Cerita di Balik Maruarar Hengkang dari PDIP
Ara mengatakan, keputusan itu melalui pertimbangan yang matang, salah satunya berdiskusi dengan orang tua dan keluarga.
Ara mengatakan, keputusan itu melalui pertimbangan yang matang, salah satunya berdiskusi dengan orang tua dan keluarga.
Cerita di Balik Maruarar Hengkang dari PDIP
Mantan politikus PDI Perjuangan Maruarar Sirait mengungkap alasan di balik keputusannya keluar dari partai dipimpin Megawati Soekarnoputri tersebut.
Ara sapaan Maruarar mengatakan, keputusan itu melalui pertimbangan yang matang, salah satunya berdiskusi dengan orang tua dan keluarga.
"Ya tentu saya lama ya di PDI perjuangan, bahkan orang tua kami pendiri PDI tahun 1973," kata Ara dalam wawancara khusus dengan Liputan6 dikutip merdeka.com, Rabu (17/1).
Ara mengakui keputusannya hengkang dari PDI Perjuangan tidak mudah. Terlebih, jika mengingat perjuangannya dan orang tua sebagai salah satu pendiri partai berlambang banteng bermoncong putih tersebut.
Kenang Perjuangan
"Waktu saya kecil, SD itu saya sudah pasang di Bunderan HI itu spanduk PDI tahun 1982 kalau tidak salah, itu kelas 6 SD ya. Terus tahun 1987 saya sudah jadi saksi di TPS kelas 2 SMA namanya di Jalan Bakti dekat rumah kami di Bintaro dul," kata Ara.
"Kemudian di 27 Juli saya ikut membela teman-teman saya yang dikepung di Ponegoro di jalan yang sama dengan rumah saya sekarang di ujung itu kantor PDI Perjuangan saya ada di situ untuk membela teman-teman saya yang ada di sana dan ya cukup panjang dua kali mengurus menjadi pengurus PDI Perjuangan Jawa Barat, dua kali menjadi Ketua DPP PDI Perjuangan tahun 2008 gitu sampai 2023 saya memimpin Pemuda Taruna Merah Putih tentu suatu keputusan yang tidak mudah," imbuh Ara.
Konsultasi dengan Keluarga
Ara mengakui sebelum memutuskan keluar dari PDI Perjuangan sempat berkonsultasi kepada orang tua. Terutama kepada sang ibu yang menurutnya mengikuti sekali perjalanan PDI dan PDI perjuangan karena sang ayah pernah menjadi sekretaris jenderal PDI selama 13 tahun dari 1973 sampai 1986.
"Ya tentu juga dengan keluarga dengan istri dan anak-anak dengan teman-teman terdekat ya dengan sahabat-sahabat dan juga tentu saya berdoa ya kepada Tuhan," ujar Ara.
Ara mengungkap keputusannya keluar dari PDI Perjuangan tidak lepas dari perbedaan sikap koleganya di partai terkait Pilpres 2024 dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Perbedaan sikap politik itulah yang membuat Ara harus mengambil keputusan pilihan politik yang diyakini hatinya benar untuk diikuti.
"Jujur ya di Pilpres ini saya melihat ada perbedaan yang cukup besar ya antara apa yang disampaikan oleh teman-teman di PDI Perjuangan dengan apa yang masyarakat atau saya pikirkan tentang apa yang dilakukan oleh Bapak Jokowi," kata Ara.
Ara resmi mundur dan pamit dari PDI Perjuangan dan telah mengembalikan Kartu Tanda Anggota (KTA) ke DPP PDI Perjuangan. Ara mengucapkan terima kasih diberi kesempatan berbakti selama berlabuh di PDI Perjuangan dipimpin oleh Megawati Soekarnoputri tersebut.
"Tadi saya sudah ketemu dengan bapak Utut Adianto Wakil Sekjen, dan juga bapak Budianto Chen. Saya ucapkan terimakasih kepada Ibu Mega Mas Hasto dan jajaran partai yang selama ini sudah mengizinkan saya berbakti melalui PDI Perjuangan," kata Maruarar di DPP PDI Perjuangan, Jakarta, Senin (15/1).