Pengamat LIPI: Airlangga Mampu Membuat Golkar Utuh dan Stabil
"Harus diakui Airlangga mampu membuat Golkar tetap utuh dan stabil sebagai institusi pasca kasus yang menimpa Setya Novanto yang saat itu menjadi Ketua Umum," ujarnya saat dihubungi merdeka.com, Rabu (20/10).
Pengamat politik LIPI, Wasisto Raharjo Jati, menilai Partai Golkar di usianya yang telah mencapai 57 tahun telah menjadi partai yang modern dan independen. Wasis juga memuji kepemimpinan Airlangga Hartarto yang mampu menjaga harmonisasi partai pasca gonjang ganjing ketua umum terdahulu.
"Harus diakui Airlangga mampu membuat Golkar tetap utuh dan stabil sebagai institusi pasca kasus yang menimpa Setya Novanto yang saat itu menjadi Ketua Umum," ujarnya saat dihubungi merdeka.com, Rabu (20/10).
-
Bagaimana Airlangga Hartarto mengelola potensi konflik di dalam Partai Golkar? Lanjut Dedi, Airlangga juga mampu merawat infrastruktur partai dengan mengelola potensi konflik yang baik.
-
Bagaimana Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Golkar? Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Partai Golkar ke-11 sejak pertama kali dipimpin Djuhartono tahun 1964.
-
Apa yang diklaim Airlangga sebagai pencapaian Partai Golkar? "Dengan demikian Partai Golkar mengalami kenaikan dan dengan Partai Golkar mengalami kenaikan, Partai Golkar juga yang mendukung Pak Prabowo dan Mas Gibran bisa berkontribusi kepada kemenangan Bapak Prabowo Subianto dan Mas Gibran Rakabuming Raka," tutup Airlangga.
-
Siapa yang menyampaikan keinginan aklamasi untuk Airlangga Hartarto dalam memimpin Golkar? Untuk informasi, kabar adanya keinginan aklamasi dari DPD I dalam penunjukkan Airlangga kembali memimpin Partai Golkar disampaikan Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar Lodewijk F. Paulus.
-
Kapan Partai Golkar didirikan? Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya tahun 1964 oleh Angkatan Darat digunakan untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik.
-
Kenapa Partai Golkar didirikan? Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya tahun 1964 oleh Angkatan Darat digunakan untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik.
Meski demikian, Wasis menyarankan, Airlangga terus meningkatkan komunikasi politiknya agar lebih membumi di akar rumput. Menurut Wasis, transformasi Golkar dari ‘golongan’ menjadi sebuah ‘partai’, telah menandai adanya Golkar sebagai partai modern yang independen, dan terlepas dari bayang-bayang pemerintah Orde Baru.
Wasis juga memuji Akbar Tanjung yang saat itu mampu membawa Golkar untuk melakukan transformasi dari ‘golongan’ menjadi sebuah ‘partai modern’ di tahun 1999. Sehingga mampu menjadi pemenang kedua Pileg 1999 dan pemenang utama di Pileg 2004.
Menurut Wasis, sistem kaderisasi di Partai Golkar juga berjalan dengan baik. Karena partai ini sudah lama dan sangat berpengalaman di pusat kekuasaan, baik pusat maupun daerah. Hal itu juga menjadi daya tarik bagi elit lain dan pemilih untuk tetap memilih Golkar.
Kemudian, relasi antar faksi internal partai berjalan seimbang dan dinamis. "Tidak ada faksi yang menjadi veto player, seperti partai lainnya yang cenderung jadi partai personal seperti Mega di PDIP, Prabowo di Gerindra dan SBY di Demokrat," tambah Wasis.
Salah satu kunci yang bisa membuat Golkar kuat menurut Wasis, adalah membangun relasi yang mutual dan harmonis antara partai dan sayap organisasi partai itu sendiri.
Karena Golkar terdiri dari berbagai macam organisasi lintas profesi sebagai pendiri partai maka relasi dengan kader di organisasi sayap maupun pemilih di akar rumput adalah kuncinya.
"Hal ini yang patut dicontoh partai lain karena seringkali terjadi kesenjangan struktural antara elit partai, kader organisasi sayap, maupun pemilih itu sendiri dimana peran organisasi sayap partai sering dikesampingkan dari proses pembuatan kebijakan strategis partai," ujar Wasis.
Kondisi tersebut membuat banyak partai hanya mengandalkan ketokohan yang ironisnya nanti juga menentukan hidup matinya partai itu.
"Golkar bisa adaptif dan selalu berada dalam arena kekuasaan karena komunikasi internal secara institusional berjalan hingga ke sayap sehingga menimbulkan kepercayaan politik bagi kader sayap partai untuk membesarkan Golkar," ungkapnya.
Baca juga:
Tangkap Lagi Kader Golkar, KPK Tegaskan Tak Berpolitik
Baliho Disebut Ketinggalan Zaman, Golkar Nilai Semua Bentuk Kampanye Ada Manfaat
Golkar-PDIP Berhubungan Baik, Duet Airlangga-Ganjar Dinilai Cocok di Pilpres 2024
Selama Dipimpin Airlangga, Golkar Dinilai Bebas Intrik yang Rugikan Partai
Golkar Soal Kembalinya Mantan Kader: Sesuatu yang Baik dan Positif, Kenapa Tidak
Kasus Suap Azis Syamsuddin, KPK Periksa Mantan Wali Kota Tanjungbalai