PDIP usung Djarot di Pilgub Sumut, petahana tersudut
Keputusan PDIP mengusung Djarot Saiful Hidayat sebagai bakal calon gubernur Sumut, semakin memanaskan percaturan politik di daerah ini. Pilihan Ketua DPP Megawati Soekarnoputri itu membuat posisi petahana, Tengku Erry Nuradi, berada di ujung tanduk.
Keputusan PDIP mengusung Djarot Saiful Hidayat sebagai bakal calon gubernur Sumut, semakin memanaskan percaturan politik di daerah ini. Pilihan Ketua DPP Megawati Soekarnoputri itu membuat posisi petahana, Tengku Erry Nuradi, berada di ujung tanduk.
Terpojoknya Tengku Erry sesungguhnya berawal dari langkah Golkar (17 kursi di DPRD Sumut) yang berencana menarik dukungannya dari Ketua DPW Partai NasDem Sumut itu dan mengalihkannya kepada pasangan Edy Rahmayadi-Musa Rajekshah. Padahal partai berlambang pohon beringin sejak awal resmi mendukung Erry.
-
Apa yang dikatakan Habiburokhman tentang hubungan Jokowi dan PDIP? Habiburokhman menyebut, sejumlah orang yang kalah pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 sudah move on, usai pesta demokrasi tersebut dianggap berakhir. "Mungkin dari 100 persen sudah 60 persen orang move on. Kemudian juga tahapan kedua hari ke hari misalnya adanya statement dukungan, statement selamat dari kepala-kepala negara penting di dunia itu mungkin membuat sekitar 80 persen orang move on. Terakhir penetapan KPU kemarin mungkin sudah 95 persen orang move on," jelasnya.
-
Siapa saja yang diusulkan untuk diusung oleh PDIP di Pilgub DKI 2024? Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan partainya masih mencermati nama-nama tokoh yang diusulkan untuk diusung sebagai calon gubernur dan calon wakil gubernur DKI Jakarta pada Pilkada serentak 2024.
-
Siapa yang ditunjuk sebagai ketua tim pemenangan pasangan Ridwan Kamil - Suswono di Pilgub DKI Jakarta? Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus akhirnya menunjuk Bendahara Umum (Bendum) Partai NasDem, Ahmad Sahroni sebagai ketua pemenangan untuk pasangan Ridwan Kamil - Suswono di Jakarta.
-
Apa tugas Ahmad Sahroni di Pilgub DKI Jakarta? Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus akhirnya menunjuk Bendahara Umum (Bendum) Partai NasDem, Ahmad Sahroni sebagai ketua pemenangan untuk pasangan Ridwan Kamil - Suswono di Jakarta.
-
Bagaimana hubungan Jokowi dan PDIP merenggang? Diketahui, hubungan Jokowi dengan partai Pimpinan Megawati Soekarnoputri itu merenggang saat keduanya beda pilihan dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
-
Kapan hasil PSU DPD RI Sumbar diumumkan? Perolehan suara itu dibacakan langsung oleh Ketua KPU Sumbar Surya Efitrimen pada Sabtu, (20/7) siang.
Jika Golkar benar jadi mengalihkan dukungannya, Tengku Erry praktis hanya didukung Partai NasDem (5 kursi di DPRD Sumut), PKB (3) dan PKPI (3). Dua partai terakhir bahkan juga santer disebut bakal mengalihkan dukungan. Seandainya terjadi, langkah politik itu bakal semakin menyulitkan petahana.
Dengan penunjukan Djarot, hanya tersisa Partai Demokrat (14), Partai Hanura (10), PPP (4), yang memungkinkan untuk diajak berkoalisi. Namun, partai-partai ini tentu juga jadi incaran PDIP (16) untuk mencukupi syarat minimal 20 kursi.
Berkoalisi dengan Partai Demokrat dipercaya sulit direalisasikan PDIP. Namun, Tengku Erry pun tak akan mudah mendapatkan dukungan dari partai yang dipimpin Susilo Bambang Yudhoyono ini.
Hal ini disebabkan Ketua DPD Partai Demokrat Sumut, Jopinus Ramli (JR) Saragih, sejak jauh-jauh hari telah melakukan sosialisasi. Bupati Simalungun ini menunjukkan hasratnya untuk menjadi gubernur.
Saat ini pun santer pula beredar kabar PKB dan PKPI menarik dukungannya dari Tengku Erry dan akan bergabung dengan Partai Demokrat. Mereka akan mendukung JR Saragih yang berpasangan dengan Ance Selian, Ketua DPW PKB Sumut. Namun kabar ini belum terkonfirmasi.
"Kita tunggu saja lah, enggak etis saya bicara itu... Saya kebetulan mau ke Jakarta sore ini, mau mendengarkan itu. Tunggu besok saja saya infokan. Karena keputusannya dari DPP," kata Wakil Ketua DPD Demokrat Sumut, Hendrik Sitompul, Rabu (4/1).
Tanpa kehadiran Golkar, opsi paling memungkinkan bagi Tengku Erry adalah mengharapkan dukungan Hanura. Terlebih kader partai ini yang juga Wakil Gubernur Sumut, Brigjen TNI Nurhajizah Marpaung, hanya mendaftar sebagai calon wakil gubernur.
Namun, dukungan Hanura baru memiliki arti jika PKB dan PKPI tidak mengalihkan dukungannya. Bukan tidak mungkin pula Hanura juga akan berkoalisi dengan PDIP. Penggabungan ini menghasilkan 26 kursi.
PDIP sendiri diyakini tak akan kesulitan untuk memenuhi syarat 20 kursi untuk mendukung Djarot. Mereka cuma butuh 4 kursi lagi. Mengingat Hanura dan PPP masih belum menyatakan sikapnya, PDIP dapat saja dengan salah satu atau kedua-keduanya.
Sejauh ini, baru pasangan Pangkostrad Letjen TNI Edy Rahmayadi-Musa Rajekshah yang diprediksi melenggang tenang untuk mendaftar ke KPU. Pasangan ini diusung koalisi Gerindra (13), PKS (9) dan PAN (6).
Menyusul pasangan ini, PDIP pun menyatakan mengusung Djarot tanpa menyebut calon wakilnya. Megawati menyatakan alasannya menunjuk mantan Gubernur DKI itu karena melihat gubernur Sumut selalu bermasalah dengan hukum. "Saya pikir kok enggak ada yang mampu, saya putar-putar, saya pikir eh kok ada orang dekat saya lupakan. Menurut saya orang ini bisa, ya sudah Pak Djarot," kata Megawati di kantor DPP PDIP Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Kamis (4/1).
Langkah-langkah politik tentu semakin intens dilakukan menyusul keputusan PDIP ini. Apa pun masih dapat terjadi hingga menit akhir pendaftaran pada 8 Januari nanti.
(mdk/bal)