Pecat Gede Pasek, petinggi Demokrat dinilai pamer kekuasaan
Menurut Hamdi, seharusnya Demokrat tak membawa masalah internal partai ke DPR.
Pengamat politik Universitas Indonesia, Hamdi Muluk menilai tindakan Partai Demokrat yang memecat kadernya Gede Pasek Suardika merupakan masalah yang sangat serius. Menurut Hamdi, yang bisa memberikan pemberhentian antar waktu (PAW) terhadap Pasek adalah anggota konstituennya.
"Dalam prinsip demokrasi, yang boleh mem-PAW adalah anggota konstituen. Jika Pasek bisa di-PAW itu jika anggota konsekuen menilai Pasek tidak bagus tidak produktif. Jadi bukan karena masalah suka atau tidak suka," ujar Hamdi saat diskusi di RM Bumbu Desa Cikini, Senin (27/1).
Menurut Hamdi, seharusnya Demokrat tak membawa masalah internal partai ke DPR. Pemecatan Pasek, itu merupakan bukti kalau internal Demokrat sedang mengalami gesekan.
"Itu tentu menjatuhkan kredibilitas penguasa," katanya.
Sementara itu, Pasek menilai pemecatan dirinya harus sesuai dalam undang-undang yang berlaku dan tidak berdasarkan suka atau tidak suka. Pasek juga meminta Demokrat menjelaskan perihal pemecatannya yang disebut telah melanggar kode etik.
"Sekarang saya melanggar yang mana? Saya antar sahabat (Anas), masak partai marah besar, saya dampingi sahabat masak marah," tutur Pasek.