PDIP tak mau buru-buru daftarkan Jokowi dan pasangannya ke KPU
Politisi PDI Perjuangan Puan Maharani mengatakan, partainya tidak mau terburu-buru mendaftarkan calon presiden dan calon wakil presiden untuk Pilpres 2019 mendatang. Meskipun, calon presiden yang diusung PDIP yaitu Jokowi merupakan incumbent.
Politisi PDI Perjuangan Puan Maharani mengatakan, partainya tidak mau terburu-buru mendaftarkan calon presiden dan calon wakil presiden untuk Pilpres 2019 mendatang. Meskipun, calon presiden yang diusung PDIP yaitu Jokowi merupakan incumbent.
"Tidak ada aturan yang menyatakan bahwa incumbent atau capres incumbent harus duluan," kata Puan di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (11/7).
-
Siapa saja yang ikut dalam Pilpres 2019? Peserta Pilpres 2019 adalah Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
-
Bagaimana hubungan Jokowi dan PDIP merenggang? Diketahui, hubungan Jokowi dengan partai Pimpinan Megawati Soekarnoputri itu merenggang saat keduanya beda pilihan dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
-
Kapan PDIP menang di pemilu 2019? Partai pemenang pemilu 2019 adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan persentase 19.33% dari total suara sah yang diperoleh.
-
Kenapa PDIP bisa menjadi partai pemenang Pemilu 2019? PDIP berhasil menarik pemilih dengan agenda-agenda politiknya dan berhasil meraih kepercayaan masyarakat. Dengan perolehan suara yang signifikan, PDIP memperoleh kekuatan politik yang kuat dan pengaruh yang besar dalam pemerintahan.
-
Bagaimana PDIP bisa menang di pemilu 2019? PDIP berhasil meraih kemenangan yang signifikan dalam pemilu 2019 dan menjadi partai pemenang dengan persentase suara tertinggi, menunjukkan popularitas dan kepercayaan yang dimiliki oleh partai ini di mata masyarakat Indonesia.
-
Kenapa PDIP menang di pemilu 2019? Kemenangan ini juga menunjukkan bahwa citra dan program kerja yang ditawarkan oleh PDIP dapat diterima oleh masyarakat luas.
Puan mengatakan, partainya dan partai pengusung Jokowi lainnya tetap akan mengikuti mekanisme pendaftaran capres-cawapres yang telah ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU).
"Ya sesuai aturan saja. Karena pendaftaran, ya kita daftar. Nanti pendaftarannya dimulai awal Agustus sampai tanggal 10 Agustus 2018," ucap Puan.
Puan berpendapat, saat ini partai politik masih saling melihat kekuatan calon presiden dan calon wakil presiden yang akan didaftarkan ke KPU.
"Semuanya saling melihat, bukan cuma kita saja, partai pemerintah. Partai di luar pemerintah saling melihat siapa calonnya, siapa pendampingnya, bagaimana kekuatannya dan lain-lain. Jadi dinamika politik seperti ini wajar saja," ujar Puan.
Ia juga tidak mempersoalkan partai politik yang belum mendukung Joko Widodo di Pilpres 2019, akan mengumumkan capres dan cawapresnya setelah Jokowi menentukan pilihan pendampingnya nanti.
"Boleh-boleh saja, sampai saat ini kan peserta pemilu yang bisa mencalonkan capres dan cawapres sesuai undang-undang, kan 10 partai yang ada di DPR," terang Puan.
Sementara, untuk sosok cawapres Jokowi, Puan, mengungkapkan, saat ini telah mengerucut sebanyak lima nama. Meski demikian, ia menambahkan bahwa nama-nama tersebut masih dilakukan penggodokan hingga menghasilkan satu nama nantinya yang akan mendampingi Jokowi di Pilpres 2019 mendatang.
"Ya sekarang sudah mulai mengerucut siapa yang kemudia partai mendukung Pak Jokowi dan sisanya yang belum punya capres atau cawapres yang sudah dideclare," tandas Puan.
Reporter: Hanz Salim
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Menakar loyalitas Golkar usai pertemuan Airlangga dan SBY
Bamusi: Dibanding CT atau TGB, Mahfud MD bisa perkuat Jokowi
Tak ingin seperti 'toko sebelah', Sandiaga ungkap sederet bakal Cawapres Prabowo
Usai bertemu SBY, Airlangga tegaskan Golkar konsisten dukung Jokowi
Prabowo diingatkan hati-hati memilih Cawapres
PPP: Peluang cawapres Jokowi dari parpol atau non parpol sama besarnya