PDIP sebut Jokowi tunggu Prabowo umumkan Cawapres
Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah mengantongi lima nama bakal calon wakil presiden (cawapres) yang akan mendampinginya di Pilpres 2019. Namun siapa yang dipilih dari lima nama itu belum juga diumumkan.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah mengantongi lima nama bakal calon wakil presiden (cawapres) yang akan mendampinginya di Pilpres 2019. Namun siapa yang dipilih dari lima nama itu belum juga diumumkan.
Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan) Andreas Hugo Pareira mengungkapkan, dalam menentukan cawapresnya Jokowi juga menunggu deklarasi dari pihak lawan yakni, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Kata dia, siapa cawapres Prabowo akan menentukan apakah cawapres Jokowi dari kalangan partai politik atau profesional.
-
Siapa saja yang ikut dalam Pilpres 2019? Peserta Pilpres 2019 adalah Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
-
Bagaimana hubungan Jokowi dan PDIP merenggang? Diketahui, hubungan Jokowi dengan partai Pimpinan Megawati Soekarnoputri itu merenggang saat keduanya beda pilihan dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
-
Siapa yang menjadi Presiden dan Wakil Presiden di Pilpres 2019? Berdasarkan rekapitulasi KPU, hasil Pilpres 2019 menunjukkan bahwa pasangan calon 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, meraih 85.607.362 suara atau 55,50%, sementara pasangan calon 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, meraih 68.650.239 suara atau 44,50%.
-
Kapan PDIP menang di pemilu 2019? Partai pemenang pemilu 2019 adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan persentase 19.33% dari total suara sah yang diperoleh.
-
Kenapa PDIP bisa menjadi partai pemenang Pemilu 2019? PDIP berhasil menarik pemilih dengan agenda-agenda politiknya dan berhasil meraih kepercayaan masyarakat. Dengan perolehan suara yang signifikan, PDIP memperoleh kekuatan politik yang kuat dan pengaruh yang besar dalam pemerintahan.
-
Dimana Prabowo Subianto kalah dalam Pilpres 2019? Namun sayang, Ia kalah dari pasangan Jokowi-Ma'aruf Amin.
"Tergantung bagaimana pihak sebelah mengeluarkan siapa, ya inikan kayak orang main catur ini jadi di last minute kita lihatlah nanti," kata Andreas di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (12/7).
Anggota Komisi I DPR ini menilai, sangat rasional jika Jokowi memilih cawapresnya dari kalangan politisi demi menjaga kesatuan koalisi. Namun, lanjut dia, aspek elektoral harus juga diperhatikan untuk bisa memenangkan pemilihan orang nomor satu di Indonesia itu.
"Itu salah satu pertimbangan yang rasional kalau kita mengatakan seperti itu, tapikan harus mempertimbangkan aspek elektoralnya nanti," ungkapnya.
Kedati demikian, Andreas menambahkan, semua kalangan baik partai politik, TNI, akademisi, ataupun profesional memiliki peluang yang sama untuk diusung oleh Mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
"Saya kira semua mempunyai kesempatan yang sama cuma sekarang kita lihat harus memperhatikan dari pihak sebelah mengeluarkan siapa," ucapnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengatakan, partai politik pendukung hingga kini masih menggodok sejumlah nama cawapres yang layak mendampinginya di Pilpres 2019. Dari 10 nama yang beredar selama ini, sudah mengerucut menjadi lima cawapres.
"Sepuluh mengerucut ke lima," ujar Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Rabu (11/7).
Baca juga:
Jokowi disarankan pilih Cawapres yang mampu tangkal isu SARA
Membaca kemungkinan Golkar tinggalkan Jokowi
PSI prediksi Cawapres Jokowi sudah dikenal masyarakat
SBY ajukan kontrak politik dan 5 syarat capres yang didukung Demokrat
SBY ungkap Demokrat punya tiga opsi di Pilpres 2019
Yahya Staquf soal TGB dukung Jokowi: Itu hak politik beliau