PDIP Soal Hubungan Mega-Paloh: Tak Ada Perkawanan dan Permusuhan yang Abadi
PDIP Soal Hubungan Mega-Paloh: Tak Ada Perkawanan dan Permusuhan yang Abadi. Basarah menjelaskan dalam dunia politik setiap partai politik selalu menghitung kepentingan. Sehingga wajar jika dinamika politik selalu berubah.
Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Ahmad Basarah menegaskan tidak ada hubungan pertemanan yang abadi dalam dunia politik. Hal itu, ia katakan, saat merespons pertanyaan soal hubungan antara Ketua Umumnya, Megawati Soekarnoputri dengan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh.
"Ya kalau saya melihat hubungan antarpartai politik, tentu kita harus membaca hubungan antarkepentingan. Tidak ada perkawanan yang abadi dan permusuhan yang abadi, yang ada adalah kepentingan itu sendiri," kata Basarah di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (8/11).
-
Kapan Surya Paloh bertemu dengan Prabowo dan menegaskan dukungan NasDem terhadap pemerintahannya? Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh bertemu dengan presiden terpilih 2024-2029 Prabowo Subianto, di Kertanegara, Jakarta, Kamis (25/4). Dalam pertemuan itu, Surya Paloh menegaskan dukungan terhadap pemerintahan Prabowo dengan Gibran Rakabuming Raka nanti
-
Bagaimana hubungan Jokowi dan PDIP merenggang? Diketahui, hubungan Jokowi dengan partai Pimpinan Megawati Soekarnoputri itu merenggang saat keduanya beda pilihan dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
-
Mengapa Prabowo dan SBY ingin bertemu Megawati? Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyatakan keinginan untuk melakukan pertemuan dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
-
Apa yang dibicarakan Prabowo dan Surya Paloh mengenai jatah menteri di kabinet? "Saya kira Pak Prabowo pasti sudah punya rumusan sendiri yang itu sudah rumusan, itu sudah muncul pembicaraan antara ketua umum partai politik terutama yang di Koalisi Indonesia Maju," kata Doli, saat diwawancarai di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (25/4).
-
Apa yang ingin dilakukan Prabowo dan SBY terhadap Megawati? Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyatakan keinginan untuk melakukan pertemuan dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
-
Apa yang dikatakan Habiburokhman tentang hubungan Jokowi dan PDIP? Habiburokhman menyebut, sejumlah orang yang kalah pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 sudah move on, usai pesta demokrasi tersebut dianggap berakhir. "Mungkin dari 100 persen sudah 60 persen orang move on. Kemudian juga tahapan kedua hari ke hari misalnya adanya statement dukungan, statement selamat dari kepala-kepala negara penting di dunia itu mungkin membuat sekitar 80 persen orang move on. Terakhir penetapan KPU kemarin mungkin sudah 95 persen orang move on," jelasnya.
Basarah menjelaskan dalam dunia politik setiap partai politik selalu menghitung kepentingan. Sehingga wajar jika dinamika politik selalu berubah.
"Saya kira dalam perspektif itu kita harus membaca segala macam dinamika dan aktifitas pimpinan-pimpinan parpol sebagai bagian dari satu dinamika politk yang wajar-wajar saja. Jangan dikaitkan di dalam hubungan yang bersifat personal," ungkapnya.
Wajar dari Koalisi Jadi Berseberangan
Dalam politik, lanjutnya, wajar jika ada yang tadinya berkoalisi tetapi kemudian tidak berkoalisi. Semua partai harus menghormati keputusan partai lainnya.
"Jadi antara berpisah dan bertemunya grup ring dan re-group dalam satu hubungan partai politik harus kita baca sebagai satu dinamika yang normal dalam hubungan parpol dalam menjaga kepentingan partainya masing-masing," jelasnya.
Basarah kemudian mengungkit pertemuan antara Surya Paloh dengan Presiden PKS Sohibul Iman. Menurutnya, pertemuan itu bagian penjajakan NasDem untuk Pilpres 2024.
"Dan kami dari PDIP memegang teguh etika politik bahwa kita tidak boleh memasuki yurisdiksi organisasi parpol lain, karena masing punya anggaran dasar dan anggaran rumah tangga sendiri-sendiri, masing-masing punya kedaulatan untuk menentukan langkah-langkah politik apa yang akan diambil," ucapnya.
(mdk/eko)