Keras! Sekjen PDIP Bilang Prabowo-Gibran Cermin Jokowi Tiga Periode
Pernyataan Jokowi boleh mendukung capres menimbulkan sentimen negatif
Pernyataan Jokowi boleh mendukung capres menimbulkan sentimen negatif
Keras! Sekjen PDIP Bilang Prabowo-Gibran Cermin Jokowi Tiga Periode
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menilai, pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahwa Presiden boleh berkampanye dan berpihak telah menciptakan sentimen sangat negatif.
Hasto menyebut, apa yang disampaikan Presiden Jokowi juga mencerminkan ambisi melanggengkan presiden tiga periode. Wacana itu telah ditolak oleh PDIP.
“Apa yang disampaikan Pak Jokowi akhirnya membuktikan bahwa pasangan Prabowo-Gibran merupakan cermin Jokowi tiga periode yang selama ini ditolak oleh PDI Perjuangan," kata Hasto, dalam keterangan resmi, Kamis (25/1).
Menurut Hasto, pernyataan Presiden Jokowi selain melanggar etika politik, juga melanggar pranatan kehidupan bernegara yang baik.
“Bayangkan saja, Pak Jokowi ini sudah menjabat presiden dua periode, dan konstitusi melarang perpanjangan jabatan. Dengan ketegasan Pak Jokowi untuk ikut kampanye, artinya menjadi manifestasi tidak langsung dari ambisi kekuasaan tiga periode," tegas Hasto.
“Publik kini mempersoalkan kembali berbagai rekayasa hukum yang dilakukan di MK untuk meloloskan Gibran Rakabuming Raka," sambung Hasto.
Kata Hasto, karena ambisi 3 periode tersebut maka kini rakyat paham, mengapa Presiden Jokowi sampai begitu bersemangat membuntuti kampanye capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo di berbagai daerah khususnya di Jawa Tengah, Jawa Timur Lampung, dan NTT.
“Sebab Ganjar Pranowo itu presiden rakyat, dekat dengan wong cilik, memiliki program rakyat miskin yang diterima luas, dan menampilkan model kepemimpinan yang menyatu dengan rakyat," papar Hasto.
Belum lagi, kata Hasto, ketegasan Prof Mahfud MD sebagai pasangan Ganjar.
“Itulah yang ditakutkan dari Ganjar-Mahfud, sampai lebih sepertiga pengusaha penyumbang perekonomian nasional pun dikerahkan untuk dukung Paslon 02," tambah Hasto.
Lebih lanjut, Hasto berpandangan, pernyataan Presiden Jokowi yang disampaikan di depan Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto hingga jajaran TNI juga sangat tidak elok.
“TNI adalah kekuatan pertahanan yang seharusnya netral. Namun hal tersebut justru mengungkapkan motif sepertinya ingin melibatkan TNI, setidaknya secara psikologis," ujar Hasto.
“Jadi akhirnya terjawab mengapa banyak intimidasi. Ganjar-Mahfud dikepung dari seluruh lini, meski kami meyakinan kekuatan rakyat tidak bisa dibendung dan akan menjadi perlawanan terhadap kesewenang-wenangan yang terjadi," imbuh Hasto.