,7 persen. Artinya tingkat legitimasinya tinggi. Jadi Mas Gibran terpilih secara legitimate," pungkas Bambang.
Baca juga:
Dampingi Gibran, Teguh Prakosa Tinggalkan Jabatan di DPRD Solo
PDIP Klaim Geser Dominasi PAN di Sultra Usai Pilkada 2020
Komisi B DPRD DKI Dorong Anies Patuhi Putusan MA Atas Nasib Reklamasi
PDIP Klaim Menang Pilkada di Empat Daerah Jawa Barat
Sekjen Respons Kader PDIP Menangkan 11 Pilkada di Jatim: Kami Tak Sekadar Pengusung
PDIP Jateng Evaluasi Internal usai 4 Jagoannya Kalah Pilkada